Rabu, 13 Maret 2013

Belajar Dari Hal Sepele



Siapa tak mengenal Sherlock Holmes? Detektif terbaik dan tertengil di sekitar abad ke-19 ini merupakan tokoh fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle. Dengan partner setianya yaitu dr. Watson, Holmes mengajak para pembacanya untuk menyelami dunia kriminalitas di sekitar abad tersebut, tentunya dengan setting dan latar belakang yang masih begitu kuno, seperti kereta kuda, dan juga kirim-mengirim pesan yang masih sangat jadul, yaitu dengan menggunakan pos dan telegram.

Seperti telah diketahui, dalam tiap bukunya, Doyle bercerita tentang petualangan dan kasus-kasus yang dipecahkan oleh Holmes dari sudut pandang dr. Watson. Jadi, di buku-bukunya ini, seolah-olah dr. Watson-lah yang membukukan kisah-kisah Holmes selama memecahkan teka-teki yang ada, dan tulisan-tulisan yang ada merupakan karya yang ditulis dr. Watson. Singkatnya, seperti dr. Watson-lah yang menceritakan kembali petualangannya bersama Holmes. Padahal kita juga telah mengetahui bahwa dr. Watson pun merupakan tokoh fiktif.

Buku yang saya baca ini merupakan buku kumpulan-kumpulan kisah Holmes yang disatukan dalam buku Petualangan Sherlock Holmes, atau the Adventure of Sherlock Holmes. Ada 12 kisah pendek Holmes di dalam buku ini, dan rata-rata menghabiskan sekitar 40 halaman setiap ceritanya. Ada satu keunikan dan benang merah dalam tiap kasus yang dipecahkan Holmes, yaitu bagaimana cara Holmes memecahkan kasus tersebut. Kebanyakan petunjuk-petunjuk Holmes  didapat dari hal-hal remeh dan sepele yang tampak tak kasat mata dan seolah-olah dapat diabaikan. Namun disitulah keunikan Holmes, dengan  kaca pembesarnya, dia dapat memeriksa jejak sekecil apapun untuk memecahkan kasus yang tengah diselidikinya.

Kasus-kasus yang ada di buku ini pun dapat dikatakan tidak seluruhnya merupakan kasus yang benar-benar besar dan menarik perhatian orang-orang di sekitar Holmes. Justru kebanyakan, kasus-kasus yang ternyata besar tersebut bermula dari hal-hal kecil yang ganjil yang dilaporkan oleh klien-klien Holmes kepada dirinya. Pada cerita ketiga di buku ini, yaitu Perkumpulan Orang Berambut Merah, kisah ini berawal dari hal sepele, yaitu keganjilan seorang klien Holmes tentang perkumpulan orang berambut merah yang memperkerjakannya untuk hal sepele dengan gaji yang lumayan besar, tetapi  di tengah jalan, perkumpulan tersebut tiba-tiba tidak ada lagi kabarnya. Klien Holmes yang kebingungan akhirnya melaporkan hal ini kepada Holmes, dan siapa nyana, hal ini ternyata merupakan sebuah awal dari kasus besar yang melibatkan harta yang berlimpah. Ada lagi pada cerita terakhir yang berjudul Petualangan di Copper Beeches, kisahnya mirip dengan si rambut merah tersebut, yaitu klien Holmes ditawari pekerjaan yang ringan namun dengan upah yang tinggi. Hal ini ternyata berujung sama dengan kisah rambut merah, yaitu tindak kejahatan.

Yang unik lagi dari kasus-kasus yang ditangani Holmes, yaitu sedikitnya kisah yang berlatarkan pembunuhan di buku ini. Yang paling “kejam” di dalam kasus-kasus Holmes di buku ini bisa dibilang yaitu cerita yang berjudul Lima Butir Biji Jeruk, karena melibatkan pembunuhan yang berantai, dan juga sebuah perkumpulan yang memang kejam, walaupun pada akhirnya perkumpulan tersebut terkena batunya sendiri.

Dengan pembawaannya yang kocak, Holmes mampu membuat para pembacanya tersenyum melihat tingkahnya yang memang agak tengil. Tetapi disamping kelakuannya tersebut, banyak hal yang dapat diambil dari penelusuran dan penelitian Holmes terhadap hal-hal sepele. Contohnya saja, pengamatan terhadap siku tangan, atau jejak yang berada pada celana di daerah lutut, bahkan hingga ruas-ruas jari, banyak hal yang dapat disimpulkan dari hal-hal sepele semacam tersebut.

Pada akhirnya, kisah Holmes ini seakan membawa saya nostalgia ke beberapa tahun yang lalu, karena setelah dibandingkan, ternyata  salah satu buku Holmes yang diterbitkan oleh penerbit lain dengan judul Great Adventure of Sherlock Holmes mempunyai cerita-cerita yang sama dengan buku ini, meskipun dengan cara penterjemahan yang agak berbeda. Ada satu hal yang membuat saya kecewa dengan buku ini, karena bisa dibilang buku ini hanya ganti cover saja, ini terbukti dari bagian sampul depan buku yang masih tertulis judul Sherlock Holmes dalam jenis font yang lama, begitu pula pada font di isi cerita, masih merupakan font yang jadul, font yang sama dengan cetakan Holmes sebelumnya. Overall, dari sisi cerita, buku ini layak mendapatkan lima bintang.

buku ini saya masukka ke dalam baca bareng event Mistery Reading Challenge 2013 disini


Judul: Petualangan Sherlock Holmes
Penulis: Sir Arthur Conan Doyle
Tebal: 504 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rate: 5/5

1 komentar:

  1. Saya setuju sekali soal jarangnya kasus pembunuhan sadis di Sherlock Holmes. Itulah yang membuat Sherlock begitu menarik. Dia membuat hal-hal sederhana (seperti berlian atau dokumen hilang atau orang rambut merah) menjadi menarik dengan kemampuan deduksinya.

    BalasHapus