Laman

Minggu, 21 Oktober 2012

Petualangan Berbasis Sains




Ini bukan novel remaja biasa. Pernah membayangkan Prof. Yohanes Surya membuat sebuah kisah fiksi? Dengan mengusung nama TOFI, yang sebenatnya kepanjangan dari Tim Olimpiade Fisika Indonesia, suguhan utama penulis tetap seputar dunia sains dengan si tokoh utama yang bernama sama dengan judul buku, yaitu Tofi. Tofi ialah seorang anak berbakat yang mempunyai saingan dan rival utama di sekolah yang bernama Jupirer. Apalagi dengan kehadiran murid baru yang bernama Miranda, makin kentallah permusuhan mereka. Perseteruan Tofi dan Jupiter ini tak jauh-jauh dari bidang fisika, jadi memang membaca buku ini bisa sekaligus belajar fisika secara menyenangkan.

Persaingan yang terjadi tidak hanya seputar Tofi dan Jupiter. Di pertengahan buku, bahkan hampir sebagian besar buku, adegan yang disajikan lebih kepada perlombaan yang menyerupai Hunger Games. Bedanya, even STG (Science To Generaton) yang dilombakan adalah mengenai dunia pendidikan, tentunya dengan teknologi yang bisa dibilang sudah sangat modern. Tofi dan kawan-kawan mewakili sekolah mereka bersaing dengan tim-tim lain dari berbagai provinsi di Indonesia.

Jadi hanya itu isi buku ini?

Tidak, ternyata misteri di buku pertama ini hanya baru sekedar kulitnya saja. Terdapat konspirasi yang lebih besar yang ternyata sedang dihadapi Tofi dan keluarganya. Tidak main-main, konspirasi yang terjadi ini ternyata berhubungan dengan masa lalu ayah Tofi, Prof. Yomosi, seorang peraih nobel pertama dari Indonesia.

Buku bertema sains dengan campuran kisah cinta remaja serta konspirasi tingkat tinggi ini merupakan jenis cerita baru yang saya baca. Kejelian penulis memperkenalkan dunia sains melalui kisah fiksi ini patut dipuji. Tanpa terasa, banyak pengetahuan baru yang muncul yang bisa kita dapat dari sini. Bayangkan saja, tokoh-tokoh di buku ini saja namanya berkaitan dengan sains, nama planet lah, nama satelitnya lah, bahkan hingga nama zat kimia, pokoknya lengkap semua disini.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan buku ini. Kisah yang terjadi terkadang melewati detail yang sebenarnya diperlukan. Untuk diketahui, mungkin penulis ingin memberikan faktor kejutan di buku ini. Seperti saat tragedi di Tangkuban Perahu, tanpa tahu hal yang dilakukan, ternyata tiba-tiba terjadi hal yang mencengangkan. Setidaknya penulis memberi petunjuk secara kasar, apa yang tokoh utama sedang lakukan, sehingga tidak membuat pembaca bertanya-tanya, kapan hal ini terjadi. Belum lagi, nampaknya penulis mengalami sindrom narsisme. Ya, siapa yang tak tahu film dan buku Mestakung karangan beliau. Tetapi terlalu banyaknya kata mestakung yang digunakan cukup menganggu bagi saya secara pribadi.

Secara overall, buku ini patut diapresiasi lebih tinggi. Penulis mencoba mendobrak pasaran buku yang ada saat ini dengan genre science seperti ini. Di tengah serbuan genre-genre buku komedi tak jelas, semoga saja buku ini dapat menjadi angin segar dalam dunia perbukuan di Indonesia. Gaya bercerita yang lebih fresh dan mendidik semoga juga dapat menjadi pilihan lain sebagai bahan bacaan. Apalagi dengan konsep membaca sambil belajar, para pelajar SMU ke atas bisa menjadikan buku ini sebagai hiburan di tengah kepenatan belajar. Bintang 4,5 untuk buku ini. Buku pertama setebal 800an halaman yang sangat menimbulkan rasa penasaran bagi para pembacanya.


Judul: Tofi: Perburuan Bintang Sirius
Penulis: Yohanes Surya, Ellen Conny, Sylvia Lim
Penerbit: Kandel 
Tebal: 831 hal.
Rate: 4,5/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar