Clare Abshire. Seorang wanita normal, harus mengalami takdir
yang bisa dibilang enak tak enak untuk dirinya. Ia bertemu suaminya, atau lebih
tepat, calon suaminya ketika ia baru berusia enam tahun. Tidak main-main, si
suami Clare tersebut ialah penjelajah waktu! Henry DeTamble, itulah namanya,
bisa dibilang kemampuannya dalam menjelajah waktu ini merupakan sebuah
penyakit, yang memang, hanya sebuah fiksi, dan belum terbukti di dunia nyata.
Sayangnya, kemampuan Henry ini tidak dapat dikendalikan, ia dapat secara
tiba-tiba menghilang, entah itu kembali ke masa lalu, ataupun menjelajah ke
masa depan. Sialnya, ketika ia menjelajah waktu, ia tidak dapat membawa
apa-apa, bahkan ia selalu muncul dalam keadaan telanjang bulat, sehingga hal
ini sangat membuatnya kesulitan.
Bingung? Ilustrasinya, apabila pembaca menjadi Clare, maka
alur hidup yang ada akan selalu maju, tetapi di saat alur maju ini ia bertemu
dengan Henry dalam berbagai usia. Bisa dibilang, Clare ini telah sedikit banyak
mengetahui apa-apa yang akan terjadi di masa depan nanti melalui cerita-cerita
yang diungkapkan oleh Henry. Sekarang, apabila pembaca menjadi Henry, maka alur
hidup yang ada pun terus maju, tetapi ada saat-saat tertentu ketika pembaca
lompat ke masa lalu maupun masa depan. Misal hari ini Henry berusia 30 tahun,
maka apabila sedang “kambuh”, ia akan melompat ke tahun 1990 misalnya, tetap
berusia 30 tahun dan sejenak mengalami hidup di masa lalu. Tak ada patokan
pasti berapa lama Henry terbuang dari dunia masa kini, bisa hanya beberapa menit,
bisa juga hingga berhari-hari.
Ketika melihat judul dari buku ini, yang pertama terlintas
tentu saja sebuah judul yang terkesan futuristik, berhubungan dengan mesin
waktu, dan sebuah buku yang berat. Namun, setelah dibaca, bisa dipastikan bahwa
si penjudging akan sedikit kecewa, karena buku ini murni sebuah novel dewasa,
novel romantis atau bahkan lebih condong kepada novel bertema keluarga. Alur
yang ada sangat lambat, dan terkesan bertele-tele, hingga tak jarang
menceritakan hal-hal yang kurang penting, tetapi hal tersebut akan menjadi
penting seiring jawaban yang perlahan-lahan muncul. Sudut pandang buku ini
sendiri ada dua, melalui Clare dan Henry, selain itu pula waktu ketika
terjadinya peristiwa-peristiwa penting antara Clare dan Henry dituliskan secara
jelas, bahkan dengan usia pada saat Clare dan Henry mengalami kejadian
tersebut, sehingga agak memudahkan pembaca untuk meraba-raba jalan cerita yang
dimaksudkan si penulis. Bukan apa-apa, ini buku mengenai penjelajahan waktu,
jadi bolak-balik antara masa depan dan masa lalu tentu saja selalu terjadi.
Novel ini sendiri tergolong novel dewasa karena banyaknya
kejadian dan adegan-adegan vulgar yang terjadi antara Clare dan Henry, sehingga
target untuk pembacanya pun harus disesuaikan. Walaupun memang, buku ini tidak
tergolong berat, tetapi gara-gara adegan-adegan itu sehingga kurang cocok bagi
semua usia. Buku ini pula tergolong novel keluarga, apalagi menjelang bagian
akhir buku ini, dijamin akan membuat tersentuh, terutama untuk pembaca yang
telah berkeluarga, saya menjamin hal tersebut.
Konflik yang ada di buku ini tergolong biasa saja, bahkan
terkadang ada pula peristiwa-peristiwa yang menurut saya kurang penting namun
tetap diceritakan disini, sehingga kesan bertele-tele dan membosankan sempat
muncul di awal-awal membaca. Di menjelang bagian akhir bukulah keseruan buku
ini mulai meningkat, walaupun memang konflik yang ada tetap biasa-biasa saja. Untuk
informasi, buku ini pun telah difilmkan sekitar tahun 2009 kemarin, dan mungkin
saja film itu dapat lebih mejelaskan secara visual hal-hal yang cenderung membingungkan
di buku ini. Empat bintang untuk buku ini, dan terutama sangat direkomendasikan
bagi pembaca yang telah berkeluarga.
Judul: The Time Traveler's Wife
Penulis: Audrey Niffenegger
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 656 hal.
Terbit: 2003 (1st) / 2007 (Indonesia)
Rate: 4/5
jadi ceritanya bikin pusing atau mudah dimengerti ?
BalasHapusGampang dimengerti kok :)
Hapusmaap ya kalo review sy susah dimengerti x))