Jumat, 15 Januari 2016

Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan - Fitrawan Umar

27845871

Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan. Saya rasa semua lelaki akan berpendapat seperti itu, dan kebetulan Fitrawan Umar mengangkat judul ini sebagai judul buku pertamanya, untuk memberi pencerahan bagi para laki-laki mungkin? :D

Dari segi judul dan cover buku, jujur saja pikiran saya menilai buku ini merupakan sebuah buku sastra berat semacam Eka Kurniawan atau SDD, namun setelah mulai dibuka, perkiraan saya salah total. Buku ini malah merupakan buku romantis, yang agak menye-menye, dan mempunyai tokoh sepasang Ymahasiswa yang masih beradadalam tahap Young-Adult.

Adalah Renja, seorang mahasiswa yang CLBK pada seorang mahasiswi bernama Adelia. Kejutannya, Adel ini merupakan teman SD dari Renja, yang hanya sempat berteman secara singkat saja dengan Renja. Kasus tipu-menipu yang dilakukan oleh ayah Adel-lah yang membuat Adel harus keluar dari SD tersebut, dan pindah, guna menghindari amuk massa. Dalam CLBK-nya, Renja tak semudah itu mendapat apa yang diinginkannya, rupanya Adel sudah kepincut dengan seorang mahasiswa senior yang jabatannya di kampus tak main-main, Ketua BEM! Dengan dibantu sahabat karibnya di kampus, Rustang, Renja berusaha mendapatkan cinta Adel, tak peduli apapun rintangannya. Tak itu saja, sikap Adel yang susah ditebak itulah yang membuat Renja semakin sadar, bahwa wanita itu merupakan makhluk yang sangat sulit untuk dimengerti.

Walaupun termasuk buku yang bisa dibilang bergenre romance, banyak hal positif dan hal baru yang ditawarkan di dalam buku ini. Setting buku yang berada di wilayah Sulawesi Selatan (sesuai dengan asal si penulis) menjadi daya tarik tersendiri buku ini. Bukan hanya dikenalkan dengan Makassar, pembaca pun disuguhi kota lainnya, yaitu Pinrang dan Sidrap, sebuah setting yang bisa dibilang sekarang ini sangat jarang ditemui. Penulis mampu membawa pembaca menelusuri kawasan Sulawesi bagian Selatan secara apik, sekaligus merupakan media promosi yang baik untuk pariwisata di wilayah terebut. Memang, penulis tak secara gamblang menjelaskan alam Sulawesi Selatan, namun tetap hal ini menjadi kekuatan yang beda yang bisa ditawarkan oleh buku ini.

Dunia perkampusan pun tak luput dibawa oleh penulis di dalam buku ini. Seluk-beluk dunia organisasi kampus dibeberkan di sini, mulai dari keaktifan Renja, Adel, dan Rustang di BEM kampus, suasana perploncoan mahasiswa teknik baru, sampai unjuk rasa-unjuk rasa yang diikuti mahasiswa mengenai iklim perpolitikan nusantara yang sedang menghangat. Bagi kalian yang ngampus hanya sekedar datang-belajar-pulang, mungkin hal ini dapat menjadi sebuah magnet guna lebih mengerti tentang dunia politik yang ada di kampus.

Sejujurnya, saya sangat menikmati membaca buku ini. Ada rasa hangat yang terbayang ketika mengenang dan mengingat teman-teman masa lalu di SD atau SMP, sambil membayangkan, bagaimana jadinya bila suatu saat dapat bertemu lagi dengan teman-teman lama di saat sekarang. Saya juga menikmati rasa jatuh cinta Renja kepada Adel, menikmati rasa kesal dan gemas yang Renja rasakan, menikmati juga rasa nostalgia dengan aktivitas-aktivitas organisasi di kampus ketika saya kuliah dahulu.

Terima kasih penulis, penerbit Exchange, dan BBI atas buku ini, semoga penulis makin banyak menelurkan karya yang bermutu dan bermakna, penerbit makin banyak menerbitkan buku berkualitas dan tetap eksis di dunia perbukuan, serta BBI makin concern terhadap dunia perbukuan di Indonesia.