Jumat, 29 November 2013

Thomas & Prudence - Musuh Dalam Selimut



The Secret Adversary, atau Musuh Dalam Selimut, merupakan buku kedua yang ditulis oleh Agatha Christie. Buku ini bukan bercerita tentang Hercule Poirot, melainkan memperkenalkan dua orang muda yang akhirnya berpasangan, yaitu Thomas “Tommy” Beresford dan Prudence “Tuppence” Cowley. Pasangan yang kelak dikenal sebagai Tommy & Tuppence Beresford ini bisa dibilang tak punya basic apa-apa dalam dunia perdetektifan, malah menurut saya mereka bergerak hanya berdasar intuisi dan kenekatan saja, namun hal itulah yang membuat pasangan ini begitu unik dan menarik. Pasangan ini mendirikan sebuah “perusahaan” yang dinamakan PT Petualang Muda. Memang, ini bukan perusahaan sungguhan, mereka hanya mengkhusukan diri untuk memecahkan kasus-kasus yang klien mereka bawa ke perusahaan tersebut.

Sebelum mengenal pasangan ini, imajinasi saya mengenai mereka yaitu bahwa mereka berdua merupakan orang yang serius, dan sebagai pasangan yang sudah cukup berumur. Namun saya salah, mereka masih cukup muda, berusia sekitar dua puluh tahunan, dan juga agak konyol. Selain itu, mereka pun bisa dibilang beruntung, karena selalu mendapat bantuan dalam memecahkan kasus. Saya agak sangsi apabila tak ada bantuan mereka akan dapat menyelesaikan sebuah kasus, entah di buku-buku berikutnya.

Dalam buku ini, Petualang Muda terlibat dalam sebuah kasus yang lumayan pelik. Kasus ini bersetting di tahun 20-an, dimana waktu itu suasana politik sedang panas-panasnya. Di sebuah kapal yang bernama Lusitania, seorang pembawa dokumen rahasia asal Amerika terjebak dalam situasi sulit, dimana kapal Lusitania ini ditembak torpedo. Dalam situasi hanya wanita dan anak-anak yang lebih dulu diselamatkan dengan sekoci, si lelaki pembawa dokumen ini memercayakan dokumen tersebut kepada Jane Finn, karena ia yakin Jane merupakan orang yang tepat dan nasionalis. Sayangnya, Jane Finn kemudian hilang dan dokumen-dokumen tersebut juga ikut hilang. Dokumen-dokumen penting itu lima tahun kemudian harus segera ditemukan, mengingat apabila jatuh ke tangan musuh, maka dikhawatirkan akan terjadi revolusi besar-besaran di Inggris.

Mr. Brown. Inilah tokoh sentral yang menjadi musuh Tommy-Tuppence dan juga pemburu dokumen-dokumen rahasia tersebut. Sepanjang isi buku, Agatha Christie dengan sangat lihai menyembunyikan si Mr. Brown ini. Sebenarnya, siapa Mr. Brown ini dapat mudah tertebak apabila membaca judul buku ini, Musuh Dalam Selimut. Ya, penjahatnya sudah terlihat jelas dari situ. Pintarnya, Agatha Christie terus membawa pembaca berputar-putar untuk menebak siapa Mr. Brown sebenarnya, sehingga pembaca pun terkecoh dengan cara ini.


Walaupun tidak sedetektif Poirot, tokoh Tommy-Tuppence ini mampu membuat saya terlarut dalam ceritanya. Memang, tak ada pemecahan kasus yang benar-benar brilian, tetapi penceritaan yang melalui dua sudut pandang, yaitu Tommy dan Tuppence membuat cerita ini enak dibaca dan membuat penasaran. Ada kalanya, Tommy yang sedang disekap maka jalan cerita melalui sudut pandang Tuppence, juga sebaliknya, ketika Tuppence menghilang, giliran Tommy yang bercerita dan berpetualang. Terjemahannya pun enak dibaca, penerjemah tidak segan-segan menggunakan bahasa slang seperti monyong, bokek, dll. Penggunaan kata-kata ini menurut saya sangat tepat apalagi mengingat karakter Tommy dan Tuppence yang agak tengil dan konyol. buku ini pun seolah menjadi ajang perkenalan bagi Tommy dan Tuppence untuk buku-buku selanjutnya, mengingat ending buku ini yang berakhir membahagiakan bagi mereka berdua. Lima bintang untuk buku ini, sebuah awal pengenalan yang menarik.


Judul: The Secret Adversary - Musuh Dalam Selimut
Penulis: Agatha Christie
Tebal: 376 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 1922 (1st) / 2012 (read)
Rate: 5/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar