Sebuah novel detektif yang baik tidak akan secara mudah
menampilkan siapa si pelaku kejahatan sebenarnya sehingga mudah tertebak oleh
pembaca.
Peristiwa pembunuhan kali ini berlatar belakang
perselingkuhan, bisnis, dan akibat kegenitan wanita. Dahlia, si korban
kejahatan, yang (nampaknya) menjadi cover dari buku ini (walaupun Dahlia ini
sama sekali tidak diceritakan ketika ia hidup) merupakan wanita bersuami yang
terjebak cinta lokasi dengan atasannya. Tidak sepenuhnya cinta lokasi
sebenarnya, karena hampir semua orang tahu, wanita seperti apa Dahlia ini. Suaminya
yang sekarang pun, Januar Sigit, menikahinya dengan mengorbankan keluarga kecilnya
yang sebenarnya bisa bahagia apabila tidak ada Dahlia. Januar seolah terkena
karma, Dahlia kini bergerilya lagi mencari pria lain, dan kali ini dalam diri
Kamaludin, atasannya, yang telah mempunyai seorang istri.
Pembunuhan terhadap Dahlia terjadi di kantornya ketika
seluruh karyawan di gedung kantor tersebut telah pulang, ya, pembunuhan ini
terjadi di kala Dahlia sedang lembur. Kamaludin, yang terakhir bersama Dahlia;
Ela Sigit, mantan istri Januar yang berkantor di gedung yang sama, yang
kebetulan bekerja lembur juga di hari kejadian; Lisa Kamaludin, istri kamaludin
yang kedapatan berangkat sendirian ke kantor untuk menemui Dahlia setelah
suaminya pulang; dan Kohar, penjaga gedung yang sedang bersih-bersih kantor
gedung ketika hari kejadian, diperiksa oleh kapten polisi Kosasih dan Gozali
akibat peristiwa ini. Selain mereka, orang-orang yang berkaitan pun diperiksa
gara-gara kehebohan ini. Ternyata, dibalik peristiwa pembunuhan ini,
motif-motif para atersangka yang diperiksa oleh Kosasih-Gozali ini saling
berkaitan, menyambung satu sama lain.
Belum selesai pengungkapan peristiwa pembunuhan Dahlia,
kakak tiri dari Lisa Kamaludin yaitu Samsul Bakhtiar, ditemukan tewas di
rumahnya. Akibat peristiwa ini, duet Kosasih-Gozali lebih mudah melacak kaitan
antara dua peristiwa ini, dan pembunuh yang ternyata merupakan seorang yang
sama sekali tidak pernah bisa diduga. Seorang yang tadinya menjadi orang
kepercayaan, namun berbalik mengkhianati akibat mulai merasa semua peristiwa
harus bisa diselesaikan sendiri, tanpa bantuan Tuhan.
Pembunuhan di buku ini sangat cepat terjadi. Di awal-awal
buku kita diperkenalkan dengan tokoh-tokoh yang menjadi lakon dalam buku ini. Sampai
akhirnya pembunuhan berlangsung, bayangan-bayangan gelap masih berseliweran di
benak saya, karena bukti-bukti dan motif-motif yang ditunjukkan masih terlalu
sedikit dan terlalu luas cakupannya. Pembunuhan disini dilatarbelakangi oleh
peristiwa yang lazim terjadi di era modern ini, perselingkuhan dan perasaan
nyaman antara dua orang kekasih yang sebenarnya sudah memiliki pasangan sah di
rumah masing-masing. Semua mulai terkuak ketika banyaknya bukti dan motif yang
mulai terungkap dan mengerucut. Namun tetap saja pelaku pembunuhan disini masih
sulit untuk diraba, sampai akhirnya terjadi pembunuhan kedua, dan Gozali
merekontruksi kejadian dengan melibatkan seluruh tersangka pun, pelaku masih
sulit tertebak. Kelihaian penulis dalam berteka-teki patut dipuji, karena siapa
yang menyangka bawa trik yang dipakai Gozali bisa berdampak signifikan terhadap
tersangka.
Di buku ini pun, sedikit banyak diceritakan latar belakang
Gozali sebagai eks pencuri. Bagaimana keluarganya, jalan hidupnya, hingga
mengapa akhirnya ia bisa berteman akrab dengan kapten polisi Kosasih. Yang lebih
seru, trik-trik ketika Gozali mencuri pun ia gunakan dalam mengungkap si
pembunuh yang sebenarnya.
Pada akhirnya, satu pelajaran besar yang menjadi tanda tanya
kita semua. Apakah memang orang yang jujur sudah tidak akan bisa eksis lagi di
dunia modern seperti ini. Pertanyaan ini ditulis oleh S. Mara Gd pada tahun
1985 (tahun terbit awal buku ini), 27 tahun berselang, kejujuran ini masih
menjadi hal yang layak diperdebatkan. Apakah di sekitar tempat kerja anda masih
banyak orang-orang jujur yang eksis dan mampu sukses dalam karir dan usahanya? Terakhir,
saya beri buku ini 4 bintang. Sebenarnya layak menjadi bintang 5, namun pada
bab-bab akhir ada satu hal yang mengganjal, ketika salah seorang tersangka
berbincang dengan Kosasih. Perbincangan ini pada akhirnya tidak dibahas, dan
tidak diketahui pula siapa orang tersebut. Menggantung.
Judul: Misteri Gugurnya Sekuntum Dahlia
Penulis: S. Mara Gd
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 1985
Tebal: 305 hal.
Rate: 4/5
berhenti baca sampai kegenitan wanita...
BalasHapusweeeey, masih panjang itu reviewnya, maen berenti aje :O
BalasHapus