13 November. Hari ini salah
satu teman saya berulang tahun. Ia merupakan teman satu lab saya di tempat
kerja saya yang lama. Walaupun kami berbeda jenis kelamin, namun ada satu hal
yang menjadikan kami nyambung, satu hal yang sama-sama kami minati, baik sebagai
hobi, maupun koleksi. Sudah tertebakkah? Ya, hal tersebut ialah buku.
Buku yang akan saya bahas di
hari kedua tantangan #5BukuDalamHidupku kali ini merupakan sebuah buku yang
fenomenal di Indonesia. Buku ini pun telah difilmkan, dan lagu tema filmnya pun
sangat booming dimana-mana. Tak heran, keadaan ini membuat si penulis lupa
diri, walaupun memang hal tersebut sah-sah saja dikarenakan prestasi yang telah
ia raih. Memang, buku dan penulis ini belakangan banyak dicerca gara-gara lupa
dirinya itu. Selain itu, banyak pecinta buku juga yang tidak memfavoritkan buku
ini, karena kelakuan si penulisnya itu. Tetapi bagi saya hal tersebut bukanlah
masalah, saya hanya menikmati jalan cerita dan keseruan dari buku ini. Terserah
orang mau bilang apa terhadap buku ini, namun yang pasti buku ini menjadi salah
satu buku favorit teman saya itu. Kesukaan terhadap buku ini pula yang membuat
kami semakin nyambung dalam membicarakan isi dari buku ini.
Oke, langsung saja, buku yang
akan saya bahas kali ini ialah:
Judul: Laskar Pelangi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 534 hal.
Tahun Terbit: 2005
Rate: 5/5
Saya yakin, pasti banyak
pembaca yang mencibir ketika saya menyebutkan judul dari buku ini, ya, Laskar
Pelangi. But life must go on, saya tak melihat ada yang salah kok, dari sisi
cerita seru, dari pesan moral pun dapat, memang sedikit salah ketika si penulis
mulai bermulut besar, ah, tapi itu tak mengubah isi buku ini kok. Tentang si
penulis yang mulai songong ini tak sempat saya perbincangkan dengan teman saya
ini, karena saya telah pindah tempat kerja, mungkin akan seru bila suatu saat
saya bertemu dan berbincang lagi dengan teman saya ini tentang kelakuan beliau
ini.
Mengapa buku ini menjadi
sangat berarti? Bisa dibilang, buku ini pemecah kebuntuan juga diantara kami
yang berada di dalam satu lab ketika bekerja. Tak jarang kami kehabisan hal-hal
yang diobrolkan ketika kami berdua sedang menimbang untuk melakukan metode
penimbangan kadar air oven secara konvensional. Berkat buku ini, perbincangan
bisa menjadi hidup, mulai dari tingkah laku Ikal yang agak badung dan konyol,
apalagi ketika ia mengutip quote dari Rhoma Irama, hal itu benar-benar sungguh
membuat kami berdua terpingkal-pingkal. Ada lagi perbincangan mengenai
kepintaran Lintang, tak jarang kami berdua menyesalkan mengapa Lintang ini
putus sekolah padahal ia mempunyai otak yang sangat jenius, tentu saja kami
memang masih buta dan bertanya-tanya apakah tokoh Lintang ini benar ada atau
hanya tokoh fiksi belaka. Perbincangan lain yaitu mengenai daun lontar (kalau
tidak salah) yang dapat membuat sekujur tubuh gatal-gatal, daun sakti yang
digunakan oleh Mahar untuk membuat efek gila dalam pementasan ini membawa
perbincangan menuju masa kecil teman saya itu, yang memang tahu betul khasiat
dari daun lontar itu karena pernah mengalaminya di kampung halamannya sana pada
waktu kecilnya.
Itulah, sedikit hal yang
mampu dilakukan oleh sebuah buku, tak perduli buku itu tidak disukai banyak
orang, karena ketika dua orang menyukai satu buku yang sama, nyambunglah mereka.
Sampai saat ini saya belum menemukan lagi teman kerja yang klop yang juga
menyukai buku seperti teman saya yang satu ini, kangen juga untuk
berbincang-bincang mengenai berbagai hal dengannya, mulai dari keluarga,
kehidupan dan terutama buku. Ah.
Selamat ulang tahun Mbak,
semoga anak-anak kita juga nantinya menjadi pembaca buku akut juga.
PS: Saya melihat diantara
banyaknya review di Goodreads tentang buku Laskar Pelangi ini ada seseorang
bernama Irwan memberi buku ini hanya satu bintang. Mas Irwan Bajang-kah itu? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar