Rabu, 06 Juni 2012

City of Bones by Cassandra Clare


City of Bones...

Satu lagi buku fantasi yang bercerita tentang nephilim, vampir, manusia serigala, dan sejenisnya. Adalah Clary, seorang remaja wanita yang tadinya “biasa-biasa” saja, yang sehari-harinya bergaul dan berkawan akrab dengan Simon, harus menghadapi kenyataan bahwa Ibunya dan teman akrab ibunya, Luke, merupakan Sang Pemburu Bayangan, nephilim yang lahir dari manusia dan malaikat, dan mempunyai masa lalu yang rumit, tidak seperti kehidupan mereka selama ini yang terkesan datar, dengan pekerjaan ibunya sebagai pelukis.

Awal dari terbongkarnya identitas asli Clary yaitu ketika Ibunya menghilang. Clary yang pada saat kejadian sedang berada di suatu cafe melihat hal yang seharusnya tidak bisa ia lihat (karena Simon tidak bisa melihatnya) yaitu segerombol pemburu bayangan yang salah satunya adalah Jace. Maka saat mengetahui bahwa ibunya telah menghilang, maka Jace-lah harapan Clary untuk membantu menemukan ibunya. Di saat pencarian inilah timbul fakta-fakta baru yang seharusnya tidak Clary ketahui, diantaranya ialah bahwa pikirannya secara rutin dihapuskan, hingga tetangga satu apartemennya yang tinggal di bawah apartemennya ternyata juga bukan manusia biasa. Banyak petualangan dan (akhirnya) kisah percintaan yang terjadi di kala Clary dan Jace berusaha untuk menelusuri jejak masa lalu dan terutama mencari ibunya, salah satu kejadian yang sangat mencengangkan ialah ketika Clary akhirnya mengetahui ayah kandungnya, bukan itu saja, ternyata Clary pun punya saudara yang sungguh tidak disangka-sangka.

Well, buku ini sangat ringan untuk dibaca, begitu mengalir, dengan font yang tidak terlalu kecil, sehingga tanpa terasa telah banyak halaman yang kita lewati. Namun secara penceritaan, buku ini akhirnya menekankan pada kisah cinta dua nephilim antara Jace dan Clary yang ternyata tidak semulus perkiraan mereka. Karena diam-diam Simon juga begitu mengagumi Clary. Buku ini juga telah menginspirasi adanya komunitas TMI (The Mortal Instrument) Indonesia berdasarkan kisah dan senjata-senjata yang muncul di buku ini.

Well, bagi saya pribadi, buku ini kurang begitu menarik, karena seolah dipaksakan bahwa nephilim itu hidup memang seperti manusia biasa, bahkan pikiran saya menerawang melihat Jace itu laiknya Edward Cullen di Twilight Series. Mungkin karena sudah terlalu banyak genre buku sejenis ini, yang membuat saya berpikiran kisah ini terlalu konyol, terlalu fantasi, belum lagi terlalu cinta-cintaan, hingga benak saya sendiri masih belum bisa membayangkan, sebenarnya Jace dan Clary itu makhluk seperti apa.

Rate dari saya 3 dari 5 bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar