Rabu, 13 November 2013

#5BukuDalamHidupku Buku, Pemecah Kebuntuan



13 November. Hari ini salah satu teman saya berulang tahun. Ia merupakan teman satu lab saya di tempat kerja saya yang lama. Walaupun kami berbeda jenis kelamin, namun ada satu hal yang menjadikan kami nyambung, satu hal yang sama-sama kami minati, baik sebagai hobi, maupun koleksi. Sudah tertebakkah? Ya, hal tersebut ialah buku.

Buku yang akan saya bahas di hari kedua tantangan #5BukuDalamHidupku kali ini merupakan sebuah buku yang fenomenal di Indonesia. Buku ini pun telah difilmkan, dan lagu tema filmnya pun sangat booming dimana-mana. Tak heran, keadaan ini membuat si penulis lupa diri, walaupun memang hal tersebut sah-sah saja dikarenakan prestasi yang telah ia raih. Memang, buku dan penulis ini belakangan banyak dicerca gara-gara lupa dirinya itu. Selain itu, banyak pecinta buku juga yang tidak memfavoritkan buku ini, karena kelakuan si penulisnya itu. Tetapi bagi saya hal tersebut bukanlah masalah, saya hanya menikmati jalan cerita dan keseruan dari buku ini. Terserah orang mau bilang apa terhadap buku ini, namun yang pasti buku ini menjadi salah satu buku favorit teman saya itu. Kesukaan terhadap buku ini pula yang membuat kami semakin nyambung dalam membicarakan isi dari buku ini.

Oke, langsung saja, buku yang akan saya bahas kali ini ialah:


Judul: Laskar Pelangi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 534 hal.
Tahun Terbit: 2005
Rate: 5/5

  
Saya yakin, pasti banyak pembaca yang mencibir ketika saya menyebutkan judul dari buku ini, ya, Laskar Pelangi. But life must go on, saya tak melihat ada yang salah kok, dari sisi cerita seru, dari pesan moral pun dapat, memang sedikit salah ketika si penulis mulai bermulut besar, ah, tapi itu tak mengubah isi buku ini kok. Tentang si penulis yang mulai songong ini tak sempat saya perbincangkan dengan teman saya ini, karena saya telah pindah tempat kerja, mungkin akan seru bila suatu saat saya bertemu dan berbincang lagi dengan teman saya ini tentang kelakuan beliau ini.

Mengapa buku ini menjadi sangat berarti? Bisa dibilang, buku ini pemecah kebuntuan juga diantara kami yang berada di dalam satu lab ketika bekerja. Tak jarang kami kehabisan hal-hal yang diobrolkan ketika kami berdua sedang menimbang untuk melakukan metode penimbangan kadar air oven secara konvensional. Berkat buku ini, perbincangan bisa menjadi hidup, mulai dari tingkah laku Ikal yang agak badung dan konyol, apalagi ketika ia mengutip quote dari Rhoma Irama, hal itu benar-benar sungguh membuat kami berdua terpingkal-pingkal. Ada lagi perbincangan mengenai kepintaran Lintang, tak jarang kami berdua menyesalkan mengapa Lintang ini putus sekolah padahal ia mempunyai otak yang sangat jenius, tentu saja kami memang masih buta dan bertanya-tanya apakah tokoh Lintang ini benar ada atau hanya tokoh fiksi belaka. Perbincangan lain yaitu mengenai daun lontar (kalau tidak salah) yang dapat membuat sekujur tubuh gatal-gatal, daun sakti yang digunakan oleh Mahar untuk membuat efek gila dalam pementasan ini membawa perbincangan menuju masa kecil teman saya itu, yang memang tahu betul khasiat dari daun lontar itu karena pernah mengalaminya di kampung halamannya sana pada waktu kecilnya.

Itulah, sedikit hal yang mampu dilakukan oleh sebuah buku, tak perduli buku itu tidak disukai banyak orang, karena ketika dua orang menyukai satu buku yang sama, nyambunglah mereka. Sampai saat ini saya belum menemukan lagi teman kerja yang klop yang juga menyukai buku seperti teman saya yang satu ini, kangen juga untuk berbincang-bincang mengenai berbagai hal dengannya, mulai dari keluarga, kehidupan dan terutama buku. Ah.

Selamat ulang tahun Mbak, semoga anak-anak kita juga nantinya menjadi pembaca buku akut juga.




PS: Saya melihat diantara banyaknya review di Goodreads tentang buku Laskar Pelangi ini ada seseorang bernama Irwan memberi buku ini hanya satu bintang. Mas Irwan Bajang-kah itu? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar