Minggu, 10 Maret 2013

Cerita Misteri Lintas Zaman




Ini adalah buku Abdullah Harahap pertama yang saya baca. Sempat terpesona oleh cover-cover dan judul buku ini di toko-toko buku, namun tak pernah kesampaian untuk membelinya. Hingga suatu saat saya menemukan buku ini di tumpukan buku-buku berharga 10 ribu di Blok M Square. Kebetulan juga buku ini dapat saya masukkan ke dalam event Mistery Reading Challenge. Sekaligus memperkenalkan buku misteri lokal kepada rekan-rekan pembaca buku semua.

Misteri Lemari Antik, inilah judul buku yang saya baca. Dengan cover sebuah pintu lemari bertatahkan wajah seorang wanita, cover ini seolah mencerminkan apa yang sedang diceritakan di dalam buku ini. Walaupun apabila dibaca dengan teliti, sebenarnya cover dengan lemari antik yang diceritakan mempunyai gambar yang lumayan berbeda. Sebab, di buku diceritakan ukiran gambar yang terdapat pada lemari yaitu seorang wanita dengan membawa seekor kambing. Namun dari segi cover, ilustrasi yang ada telah cukup membuat saya merinding.

Dari segi cerita, di awal buku saja kita telah dibawa ke tahun 1928. Pada tahun tersebut diceritakan bahwa Sukaesih yang dipercaya masyarakat sebagai tukang sihir akhirnya dihakimi massa untuk kemudian dihukum bakar. Supardi, seorang pengukir kayu yang menaruh hati terhadap Sukaesih mendapat isyarat dari Sukaesih sebelum ia mengalami hukum bakar, yaitu untuk membuat sebuah lemari bergambar wajahnya. Kelak, roh Sukaesih akhirnya masuk ke dalam ukiran lemari tersebut, walaupun pada saat dihukum bakar tersebut, mayat Sukaesih sebenarnya tidak dapat ditemukan. Inilah kisah awal mula lemari antik yang akhirnya menjadi pintu gerbang menuju masa lalu, sebuah lemari yang misterius dan memakan tumbal.

Beralih ke masa kini, tepatnya tahun 1984 di Pandeglang, Banten. Ismed, seorang pegawai negeri yang dipindahtugaskan ke Pandeglang dari Bandung berencana untuk membeli furniture-furniture bekas untuk keperluan rumah tangganya di rumah barunya. Tanpa sengaja, di toko furniture itu Ismed menemukan lemari antik yang misterius tersebut. Sebenarnya si pemilik toko telah melarang Ismed untuk membeli lemari tersebut karena riwayat lemari tersebut yang kurang sedap ketika berada di pemilik sebelumnya. Ada yang jatuh miskin, bahkan ada pula yang mencoba menyetubuhi ukiran perempuan yang berada di pintu lemari tersebut. Namun dengan usaha yang gigih, akhirnya Ismed mendapatkan lemari antik tersebut.



Di rumah, peristiwa-peristiwa yang diceritakan si pemilik toko ternyata benar terjadi. Ada dorongan kuat bagi diri Ismed untuk bercinta dengan lemari tersebut, untung saja ia sempat sadar pada saat terakhir. Masalah baru muncul ketika Farida, istri Ismed tiba di Pandeglang.  Pada suatu hari, Farida tiba-tiba menghilang. Ismed, yang kebingungan mencari istrinya kemudian teringat pada lemari tersebut, dan ketika ia membuka lemari itu, tiba-tiba ia tersedot ke masa lalu, ke tahun 1929, satu tahun setelah peristiwa pembakaran Sukaesih. Ismed pun terjebak di masa lalu, mengalami kejadian-kejadian mistis, serta harus secepatnya menemukan istrinya.

Bisa dibilang, buku ini horor Indonesia banget. Feel horornya dapat tersampaikan dengan baik. Bagaimana sesosok wanita di tahun 1929 muncul pada malam hari dan mencuri bayi-bayi masyarakat sekitar, sungguh sangat misterius. Belum lagi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan mistis, seperti roh yang masuk ke dalam ukiran lemari, sungguh sangat khas. Apalagi dibumbui peristiwa-peristiwa sejarah pada tahun 20-an tersebut. Dikisahkan, bahwa pada tahun tersebut Belanda masih menjajah Indonesia, maka kejadian-kejadian yang dialami Ismed pun berkaitan dengan kekejaman Belanda yang terjadi di tahun tersebut.

Memang, buku ini agak kurang masuk akal dan terkesan terlalu dibuat-buat. Tetapi seperti telah dibilang sebelumnya, buku ini sangat cocok untuk dibaca para penggemar cerita horor. Walaupun memang diselingi dengan adegan-adegan dewasa yang tidak terlalu vulgar, namun hal ini tidak terlalu mengganggu kenikmatan membaca. Buku ini saya rasa dapat dijadikan film-film horor picisan yang sering ada di bioskop-bioskop, tetapi bukan termasuk film horor yang mengumbar hawa nafsu, tetapi lebih ke arah film-film horor semacam Jelangkung, yang dahulu sempat merajai bioskop Indonesia. Empat bintang untuk buku ini.


Judul: Misteri Lemari Antik
Penulis: Abdullah Harahap
Penerbit: Paradoks
Tebal: 344 hal.
Rate: 4/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar