Ini adalah buku Abdullah Harahap pertama yang saya baca.
Sempat terpesona oleh cover-cover dan judul buku ini di toko-toko buku, namun
tak pernah kesampaian untuk membelinya. Hingga suatu saat saya menemukan buku
ini di tumpukan buku-buku berharga 10 ribu di Blok M Square. Kebetulan juga
buku ini dapat saya masukkan ke dalam event Mistery Reading Challenge.
Sekaligus memperkenalkan buku misteri lokal kepada rekan-rekan pembaca buku
semua.
Misteri Lemari Antik, inilah judul buku yang saya baca.
Dengan cover sebuah pintu lemari bertatahkan wajah seorang wanita, cover ini
seolah mencerminkan apa yang sedang diceritakan di dalam buku ini. Walaupun
apabila dibaca dengan teliti, sebenarnya cover dengan lemari antik yang
diceritakan mempunyai gambar yang lumayan berbeda. Sebab, di buku diceritakan
ukiran gambar yang terdapat pada lemari yaitu seorang wanita dengan membawa
seekor kambing. Namun dari segi cover, ilustrasi yang ada telah cukup membuat
saya merinding.
Dari segi cerita, di awal buku saja kita telah dibawa ke
tahun 1928. Pada tahun tersebut diceritakan bahwa Sukaesih yang dipercaya
masyarakat sebagai tukang sihir akhirnya dihakimi massa untuk kemudian dihukum
bakar. Supardi, seorang pengukir kayu yang menaruh hati terhadap Sukaesih
mendapat isyarat dari Sukaesih sebelum ia mengalami hukum bakar, yaitu untuk
membuat sebuah lemari bergambar wajahnya. Kelak, roh Sukaesih akhirnya masuk ke
dalam ukiran lemari tersebut, walaupun pada saat dihukum bakar tersebut, mayat
Sukaesih sebenarnya tidak dapat ditemukan. Inilah kisah awal mula lemari antik
yang akhirnya menjadi pintu gerbang menuju masa lalu, sebuah lemari yang
misterius dan memakan tumbal.
Beralih ke masa kini, tepatnya tahun 1984 di Pandeglang,
Banten. Ismed, seorang pegawai negeri yang dipindahtugaskan ke Pandeglang dari
Bandung berencana untuk membeli furniture-furniture bekas untuk keperluan rumah
tangganya di rumah barunya. Tanpa sengaja, di toko furniture itu Ismed
menemukan lemari antik yang misterius tersebut. Sebenarnya si pemilik toko
telah melarang Ismed untuk membeli lemari tersebut karena riwayat lemari
tersebut yang kurang sedap ketika berada di pemilik sebelumnya. Ada yang jatuh
miskin, bahkan ada pula yang mencoba menyetubuhi ukiran perempuan yang berada
di pintu lemari tersebut. Namun dengan usaha yang gigih, akhirnya Ismed
mendapatkan lemari antik tersebut.
Di rumah, peristiwa-peristiwa yang diceritakan si pemilik
toko ternyata benar terjadi. Ada dorongan kuat bagi diri Ismed untuk bercinta
dengan lemari tersebut, untung saja ia sempat sadar pada saat terakhir. Masalah
baru muncul ketika Farida, istri Ismed tiba di Pandeglang. Pada suatu hari, Farida tiba-tiba menghilang.
Ismed, yang kebingungan mencari istrinya kemudian teringat pada lemari tersebut,
dan ketika ia membuka lemari itu, tiba-tiba ia tersedot ke masa lalu, ke tahun
1929, satu tahun setelah peristiwa pembakaran Sukaesih. Ismed pun terjebak di
masa lalu, mengalami kejadian-kejadian mistis, serta harus secepatnya menemukan
istrinya.
Bisa dibilang, buku ini horor Indonesia banget. Feel
horornya dapat tersampaikan dengan baik. Bagaimana sesosok wanita di tahun 1929
muncul pada malam hari dan mencuri bayi-bayi masyarakat sekitar, sungguh sangat
misterius. Belum lagi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan mistis, seperti
roh yang masuk ke dalam ukiran lemari, sungguh sangat khas. Apalagi dibumbui
peristiwa-peristiwa sejarah pada tahun 20-an tersebut. Dikisahkan, bahwa pada
tahun tersebut Belanda masih menjajah Indonesia, maka kejadian-kejadian yang
dialami Ismed pun berkaitan dengan kekejaman Belanda yang terjadi di tahun
tersebut.
Memang, buku ini agak kurang masuk akal dan terkesan terlalu
dibuat-buat. Tetapi seperti telah dibilang sebelumnya, buku ini sangat cocok
untuk dibaca para penggemar cerita horor. Walaupun memang diselingi dengan
adegan-adegan dewasa yang tidak terlalu vulgar, namun hal ini tidak terlalu
mengganggu kenikmatan membaca. Buku ini saya rasa dapat dijadikan film-film
horor picisan yang sering ada di bioskop-bioskop, tetapi bukan termasuk film
horor yang mengumbar hawa nafsu, tetapi lebih ke arah film-film horor semacam
Jelangkung, yang dahulu sempat merajai bioskop Indonesia. Empat bintang untuk
buku ini.
Judul: Misteri Lemari Antik
Penulis: Abdullah Harahap
Penerbit: Paradoks
Tebal: 344 hal.
Rate: 4/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar