Selasa, 08 Januari 2013

Cerita tentang Dunia Bawah Tanah




Salah satu buku yang saya sertakan dalam tantangan Fun Year Event with Children’s Literature di tahun 2013 ini. Begitu membuka buku ini, terpampang jelas prestasi dari buku ini, yaitu masuk daftar buku anak terbaik versi “Book Club” paling bergengsi di Inggris. Memang tidak disebutkan yang paling bergengsi tuh apa, tetapi dari endorsment yang tertera di buku ini, yaitu buku yang digadang-gadang bakal menyamai Harry Potter karena “ditemukan” oleh editor penemu Harry Potter, Barry Cunningham. Namun, apakah benar novel ini cocok untuk anak-anak? Akan kita bahas kemudian.

Tunnels. Itulah judul buku ini. Sebuah buku yang menyajikan kisah fantasi dan imajinasi tentang dunia bawah tanah. Tidak sembarangan, disini digambarkan bahwa di bawah tanah ternyata hidup juga sebuah koloni manusia yang dinamakan Colony. Hal-hal yang bisa ditemukan di atas tanah (istilah Colony-nya adalah Dunia Atas), bisa pula ditemukan di Colony ini. Yang kurang mungkin hanya langit dan cahaya matahari yang hanya dimiliki oleh orang-orang dunia atas. Kita, maksudnya orang-orang dunia atas yang hidup tidak di bawah tanah, biasanya disebut Topsoilers oleh para penduduk Colony. Tetapi kebencian yang dalam pada orang-orang topsoilers oleh para Colony telah menjadikan suatu musibah apabila ditemukan ada seorang topsoilers yang masuk ke Colony baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hukumannya ialah, si topsoilers tersebut tidak boleh kembali ke Dunia Atas, bahkan diperlakukan buruk di Colony. Ada yang diperbudak, bahkan sampai ada yang diasingkan ke Deeps, dunia bawah tanah yang lebih dalam lagi dibandingkan Colony. Kebencian Colony kepada topsoilers ini didasari oleh penilaian Colony bahwa para Topsoilers merupakan perusak bumi, dan telah menyimpang serta sesat dari ajaran agama yang mereka pegang.

Bagian awal buku ini menceritakan tentang sebuah keluarga, yaitu keluarga dr. Burrows. Ayah dan anak laki-laki dari keluarga ini yaitu dr. Burrows dan Will Burrows mempunyai hobi yang dibilang sama, yaitu melakukan penggalian-penggalian di tempat-tempat tertentu guna menemukan benda-benda antik, bahkan kadang-kadang untuk menemukan terowongan-terowongan peninggalan masa lalu. Diceritakan pula bahwa istri dari dr. Burrows ini ialah seorang istri yang sangat tidak layak ditiru perbuatanny, kerjaannya sehari-hari hanya menonton televisi. Sampai-sampai, tugas rumah tangga dari mulai memasak hingga membayar tagihan-tagihan dilakukan oleh adik Will yang baru berusia 12 tahun, Rebecca. Dalam melakukan penggalian, ayah dan anak ini tidak selalu bersama-sama. Ada kalanya Will ditemani sahabatnya, Chester. Chester ini mempunyai nasib agak mirip dengannya, yaitu menjadi korban bully dari teman-teman satu sekolah. Kesamaan nasib inilah yang membuat Chester mau menemani Will dalam melakukan penggalian. Suatu hari, ayah Will hilang, lenyap begitu saja. Otomatis keluarga Burrows pun berantakan, kehabisan uang, hingga si ibu harus masuk panti rehabilitasi akibat stres. Tanpa diduga pula, Will dan Chester dalam melakukan penggalian menemukan jalan rahasia menuju suatu tempat yang Will yakini merupakan tempat dimana ayahnya menghilang. Tempat itu adalah Colony, dan akibat kebencian yang telah diceritakan di atas, terjebaklah Will dan Chester di Colony. Bukan itu saja, di Colony inilah asal-usul Will sebenarnya diketahui, bahwa sebenarnya Will ini ialah salah satu anggota Colony.

Membaca buku ini ibarat menelusuri dunia bawah tanah dengan lebih dalam. Petualangan Will di dalam tanah sunggu sangat menyesakkan, seolah-olah seperti kita ikut merasakan bagaimana rasanya hidup di bawah tanah, tak ada sinar matahari, langit-langit yang hanya berupa bebatuan, hingga makhluk-makhluk serta makanan-makanan unik dan aneh yang hanya dapat ditemui di dunia bawah tanah ini. Sungguh sangat seperti nyata apa-apa yang digambarkan di dalam dunia bawah tanah ini. Seolah-olah memang di sana benar-benar ada sebuah Colony yang berisi manusia-manusia bawah tanah yang sama persis dengan kita para topsoilers. Bedanya hanyalah para manusia di Colony ini sudah sangat terbiasa hidup di bawah tanah, sehingga tak akan tahan dengan cahaya matahari. Buku ini sendiri disajikan dengan beberapa ilustrasi yang menggambarkan adegan-adegan yang sedang terjadi dalam setiap babnya, sehingga pembaca dapat sedikit mendapatkan gambaran bagaimana tampang-tampang si tokoh di dalam buku ini. Dengan setting di bawah tanah kota London, tak jarang pula didapatkan sedikit pengetahuan tentang seluk-beluk kota London yang ada di atas tanah, seperti Sungai Thames, jembatan-jembatannya, hingga Stasiun Kings Cross.

Terakhir, dari penilaian saya secara subyektif, untuk anak-anak Indonesia, rentang usia anak-anak yang cocok membaca buku ini mungkin sekitar usia Sekolah Menengah Pertama. Sebenarnya berat juga untuk mengambil keputusan ini, bukan apa-apa, saya pikir, kelakuan istri dr. Burrows sebagai seorang istri sungguh sangat tidak layak dicontoh sebagai seorang ibu. Pekerjaan rumah tangga semua diserahkan kepada anaknya yang berusia 12 tahun, sedangkan kegiatannya sendiri hanya menonton televisi saja seharian. Ada lagi, adegan-adegan kekerasan yang sampai terjadi pertumpahan darah sungguh sangat kurang pantas untuk anak-anak, walaupun tak dapat dipungkiri, usia SMP saat ini telah sedikit mengenall kekerasan-kekerasan semacam ini. Jadi intinya, buku ini sudah lumayan cocok untuk anak usia SMP tentunya dengan pertimbangan dan pengawasan tertentu dari orang tua. Dari kacamata pembaca secara umum, buku ini menyajikan cerita yang luar biasa, imajinasi yang liar tentang dunia bawah tanah layak mendapatkan bintang empat dari lima bintang.


Judul: Tunnels: Will Burrows dan Koloni Misterius Bawah Tanah
Penulis: Roderick Gordon dan Brian Williams
Penerbit: Mizan Fantasi
Tebal: 660 hal.
Rate: 4/5
Rekomendasi Usia: >13 tahun







====================================================

Buku ini saya baca dan saya review guna memenuhi tantangan membaca kisah-kisah untuk anak-anak yang diadakan oleh Mbak @bzee_why disini



4 komentar:

  1. Pinjem bukunya, lengkap ga serinya?

    BalasHapus
  2. ok ok, tar gath insyaAllah dibawa. baru punya buku 1, he2

    BalasHapus
  3. Konsep dunia atas & dunia bawahnya mirip Neverwhere nya Neil Gaiman ya.. tapi kisahnya beda jauh. Tapi si ibu yang tidak layak ditiru akhirnya dapat 'balasan'nya kan :)

    BalasHapus
  4. Belom baca Neverwhere, jadi gatau :D
    yup, tapi bakal lebih cetar kalo ternyata si ibu itu ternyata dari dunia bawah juga, he5

    BalasHapus