Sabtu, 19 Oktober 2013

Persik Raksasa dan James, dan Serangga-serangga Lainnya



Kali ini buku dari Roald Dahl yang saya baca bisa dibilang cukup tebal, hampir dua ratusan halaman. Masih tetap dengan ilustrasi-ilustrasinya, kali ini penulis mengajak kita mengunjungi James, seorang anak yatim piatu malang yang kedua orangtuanya dimakan oleh badak! Ia akhirnya dirawat oleh kedua bibinya yang jahat, Bibi Spiker yang kurus dan Bibi Sponge yang gemuk. Walaupun berbeda postur, mereka sangat kompak dalam menganiaya James, sungguh sangat malang nasib anak itu.

Nasib James yang malang mengalami perubahan besar etika ia bertemu seseorang misterius yang memberinya butiran-butiran lidah buaya ajaib. Efek dari lidah buaya ajaib itulah yang menjadi judul dari buku ini: Buah persik raksasa! Bayangkan, buah persik raksasa yang bisa dimasuki, bahkan daging buahnya bisa dimakan ketika kita berada di dalam buah persik raksasa itu. Inilah yang terjadi pada hidup James, ia berpetualang dengan “mengendarai” buah persik raksasa ini. Teman petualangannya pun tak main-main, ada cacing tanah, lipan, kakek belalang hijau, kepik, nona laba-laba, ulat sutera, dan cacing cahaya. Ukuran mereka pun bisa dibilang raksasa, ya, mereka pun terkena efek biji lidah buaya tadi. James yang sempat ketakutan akhirnya mendapati bahwa teman-teman barunya ialah teman yang menyenangkan, seketika itu hidupnya yang tadinya malang berubah menjadi menyenangkan, tentunya diselingi dengan kejadian-kejadian menarik di sepanjang petualangannya.

Luar biasa. Itulah kesan saya terhadap buku ini. Bagaimana penulis menghidupkan tokoh-tokoh serangga sehingga dapat berkomunikasi dengan manusia, saya rasa merupakan sebuah ide yang brilian. Terdengar biasa saja? Iya, apabila kisah mereka hanya ngobrol-ngalor-ngidul-gak-jelas. Tapi disini, penulis menyisipkan ilmu pengetahuan tentang binatang-binatang tersebut dalam kisah ini. Bagaimana kisah belalang hijau dapat membuat suara merdu seperti biola diceritakan disini. Ada juga kisah totol-totol pada kepik yang katanya menentukan usia kepik itu, diceritakan pula di buku ini. Penasaran kan pelajaran apa lagi yang ada mengenai serangga-serangga lainnya? Ada kok di buku ini, dengan bahasa yang tidak menggurui, membuat pembaca tak sadar bahwa ilmu baru sebenarnya telah mereka pelajari.

Tak hanya itu, perpaduan pelajaran yang benar-benar pelajaran dengan hal-hal konyol pun ada di sini. Lihat saja, bagaimana proses pembuatan pelangi yang dibuat dengan cara mengecat sebuah benda di angkasa oleh manusia awan, terdengar konyol namun juga kadang membuat berpikir, apakah kenyataannya seperti itu, hehehe...

Petualangan James ini menurut saya mampu membawa pembaca larut dalam kisahnya yang campur aduk, menegangkan, konyol, bahkan menggemaskan, apalagi ketika melihat tokoh si lipan yang begitu congkak dan tokoh si cacing tanah yang sangat paranoid sudah mulai beradu mulut, pasti akan membuat pembaca terpingkal-pingkal dibuatnya. Kabar baik dari buku ini ialah bahwa buku ini pernah difilmkan oleh Disney pada tahun 1996, tentunya dalam format kartun, karena saya tak bisa membayangkan serangga-serangga ini main film dalam wujudnya yang nyata, bisa jadi filmnya malah mengerikan untuk anak-anak, bukan menghibur.



Satu pesan moral dari buku ini: sikap sabar seperti yang James lakukan akan membawa manusia dalam kebahagiaan, siapa yang menabur benih, ialah yang akan menuai hasil. Itu pula nasib yang menimpa bibi Spiker dan bibi Sponge, bagaimana nasib mereka? Baca sendiri bukunya, dan masuklah ke dalam buah persik raksasa.


Judul: James and the Giant Peach
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 192 hal.
Tahun Terbit: 1961 (1st) / 2006 (read)
Rate: 5/5
Rekomendasi Usia: Semua Umur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar