984 p., Qanita, Januari 2011
The Girl Who Kicked The Hornets’ Nest. Ini merupakan buku ketiga dari serial
Millennium, yang sekaligus buku terakhir. Mungkin akan lain ceritanya apabila
Stieg Larsson belum meninggal, pastinya akan lebih banyak serial dari
Millennium ini. Buku ini ialah lanjutan dari buku kedua, The Girl Who Played
with Fire, jadi jangan heran apabila saat membuka buku ini si tokoh utama (si
”The Girl”) sedang terbaring di rumah sakit.
Masih tentang
Mikael Blomkvist dan ”The Girl” Lisbeth Salander, cerita dari buku ini juga
masih lanjutan dari kasus sebelumnya, yaitu pembunuhan yang dituduhkan terhadap
Lisbeth Salander. Tanpa diduga, pembunuhan yang dituduhkan ini ternyata berefek
lebih besar, gara-garanya, orang-orang yang terlibat dalam kasus ini ialah
seorang mata-mata Rusia di jaman dahulu kala yang dilindungi oleh Sapo
(kepolisian rahasia Swedia). Tak hanya itu, orang-orang yang terlibat ini pun
terlibat dalam malpraktik mengenai kondisi kejiwaan Salander di masa lalu.
Sungguh, sebuah situasi yang saling berkaitan secara tak sengaja.
Sapo sendiri tak
pernah tahu kalau di Swedia pernah ada mata-mata Rusia (mungkin akan spoiler
buku kedua apabila saya menyebutkan siapa dan apa kaitan si mata-mata tersebut
dengan tokoh utama buku ini, maka saya memutuskan untuk tak akan memberitahu
siapa dia), ternyata, ada sebuah tim rahasia lagi di balik kepolisian rahasia,
tim yang tak terlihat, tak terdeteksi, bahkan juga keberadaannya tak diakui
oleh Sapo. Tim rahasia inilah yang berkaitan dengan mata-mata ini, dan apabila
kasus ini terbongkar maka kelangsungan anggota tim rahasia ini akan terancam
oleh pemerintahan Swedia. Nah, oleh sebab itu, tim rahasia ini ”bereuni” lalu
bergerak guna membungkam orang-orang yang terlibat kasus ini dengan cara
membunuh mereka, termasuk Salander dan Blomkvist.
Sangat seru
melihat adu mata-mata di dalam buku ini. Satu pihak memata-matai pihak lain
tanpa sadar ia sendiri sedang dimata-matai oleh pihak lainnya. Belum lagi
konspirasi-konspirasi yang ada, membuat buku setebal hampir 1000 halaman ini
saya lahap tanpa masalah. Bisa dibilang, buku ini tebal namun gurih, karena
selain kasus yang menjadi tema utama buku ini, ada pula topik lain yang cukup
menarik dibahas di sini. Salah satu topik lain yang menarik bagi saya yaitu
bagaimana perjalanan Erika Berger (rekan kerja Blomkvist) dalam berpindah
tempat kerja di dunia media. Saya sedikit banyak jadi mengetahui seluk beluk
dunia media melalui sudut pandang Erika sebagai pemimpin redaksinya. Topik
sampingan ini pula yang menurut saya membuat buku ini jadi tebal tetapi lebih
menarik untuk dibaca, karena pembaca tidak terus-menerus disuguhi sebuah kasus
yang rumit. Jadi bisa dibilang topik ini sebagai imtermezzo dari kasus utama.
Satu hal lagi
yang membuat saya takjub yaitu tentang dunia hacker. Salander yang hampir
sepanjang cerita berada di rumah sakit tanpa diduga berperan aktif dalam
memecahkan kasus yang sedang terjadi. Dengan sedikit bantuan jenius dari Mikael
guna mengakali ketiadaan fasilitas internet di rumah sakit, kejeniusan Salander
sebagai hacker sangat menarik untuk diikuti, apalagi ia juga dibantu
hacker-hacker lainnya yang seolah-olah bersatu guna mendukung rekan-rekannya
sesama hacker.
Satu hal yang
agak kurang memuaskan, yaitu tak adanya pembahasan dan pemecahan terhadap
Teorema Fermat, padahal dari semenjak buku kedua saya sangat penasaran.
Entahlah, seperti telah saya bahas di awal, mungkin jika Stieg Larsson belum
meninggal, pastinya akan ada lebih banyak sekuel dari serial Millennium ini,
dan pemecahan dari Teorema Fermat ini akan terbahas. Selain itu, masih banyak
hal-hal yang belum terungkap dan terselesaikan dari buku ini, salah satunya
mengenai saudari kembar Lisbeth yang sama sekali belum muncul, belum lagi
tentang bagaimana kelanjutan hubungan Lisbeth-Mikael, penasaran sangat. Semoga saja
sebenarnya Stieg Larsson telah menulis lebih banyak tentang Millennium ini
tetapi sampai saat ini belum ada yang menemukannya, dan semoga suatu saat ada
yang menemukan filenya untuk kemudian menerbitkannya, amiiin... Lima bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar