Siapa tak mengenal Sherlock Holmes? Detektif terbaik dan
tertengil di sekitar abad ke-19 ini merupakan tokoh fiksi rekaan Sir Arthur
Conan Doyle. Dengan partner setianya yaitu dr. Watson, Holmes mengajak para
pembacanya untuk menyelami dunia kriminalitas di sekitar abad tersebut,
tentunya dengan setting dan latar belakang yang masih begitu kuno, seperti
kereta kuda, dan juga kirim-mengirim pesan yang masih sangat jadul, yaitu
dengan menggunakan pos dan telegram.
Seperti telah diketahui, dalam tiap bukunya, Doyle bercerita
tentang petualangan dan kasus-kasus yang dipecahkan oleh Holmes dari sudut
pandang dr. Watson. Jadi, di buku-bukunya ini, seolah-olah dr. Watson-lah yang
membukukan kisah-kisah Holmes selama memecahkan teka-teki yang ada, dan
tulisan-tulisan yang ada merupakan karya yang ditulis dr. Watson. Singkatnya,
seperti dr. Watson-lah yang menceritakan kembali petualangannya bersama Holmes.
Padahal kita juga telah mengetahui bahwa dr. Watson pun merupakan tokoh fiktif.
Buku yang saya baca ini merupakan buku kumpulan-kumpulan
kisah Holmes yang disatukan dalam buku Petualangan Sherlock Holmes, atau the
Adventure of Sherlock Holmes. Ada 12 kisah pendek Holmes di dalam buku ini, dan
rata-rata menghabiskan sekitar 40 halaman setiap ceritanya. Ada satu keunikan
dan benang merah dalam tiap kasus yang dipecahkan Holmes, yaitu bagaimana cara
Holmes memecahkan kasus tersebut. Kebanyakan petunjuk-petunjuk Holmes didapat dari hal-hal remeh dan sepele yang
tampak tak kasat mata dan seolah-olah dapat diabaikan. Namun disitulah keunikan
Holmes, dengan kaca pembesarnya, dia
dapat memeriksa jejak sekecil apapun untuk memecahkan kasus yang tengah
diselidikinya.
Kasus-kasus yang ada di buku ini pun dapat dikatakan tidak
seluruhnya merupakan kasus yang benar-benar besar dan menarik perhatian
orang-orang di sekitar Holmes. Justru kebanyakan, kasus-kasus yang ternyata
besar tersebut bermula dari hal-hal kecil yang ganjil yang dilaporkan oleh
klien-klien Holmes kepada dirinya. Pada cerita ketiga di buku ini, yaitu Perkumpulan
Orang Berambut Merah, kisah ini berawal dari hal sepele, yaitu keganjilan
seorang klien Holmes tentang perkumpulan orang berambut merah yang
memperkerjakannya untuk hal sepele dengan gaji yang lumayan besar, tetapi di tengah jalan, perkumpulan tersebut
tiba-tiba tidak ada lagi kabarnya. Klien Holmes yang kebingungan akhirnya
melaporkan hal ini kepada Holmes, dan siapa nyana, hal ini ternyata merupakan
sebuah awal dari kasus besar yang melibatkan harta yang berlimpah. Ada lagi
pada cerita terakhir yang berjudul Petualangan di Copper Beeches, kisahnya
mirip dengan si rambut merah tersebut, yaitu klien Holmes ditawari pekerjaan
yang ringan namun dengan upah yang tinggi. Hal ini ternyata berujung sama
dengan kisah rambut merah, yaitu tindak kejahatan.
Yang unik lagi dari kasus-kasus yang ditangani Holmes, yaitu
sedikitnya kisah yang berlatarkan pembunuhan di buku ini. Yang paling “kejam”
di dalam kasus-kasus Holmes di buku ini bisa dibilang yaitu cerita yang
berjudul Lima Butir Biji Jeruk, karena melibatkan pembunuhan yang berantai, dan
juga sebuah perkumpulan yang memang kejam, walaupun pada akhirnya perkumpulan
tersebut terkena batunya sendiri.
Dengan pembawaannya yang kocak, Holmes mampu membuat para
pembacanya tersenyum melihat tingkahnya yang memang agak tengil. Tetapi
disamping kelakuannya tersebut, banyak hal yang dapat diambil dari penelusuran
dan penelitian Holmes terhadap hal-hal sepele. Contohnya saja, pengamatan
terhadap siku tangan, atau jejak yang berada pada celana di daerah lutut,
bahkan hingga ruas-ruas jari, banyak hal yang dapat disimpulkan dari hal-hal
sepele semacam tersebut.
Pada akhirnya, kisah Holmes ini seakan membawa saya
nostalgia ke beberapa tahun yang lalu, karena setelah dibandingkan,
ternyata salah satu buku Holmes yang diterbitkan
oleh penerbit lain dengan judul Great Adventure of Sherlock Holmes mempunyai
cerita-cerita yang sama dengan buku ini, meskipun dengan cara penterjemahan
yang agak berbeda. Ada satu hal yang membuat saya kecewa dengan buku ini,
karena bisa dibilang buku ini hanya ganti cover saja, ini terbukti dari bagian
sampul depan buku yang masih tertulis judul Sherlock Holmes dalam jenis font
yang lama, begitu pula pada font di isi cerita, masih merupakan font yang
jadul, font yang sama dengan cetakan Holmes sebelumnya. Overall, dari sisi
cerita, buku ini layak mendapatkan lima bintang.
buku ini saya masukka ke dalam baca bareng event Mistery Reading Challenge 2013 disini
Judul: Petualangan Sherlock Holmes
Penulis: Sir Arthur Conan Doyle
Tebal: 504 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rate: 5/5
Saya setuju sekali soal jarangnya kasus pembunuhan sadis di Sherlock Holmes. Itulah yang membuat Sherlock begitu menarik. Dia membuat hal-hal sederhana (seperti berlian atau dokumen hilang atau orang rambut merah) menjadi menarik dengan kemampuan deduksinya.
BalasHapus