Laman

Rabu, 12 September 2012

Dimana Tempat Orang Jujur?



Sebuah novel detektif yang baik tidak akan secara mudah menampilkan siapa si pelaku kejahatan sebenarnya sehingga mudah tertebak oleh pembaca.

Peristiwa pembunuhan kali ini berlatar belakang perselingkuhan, bisnis, dan akibat kegenitan wanita. Dahlia, si korban kejahatan, yang (nampaknya) menjadi cover dari buku ini (walaupun Dahlia ini sama sekali tidak diceritakan ketika ia hidup) merupakan wanita bersuami yang terjebak cinta lokasi dengan atasannya. Tidak sepenuhnya cinta lokasi sebenarnya, karena hampir semua orang tahu, wanita seperti apa Dahlia ini. Suaminya yang sekarang pun, Januar Sigit, menikahinya dengan mengorbankan keluarga kecilnya yang sebenarnya bisa bahagia apabila tidak ada Dahlia. Januar seolah terkena karma, Dahlia kini bergerilya lagi mencari pria lain, dan kali ini dalam diri Kamaludin, atasannya, yang telah mempunyai seorang istri.

Pembunuhan terhadap Dahlia terjadi di kantornya ketika seluruh karyawan di gedung kantor tersebut telah pulang, ya, pembunuhan ini terjadi di kala Dahlia sedang lembur. Kamaludin, yang terakhir bersama Dahlia; Ela Sigit, mantan istri Januar yang berkantor di gedung yang sama, yang kebetulan bekerja lembur juga di hari kejadian; Lisa Kamaludin, istri kamaludin yang kedapatan berangkat sendirian ke kantor untuk menemui Dahlia setelah suaminya pulang; dan Kohar, penjaga gedung yang sedang bersih-bersih kantor gedung ketika hari kejadian, diperiksa oleh kapten polisi Kosasih dan Gozali akibat peristiwa ini. Selain mereka, orang-orang yang berkaitan pun diperiksa gara-gara kehebohan ini. Ternyata, dibalik peristiwa pembunuhan ini, motif-motif para atersangka yang diperiksa oleh Kosasih-Gozali ini saling berkaitan, menyambung satu sama lain.

Belum selesai pengungkapan peristiwa pembunuhan Dahlia, kakak tiri dari Lisa Kamaludin yaitu Samsul Bakhtiar, ditemukan tewas di rumahnya. Akibat peristiwa ini, duet Kosasih-Gozali lebih mudah melacak kaitan antara dua peristiwa ini, dan pembunuh yang ternyata merupakan seorang yang sama sekali tidak pernah bisa diduga. Seorang yang tadinya menjadi orang kepercayaan, namun berbalik mengkhianati akibat mulai merasa semua peristiwa harus bisa diselesaikan sendiri, tanpa bantuan Tuhan.


Pembunuhan di buku ini sangat cepat terjadi. Di awal-awal buku kita diperkenalkan dengan tokoh-tokoh yang menjadi lakon dalam buku ini. Sampai akhirnya pembunuhan berlangsung, bayangan-bayangan gelap masih berseliweran di benak saya, karena bukti-bukti dan motif-motif yang ditunjukkan masih terlalu sedikit dan terlalu luas cakupannya. Pembunuhan disini dilatarbelakangi oleh peristiwa yang lazim terjadi di era modern ini, perselingkuhan dan perasaan nyaman antara dua orang kekasih yang sebenarnya sudah memiliki pasangan sah di rumah masing-masing. Semua mulai terkuak ketika banyaknya bukti dan motif yang mulai terungkap dan mengerucut. Namun tetap saja pelaku pembunuhan disini masih sulit untuk diraba, sampai akhirnya terjadi pembunuhan kedua, dan Gozali merekontruksi kejadian dengan melibatkan seluruh tersangka pun, pelaku masih sulit tertebak. Kelihaian penulis dalam berteka-teki patut dipuji, karena siapa yang menyangka bawa trik yang dipakai Gozali bisa berdampak signifikan terhadap tersangka.

Di buku ini pun, sedikit banyak diceritakan latar belakang Gozali sebagai eks pencuri. Bagaimana keluarganya, jalan hidupnya, hingga mengapa akhirnya ia bisa berteman akrab dengan kapten polisi Kosasih. Yang lebih seru, trik-trik ketika Gozali mencuri pun ia gunakan dalam mengungkap si pembunuh yang sebenarnya.

Pada akhirnya, satu pelajaran besar yang menjadi tanda tanya kita semua. Apakah memang orang yang jujur sudah tidak akan bisa eksis lagi di dunia modern seperti ini. Pertanyaan ini ditulis oleh S. Mara Gd pada tahun 1985 (tahun terbit awal buku ini), 27 tahun berselang, kejujuran ini masih menjadi hal yang layak diperdebatkan. Apakah di sekitar tempat kerja anda masih banyak orang-orang jujur yang eksis dan mampu sukses dalam karir dan usahanya? Terakhir, saya beri buku ini 4 bintang. Sebenarnya layak menjadi bintang 5, namun pada bab-bab akhir ada satu hal yang mengganjal, ketika salah seorang tersangka berbincang dengan Kosasih. Perbincangan ini pada akhirnya tidak dibahas, dan tidak diketahui pula siapa orang tersebut. Menggantung.


Judul: Misteri Gugurnya Sekuntum Dahlia
Penulis: S. Mara Gd
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 1985
Tebal: 305 hal.
Rate: 4/5

2 komentar: