1.
Cover KEJU ini lezat. Tahu kan gambar keju-keju
yang biasanya ada di kartun Tom & Jerry, kuning dengan lubang-lubang pada
keju tersebut. Begitu pula latar belakang cover buku ini, yummy :9
2.
Dimensi yang bisa dibilang sebagai “ukuran saku”,
apalagi dengan jumlah halamannya yang “hanya” 176 halaman, membuat KEJU ini
mudah dibawa, ringan dan juga mudah dibaca di mana pun berada.
3.
Sederhana. Itu penampilan cover KEJU ini, dengan
gambar seseorang yang memegang dua buah piring berisi keju, judul dalam bahasa
asli: “KAAS”, nama penulis: “Willem Elsschot”, dan judul terjemahan: “KEJU”. It’s
so simple.
4.
Terbit pertama kali pada tahun 1933; 77 tahun
kemudian KEJU ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Terima kasih kepada
Erasmus Huis dan Erasmus Dutch Language Center atas dukungan finansialnya,
sehingga KEJU ini dapat dialihbahasakan oleh Jugiarie Sugiarto.
5.
Erasmus Huis merupakan pusat kebudayaan Belanda
yang ada di Jakarta. KEJU ini merupakan proyek ketika Erasmus Huis merayakan
hari jadi yang ke-40 pada tahun 2010.
6.
KEJU ini memang berbahasa asli Belanda. Tapi untuk
sekedar informasi, setting KEJU ini berada di Belgia, penulisnya pun
berkebangsaan Belgia. Jadi seebenarnya agak mengherankan mengapa KEJU ini yang
diangkat oleh Erasmus Huis untuk diterjemahkan.
7.
Si penulis berkebangsaan Belgia tersebut ialah
Willem Elsschot. Ini adalah nama pena dari Alfons de Ridder. Beliau lahir di
Antwerpen pada tahun 1882, dan wafat pada tahun 1960 di kota yang sama.
8.
KEJU ini karya kedua beliau. Sebelumnya pada
tahun 1924 beliau menerbitkan Lijmen, dan
setelah KEJU, dua buku beliau lain adalah Tsjip
(1934) dan Het Been (1938). Tema utama
yang sering digunakan beliau ialah bisnis dan kehidupan keluarga.
9.
KEJU ini dilengkapi oleh satu halaman yang memuat
tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Selain itu, ada pula unsur-unsur terkait yang
berada dalam KEJU ini, pada satu halaman pula. Hal ini cukup membantu untuk sekedar
mengingat-ingat kembali tokoh-tokoh yang terlibat. Seperti yang telah
diketahui, nama-nama Belanda / Belgia agak susah untuk diingat atau diucapkan.
10.
Sudut pandang pencerita pada KEJU ini yaitu oleh
orang pertama. Orang pertama ini sekaligus si tokoh utama dalam KEJU ini. Namanya
adalah Frans Laarmans.
11.
Frans Laarmans merupakan seorang kepala keluarga
dengan dua orang anak. Beliau bekerja sebagai “kerani” di perusahaan
perkapalan: General Marine and Shipbuilding Company.
12.
KEJU ini merupakan buku kedua dimana saya
menemukan istilah kerani. Buku pertama yang menyebut-nyebut kerani ialah My
Stupid Boss karangan Chaos @ Work. Mungkin banyak yang menyangka kerani ini
sebagai bahasa melayu atau Malaysia, tetapi setelah saya cek KBBI, kerani merupakan bahasa baku dari
sekretaris / juru tulis, atau lebih tepatnya pegawai yang mengurusi
administrasi sederhana. Efek masuknya bahasa asing membuat istilah sekretaris
lebih populer saat ini.
13.
Satu peristiwa penting yang nantinya akan
merubah hidup Frans adalah kematian ibunya. Ini adalah inti cerita di bab
pertama KEJU ini. Memang, ibu dari Laarmans ini sudah pikun dan sakit berat,
pekerjaannya sehari-hari pun hanya mengurai wol dan kapuk.
14.
Kejadian yang mengubah hidup Frans ini dimulai
ketika pemakaman ibu Laarmans. Frans, yang mempunyai seorang kakak yang juga
seorang dokter berkenalan dengan pasien sang kakak, van Schoonbeke. van Schoonbeke
ini lalu mengajak Frans untuk ke sebuah pertemuan yang rutin digelar di
kediamannya. Pertemuan ini bisa dibilang pertemuan kelas atas, dimana
pesertanya yang juga masih tetangga-tetangga Frans ialah rata-rata orang berada
yang memiliki mobil dan kedudukan.
15.
~Learn the Dutch~ sebelumnya, kita telah
mengenal istilah Meneer untuk
menyebut tuan di dalam bahasa Belanda. Ternyata, penulisan yang tepat untuk
kata ini ialah Mijnheer, bukan Meneer.
16.
van Schoonbeke, yang juga termasuk orang berada
inilah yang menawari Frans untuk berbisnis KEJU. Frans, yang merasa hidupnya
biasa-biasa saja dan juga sering tersepelekan pada saat acara pertemuan di
kediaman van Schoonbeke melihat peluang dalam penawaran yang diberikan oleh van
Schoonbeke.
17.
Peluang apa yang Frans dapat dari KEJU? Well,
KEJU ialah makanan utama di Eropa, jadi Frans meyakini, bahwa KEJU pasti akan
selalu laku.
18.
Apalagi, dengan menjual KEJU, Frans berpeluang
menjadi Pengusaha. Ini adalah cita-cita terpendamnya, ia merasa telah lelah
hanya menjadi kerani.
19.
Peluang itu datang secara tiba-tiba dan
mendadak, maka bersegeralah Frans ke Amsterdam menemui Hornstra. Hornstra inilah
teman dari van Schoonbeke yang merupakan seorang juragan KEJU. Frans melakukan
perjalanan ini dari kediamannya di Antwerp.
20.
Satu masalah baru, untuk menjadi seorang
pengusaha, Frans berpendapat bahwa ia tak bisa hanya sekedar paruh-waktu saja,
maka ia mencari jalan untuk membolos dari pekerjaan utamanya di perkapalan.
21.
Untung saja, Ida, istri dari Frans mempunyai ide
brilian. Berbekal seorang kakak yang seorang dokter, maka Frans mengambil cuti
sakit selama tiga bulan penuh dengan alasan sakit parah. Tak main-main, sakit
yang dideritanya ialah penyakit saraf! Akhirnya, “mandor” dari Frans merestui “penyakit”
Frans tersebut, dengan syarat selama sakit Frans tidak mendapatkan gaji.
22.
~Learn the KAAS~ keju yang akan dijual oleh
Frans ialah KEJU Edam. Gambaran dari Edam ini ada di cover depan, keju yang
dibungkus dengan parafin dan lilin berwarna merah. Keju ini awal mulanya
berasal dari kota Edam, sebuah kota di utara Belanda. Keju ini merupakan keju
yang rendah lemak, dan cenderung memiliki rasa seperti kacang.
23.
Frans pun mendirikan perusahaan di rumahnya. Disulapnya
salah satu bagian rumah menjadi kantor. Bisa dibilang Frans ini rempong, segala
hal yang ada di kantor-kantor umum seperti mesin tik, telepon, hingga kop surat
harus ada pula di perusahaannya, sungguh sangat membuat gemas pembaca.
24.
Belum lagi masalah nama perusahaan, beberapa
nama sempat dicoba Frans untuk nama perusahaannya, mulai dari bahasa Belanda,
Prancis, sampai bahasa Inggris dicobanya. Bagian ini juga membuat gemas
pembaca.
25.
Ternyata, KEJU yang ia pikir awalnya selalu laku
ini tidak sesuai ekspektasinya, ia kesulitan menjual keju-kejunya. Memang,
kejunya enak, tetapi Frans belum mempunyai bakat dan celah dalam menjalani
bisnis yang ia geluti.
26.
Di saat-saat sulit inilah, terkadang Frans
teringat kepada ibunya. Bagian ini menjadi sebuah pelajaran dimana terkadang
orangtua yang kita sayang baru terasa pengaruhnya ketika ia telah tiada.
27.
Pelajaran lain dari KEJU ini ialah: kebohongan
(seperti yang dilakukan Frans terhadap perusahaannya) tidak akan membawa
kebaikan apapun. Apalagi apabila kebohongan itu termasuk besar.
28.
Empat potong KEJU edam, cocok untuk dijadikan
kastangel.
29.
Buku 1001? KEJU ini cukup layak.
Judul: Kaas / Keju
Penulis: Willem Elsschot
Tebal: 176 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 1933 (1st), 2010 (terjemahan)
Rate: Empat KEJU
Penulis: Willem Elsschot
Tebal: 176 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 1933 (1st), 2010 (terjemahan)
Rate: Empat KEJU
Lihat review nya jadi pengen baca
BalasHapusAyo dibaca, enteng kok bukunya :)
Hapuspenasaraaan, covernya udah menarik hati apalagi setelah baca review-nya. Nice review :)
BalasHapusTerima kasiih :)
Hapus