Minggu, 21 Oktober 2012

Buku Biru




Maroon, seorang bocah cilik tanpa sengaja bertemu dengan Donald di masa kecilnya. Donald yang ia temui ternyata bukan manusia biasa, tetapi jiwa dari seorang Donald, pemuda berumur 20 tahunan yang sedang mengalami masa kritis di Negeri Lady Di sana. Seiring berjalannya waktu, Donald akhirnya menghilang dari kehidupan Maroon, tetapi di kehiduapn yang nyata, Donald ternyata mencari-cari Maroon, begitupun Maroon, jiwa Donald yang ia temui sungguh sangat memberikan kesan mendalam baginya.

Maroon pun beranjak dewasa, tanpa ia sadari, ia bertemu dengan Donald yang kebetulan sama-sama menjadi dokter. Namun ketika itu ia sama sekali tidak menyadari kalau Donald ini ialah Donald yang ia temui di masa kecilnya. Begitupun Donald, ia tidak menyadari bahwa inilah Maroon yang selama ini ia cari. Kejadian berlalu dengan cepat, akhirnya Donald dan Maroon sama-sama menyadari kalau mereka sebenarnya sedang saling mencari satu sama lain. Mereka pun berhubungan erat, bahkan berpacaran, hingga suatu hari Maroon dan ayahnya terlibat kecelakaan. Ayahnya meninggal, sementara Maroon kehilangan ingatan. Donald pun menjadi orang asing bagi Maroon, dan hubungan mereka kandas seiring dengan ditolaknya pinangan Donald terhadap Maroon. Muncullah David disini, ia mendekati Maroon, bahkan berencana meminangnya pula, sampai suatu ketika, ingatan Maroon pulih kembali...

***

Amore, suatu genre buku baru yang saya baca. Mirip harlequin kali ya kalau di luar negeri sana, tapi tentunya minus adegan-adegan agak panas yang lazim ditemui di harlequin. Kebetulan buku Amore yang pertama saya baca ini merupakan buku yang sangat ngetop di goodreads. Lebih dikenal dengan buku biru, ternyata review-review dari teman-teman goodreads selama ini cukup beralasan mengenai kualitas dari buku ini.

Jujur saja, ide cerita buku ini lumayan seru dan baru. Sesosok jiwa muncul dalam kehidupan manusia, jatuh cinta, dan akhirnya mencari jiwa itu di dalam sesosok manusia yang benar-benar ada dan nyata. Apalagi, dengan judul Memory dan Destiny seolah-olah penulis ingin mencocokkan dengan tokoh utama buku ini, yaitu Maroon, Donald dan David. Lihat, inisial nama mereka sama dengan inisial judul buku bukan? Tetapi sayang seribu sayang, buku-buku metropop yang cinta-cintaan yang saya bisa nikmati ketika baca tidak saya temui di buku ini. Ceritanya benar-benar membosankan dan bertele-tele. Apalagi gaya penulisan si penulis membuat buku ini agak menyebalkan. Pembaca seakan-akan digiring, bahkan diseret untuk memenuhi hasrat si penulis dalam membaca buku dan menyelami hobinya. Bayangkan saja, ada berapa banyak lirik lagu bertebaran di buku ini. Belum lagi masalah hal-hal detail yang terlalu diceritakan, seperti apa itu brunch, gatot, serta banyak lagi hal-hal yang seolah penulis lebaykan disini. Ada juga perandaian tentang rasa manis. Penulis menggambarkan, saking manisnya, semut pun bisa mati gara-gara kebanyakan glukosa, haduuuh.... Gitu banget deh mbak penulis.. Saya rasa, hal-hal yang terkesan detail tak penting mending gak usah masuk buku deh. Hmm, apa ini taktik juga ya buat ngebanyakin halaman? Hihi...

Ah, gak bisa nikmatin saya, untungnya buku ini cuma minjem, jadi gak terlalu nyesel sih udah baca buku ini. Sorry to say, cuma 1 bintang buat buku ini. Dan semoga saja amore-amore selanjutnya yang mungkin saya baca gak separah ini, aaamiiin...


Judul: Memory and Destiny
Penulis: Yunisa K.D.
Tebal: 264 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Mei 2010
Rate: 1/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar