Jumat, 17 Mei 2013

KEJU dalam 1001 kata




1.       Cover KEJU ini lezat. Tahu kan gambar keju-keju yang biasanya ada di kartun Tom & Jerry, kuning dengan lubang-lubang pada keju tersebut. Begitu pula latar belakang cover buku ini, yummy :9
2.       Dimensi yang bisa dibilang sebagai “ukuran saku”, apalagi dengan jumlah halamannya yang “hanya” 176 halaman, membuat KEJU ini mudah dibawa, ringan dan juga mudah dibaca di mana pun berada.
3.       Sederhana. Itu penampilan cover KEJU ini, dengan gambar seseorang yang memegang dua buah piring berisi keju, judul dalam bahasa asli: “KAAS”, nama penulis: “Willem Elsschot”, dan judul terjemahan: “KEJU”. It’s so simple.
4.       Terbit pertama kali pada tahun 1933; 77 tahun kemudian KEJU ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Terima kasih kepada Erasmus Huis dan Erasmus Dutch Language Center atas dukungan finansialnya, sehingga KEJU ini dapat dialihbahasakan oleh Jugiarie Sugiarto.
5.       Erasmus Huis merupakan pusat kebudayaan Belanda yang ada di Jakarta. KEJU ini merupakan proyek ketika Erasmus Huis merayakan hari jadi yang ke-40 pada tahun 2010.
6.       KEJU ini memang berbahasa asli Belanda. Tapi untuk sekedar informasi, setting KEJU ini berada di Belgia, penulisnya pun berkebangsaan Belgia. Jadi seebenarnya agak mengherankan mengapa KEJU ini yang diangkat oleh Erasmus Huis untuk diterjemahkan.
7.       Si penulis berkebangsaan Belgia tersebut ialah Willem Elsschot. Ini adalah nama pena dari Alfons de Ridder. Beliau lahir di Antwerpen pada tahun 1882, dan wafat pada tahun 1960 di kota yang sama.
8.       KEJU ini karya kedua beliau. Sebelumnya pada tahun 1924 beliau menerbitkan Lijmen, dan setelah KEJU, dua buku beliau lain adalah Tsjip (1934) dan Het Been (1938). Tema utama yang sering digunakan beliau ialah bisnis dan kehidupan keluarga.
9.       KEJU ini dilengkapi oleh satu halaman yang memuat tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Selain itu, ada pula unsur-unsur terkait yang berada dalam KEJU ini, pada satu halaman pula. Hal ini cukup membantu untuk sekedar mengingat-ingat kembali tokoh-tokoh yang terlibat. Seperti yang telah diketahui, nama-nama Belanda / Belgia agak susah untuk diingat atau diucapkan.
10.   Sudut pandang pencerita pada KEJU ini yaitu oleh orang pertama. Orang pertama ini sekaligus si tokoh utama dalam KEJU ini. Namanya adalah Frans Laarmans.
11.   Frans Laarmans merupakan seorang kepala keluarga dengan dua orang anak. Beliau bekerja sebagai “kerani” di perusahaan perkapalan: General Marine and Shipbuilding Company.
12.   KEJU ini merupakan buku kedua dimana saya menemukan istilah kerani. Buku pertama yang menyebut-nyebut kerani ialah My Stupid Boss karangan Chaos @ Work. Mungkin banyak yang menyangka kerani ini sebagai bahasa melayu atau Malaysia, tetapi setelah saya cek  KBBI, kerani merupakan bahasa baku dari sekretaris / juru tulis, atau lebih tepatnya pegawai yang mengurusi administrasi sederhana. Efek masuknya bahasa asing membuat istilah sekretaris lebih populer saat ini.
13.   Satu peristiwa penting yang nantinya akan merubah hidup Frans adalah kematian ibunya. Ini adalah inti cerita di bab pertama KEJU ini. Memang, ibu dari Laarmans ini sudah pikun dan sakit berat, pekerjaannya sehari-hari pun hanya mengurai wol dan kapuk.
14.   Kejadian yang mengubah hidup Frans ini dimulai ketika pemakaman ibu Laarmans. Frans, yang mempunyai seorang kakak yang juga seorang dokter berkenalan dengan pasien sang kakak, van Schoonbeke. van Schoonbeke ini lalu mengajak Frans untuk ke sebuah pertemuan yang rutin digelar di kediamannya. Pertemuan ini bisa dibilang pertemuan kelas atas, dimana pesertanya yang juga masih tetangga-tetangga Frans ialah rata-rata orang berada yang memiliki mobil dan kedudukan.
15.   ~Learn the Dutch~ sebelumnya, kita telah mengenal istilah Meneer untuk menyebut tuan di dalam bahasa Belanda. Ternyata, penulisan yang tepat untuk kata ini ialah Mijnheer, bukan Meneer.
16.   van Schoonbeke, yang juga termasuk orang berada inilah yang menawari Frans untuk berbisnis KEJU. Frans, yang merasa hidupnya biasa-biasa saja dan juga sering tersepelekan pada saat acara pertemuan di kediaman van Schoonbeke melihat peluang dalam penawaran yang diberikan oleh van Schoonbeke.
17.   Peluang apa yang Frans dapat dari KEJU? Well, KEJU ialah makanan utama di Eropa, jadi Frans meyakini, bahwa KEJU pasti akan selalu laku.
18.   Apalagi, dengan menjual KEJU, Frans berpeluang menjadi Pengusaha. Ini adalah cita-cita terpendamnya, ia merasa telah lelah hanya menjadi kerani.
19.   Peluang itu datang secara tiba-tiba dan mendadak, maka bersegeralah Frans ke Amsterdam menemui Hornstra. Hornstra inilah teman dari van Schoonbeke yang merupakan seorang juragan KEJU. Frans melakukan perjalanan ini dari kediamannya di Antwerp.
20.   Satu masalah baru, untuk menjadi seorang pengusaha, Frans berpendapat bahwa ia tak bisa hanya sekedar paruh-waktu saja, maka ia mencari jalan untuk membolos dari pekerjaan utamanya di perkapalan.
21.   Untung saja, Ida, istri dari Frans mempunyai ide brilian. Berbekal seorang kakak yang seorang dokter, maka Frans mengambil cuti sakit selama tiga bulan penuh dengan alasan sakit parah. Tak main-main, sakit yang dideritanya ialah penyakit saraf! Akhirnya, “mandor” dari Frans merestui “penyakit” Frans tersebut, dengan syarat selama sakit Frans tidak mendapatkan gaji.
22.   ~Learn the KAAS~ keju yang akan dijual oleh Frans ialah KEJU Edam. Gambaran dari Edam ini ada di cover depan, keju yang dibungkus dengan parafin dan lilin berwarna merah. Keju ini awal mulanya berasal dari kota Edam, sebuah kota di utara Belanda. Keju ini merupakan keju yang rendah lemak, dan cenderung memiliki rasa seperti kacang.
23.   Frans pun mendirikan perusahaan di rumahnya. Disulapnya salah satu bagian rumah menjadi kantor. Bisa dibilang Frans ini rempong, segala hal yang ada di kantor-kantor umum seperti mesin tik, telepon, hingga kop surat harus ada pula di perusahaannya, sungguh sangat membuat gemas pembaca.
24.   Belum lagi masalah nama perusahaan, beberapa nama sempat dicoba Frans untuk nama perusahaannya, mulai dari bahasa Belanda, Prancis, sampai bahasa Inggris dicobanya. Bagian ini juga membuat gemas pembaca.
25.   Ternyata, KEJU yang ia pikir awalnya selalu laku ini tidak sesuai ekspektasinya, ia kesulitan menjual keju-kejunya. Memang, kejunya enak, tetapi Frans belum mempunyai bakat dan celah dalam menjalani bisnis yang ia geluti.
26.   Di saat-saat sulit inilah, terkadang Frans teringat kepada ibunya. Bagian ini menjadi sebuah pelajaran dimana terkadang orangtua yang kita sayang baru terasa pengaruhnya ketika ia telah tiada.
27.   Pelajaran lain dari KEJU ini ialah: kebohongan (seperti yang dilakukan Frans terhadap perusahaannya) tidak akan membawa kebaikan apapun. Apalagi apabila kebohongan itu termasuk besar.
28.   Empat potong KEJU edam, cocok untuk dijadikan kastangel.
29.   Buku 1001? KEJU ini cukup layak.
  

Judul: Kaas / Keju
Penulis: Willem Elsschot
Tebal: 176 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 1933 (1st), 2010 (terjemahan)
Rate: Empat KEJU


4 komentar: