Minggu, 24 Juni 2012

Oeroeg by Hella S. Haasse




Oeroeg...

Cukup surprise liat buku ini di obralan gramedia. Judulnya Indonesia banget, tapi yang nulis kok namanya Belanda. Yaa, berhubung lagi diskon, walaupun gak bersegel dan tinggal satu-satunya, akhirnya diputuskan beli aja deh, lumayan Cuma 7,5k. Usut punya usut, Hella S. Haasse ini ternyata seorang Belanda yang lahir di Batavia, maka tak heran buku ini pun bercerita tentang anak Indonesia dan berseting di Indonesia pula.

Ya, Oeroeg adalah seorang anak Indonesia, namun yang membedakan ialah Oeroeg berteman karib dengan “aku”, tokoh yang sepanjang buku tidak disebutkan namanya. “Aku” ini adalah anak Belanda, namun seperti Haasse, dia dilahirkan di Indonesia, dan menghabiskan hidupnya sebagian besar di Indonesia pula. Pershabatan ini tentunya mendapat tentangan dari orangtua “aku”, perbedaan kasta antara Meneer Belanda dan seorang pribumi masih cukup besar di buku ini. Karena setting buku ini juga berada di sekitar tahun 40-an, ketika Belanda masih ada di Indonesia.

Cerita terjadi di sekitar Jawa Barat dan Batavia, juga di Sukabumi. Oeroeg dan “aku” berteman karena ayah Oeroeg adalah orang kepercayaan ayah “aku”. Hingga besar, mereka masih bersahabat, walaupun banyak perubahan-perubahan yang terjadi, namun tidak menghambat persahabatann mereka. Konflik-konflik yang terjadi diantara mereka semakin besar seiring mereka beranjak dewasa. Perbedaan kasta makin tercipta dan tersadari oleh mereka. Selain itu perubahan yang tidak terhindarkan ialah ambisi dan hasrat Oeroeg untuk menyejajarkan diri dengan anak-anak Belanda. Sedangkan “aku”mulai bimbang juga, dia yang kelahiran Indonesia tetapi harus dibeda-bedakan akibat negerinya yang telah menjajah Indonesia, sehingga ia tidak bisa mencintai tanah kelahirannya dengan sempurna, karena dibayangi ketakutan. Ya, dibandingkan Belanda, “aku” lebih mencintai Indonesia sebagai tanah kelahirannya.

Buku ini sebenarnya bikin capek, tidak ada pembagian bab, dan semua jadi satu. Berkisah tentang persahabatan dari kecil hingga beranjak dewasa, dengan dibumbui  aroma kasta diantara lingkungan mereka. Boleh dibilang, ini merupakan curahan hati Haasse tentang negeri kelahirannya. Negeri yang tidak bisa ia cintai sepenuhnya karena kisah masa lalu antara Indonesia-Belanda. Dan dengan jeli, Haasse menuangkan kisah hidupnya dalam seorang bocah fiksi yang disebut “aku”.

Rate 4 dari 5 bintang cukup untuk buku ini, buku yang bikin surprise, ada kisah Indonesia yang diceritakan oleh orang asing

2 komentar:

  1. Oeroeg itu nama orang toh? Kirain goro-goro, rusuh dan semacamnya.
    Terus itu laki-laki ato peempuan?

    BalasHapus