Laman

Rabu, 13 November 2013

The Witches - Ratu Penyihir



Saya sangat kaget ketika mengetahui buku dari Roald Dahl ini telah diadaptasi ke dalam bentuk film tetapi bukan dengan format kartun. Saya terus terang saja ngeri dan jijik membayangkan hal-hal yang dibahas di buku ini dalam bentuk nyata. Ya, mungkin akan sangat lucu apabila dalam bentuk kartun, namun jika diperankan manusia nyata? Saya yakin memang akan sangat menjijikan.

Apa sih yang menjijikan itu? Hm, bayangkan deh, kaki tanpa jari, kuku tangan panjang dan tajam, kepala botak dengan bentol-bentol merah akibat terlalu sering mengenakan wig, sampai wajah menyeramkan, yang benar-benar menyeramkan. Saya malah tak yakin film ini akann menjadi hiburan bagi anak-anak, mimpi buruk mungkin iya.

Hal lain, membayangkan manusia nyata (dalam hal ini anak kecil) mengkerut dan mengecil menjadi seekor tikus, apakah itu tak akan menjadi mimpi buruk bagi anak-anak? Transformasinya itu lho, badan mengecil, tumbuh kumis, tumbuh ekor, tangan berubah menjadi kaki depan, nampak sangat menggelikan. Geli disini berarti jijik.

Oke, hal-hal itu bisa ditemukan dalam karya Opa Roald Dahl yang berjudul The Witches. Sang Ratu Penyihir, itulah judul yang digunakan penerbit Gramedia dalam mengartibebaskan judul asli buku ini. Cocok karena memang cuma si ratu penyihirlah yang terlihat rupa aslinya, wajah asli yang menyeramkan dan menjijikan, itu yang saya lihat sekilas dari trailer film ini di youtube. Memang dapet sih untuk membuat anak-anak ngeri ketika membayangkan wajah si penyihir ini.

Jalan cerita buku ini sendiri berawal ketika si aku (mungkin pengalaman pribadi Roald Dahl) kehilangan kedua orangtuanya yang meninggal. Ia pun harus mengikuti neneknya yang tinggal di Norwegia, dimana Norwegia sendiri dikenal sebagai sarang para penyihir di seluruh dunia. Nenek kemudian menceritakan ciri-ciri penyihir yang ada di dunia. Satu yang pasti, penyihir adalah wanita, tak bisa tidak. Kemudian, si aku dan neneknya berlibur ke Inggris dan menginap di salah satu hotel. Tak disangka, ketika si aku ingin melatih kedua peliharaan tikusnya di salah satu ruangan hotel, ia masuk ke ruangan yang salah. Ia masuk ke salah satu ruangan dimana di ruangan tersebut diadakan pertemuan para wanita pecinta anak-anak. Si aku baru menyadari keganjilan gara-gara semua pesertanya ialah wanita yang  memenuhi persyaratan sebagai penyihir sebagaimana yang diceritakan oleh neneknya. Dan memang, ruangan itu dipenuhi oleh penyihir, si aku terjebak, karena salah satu penyihir ialah sangat membenci anak kecil dan bisa merubah anak-anak menjadi seekor tikus...


Imajinasi RD tentang para penyihir ini walaupun agak nyeleneh namun tepat untuk menggambarkan bagaimana mengerikannya para penyihir ini. Memang, bisa dikatakan isi dari buku ini cukup untuk menakut-nakuti anak-anak usia sekolah dasar awal, namun perjuangan si aku dan neneknya guna menumpas para penyihir di seluruh dunia merupakan sebuah hal yang heroik dan patut ditiru. Jangan lupa untuk mencatat bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat ramuan pengubah anak-anak menjadi tikus, praktikkan, dan berjaga-jagalah, siapa tahu ciri-ciri penyihir yang disebutkan di buku ini terdapat pada wanita-wanita yang kalian temui kemarin, tadi, hari ini ataupun esok hari.


Judul: The Witches
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 240 hal.
Tahun Terbit: 1983 (1st) / 2005 (read)
Rate: 4/5
Rekomendasi Usia: > 8 tahun



PS: Buku ini ternyata banyak mendapatkan award lho. Dari data di Goodreads saja ada tiga awards, yaitu: Whitbread Award for Children Novel (1983), Books I Loved Best Yearly (BILBY) Awards for Read Alone (1993), dan West Australian Young Readers' Book Award (WAYRBA) for Younger Readers (1986)

1 komentar:

  1. Bagus,Saya sangat menyukai Novel ini karena mengandung pengalaman yang sangat berharga

    BalasHapus