Siapa yang takut pada pocong?
Tambahlah 2 "g" di belakang namanya, maka akan ditemukanlah pocong
yang sama sekali tidak menyeramkan, bahkan pocong ini mampu membuat minat baca
anak-anak ABG meningkat. Kenapa? Ya, karena dengan buku si pocong yang berjudul
Poconggg Juga Pocong ini, abege yang kebanyakan adalah followers si @poconggg
di twitter berbondong-bondong membeli buku yang terbit pertengahan tahun 2011
ini.
Dari segi cerita sendiri,
sebenarnya hanya bab-bab awal yang dengan sangat jelas menceritakan bahwa yang
bercerita disini adalah benar-benar seikat pocong. Selanjutnya, makin akhir
mulai tampak kenarsisan si pocong yang mempunyai nama alias saudara Arief
Muhammad ini. Bentuk narsisnya tak jauh-jauh, kebanyakan ia ambil dari kisah
dan cerita-cerita seputar twitter dan follower-followernya. Ada pula kegiatan
meet and greet bareng poconggg yang diadakan di salah satu mal di Jakarta tak
luput beliau masukkan di buku ini.
Sebenarnya, maksud dan tujuan
si penulis dalan menyampaikan pesan moral di dalam buku ini cukup baik,
sayangnya penyampaian yang memang sengaja dinyeleneh-nyelenehkan membuat pesan
moral ini kurang tersalurkan. Coba perhatikan pesan tentang bagaimana sulitnya
dan hebatnya perjuangan seorang ibu dalam melahirkan anak. Mungkin saja pesan
tentang hal ini lebih banyak terabaikan oleh para pembacanya. Mengapa? Ya,
tidak heran sih, sebabnya persalinan sang ibu dibantu oleh dua ikat pocong
konyol, sehingga seolah-olah perjuangan sang ibu dalam melahirkan tertutup oleh
kekonyolan dua pocong tersebut.
Sebagai hiburan, buku ini
lumayan membuat saya tersenyum. Tidak seperti kebanyakan die-hard-fans-book
yang memandang remeh buku ini, entah mengapa buku dengan genre seperti ini
masih dapat membuat saya membaca buku dengan cepat dan tanpa mengantuk. Bahkan
dengan sudut pandang seikat pocong, seolah pembaca diajak untuk tidak takut
kepada makhluk halus yang seperti ini. Karena dengan jeli, si penulis mengajak
pembaca untuk mengkonyol-konyolkan si pocong dan menganggap dia bukan lagi sebuah
ancaman.
Kembali ke jalan cerita, di
buku ini pembaca akan disuguhi kisah-kisah pendek tentang petualangan si
poconggg. Dijelaskan pula, apa beda antara poconggg dengan pocong. Selain itu,
sebagai suatu kekurangan dari buku ini menurut saya ialah terlalu banyaknya
hal-hal yang kurang penting, seperti teks lagu, puisi-puisi, serta seperti
telah disebutkan di atas, kegiatan narsis si poconggg dan para fansnya. Inilah
yang menurut saya membuat buku ini menjadi serba nanggung. Coba apabila bab-bab
tersebut dijadikan cerita-cerita pendek tentang petualanagn si poconggg,
mungkin saja humor-humor segar ala Hilman atau setidaknya Raditya Dika akan
lebih banyak pembaca temui di buku ini. Banyak pula kutipan-kutipan dari
twitter @poconggg yang ditampilkan disini, sehingga saya berpikiran jelek bahwa
ini sengaja dimasukkan hanya agar halaman buku ini menjadi lebih tebal lagi.
Hm, saya kira buku ini akan
menjadi lebih bagus atau setidaknya lebih menghibur apabila ditambahi lebih
banyak cerita tentang si poconggg, dan tidak hanya menonjolkan kenarsisan si
poconggg gara-gara akun twitternya difollow bejibun-jibun orang. Tapi well,
seperti telah disebutkan di atas, saya cukup terhibur dengan buku ini. Mungkin
butuh sedikit polesan lagi, dan tidak hanya mengandalkan follower setia untuk
membeli buku ini, tetapi lebih rangkullah masyarakat yang lebih umum, karena
tidak semua orang bermain twitter. Tiga bintang kurang sedikit, saya kira
pantas untuk buku ini.
Judul: Poconggg Juga Pocong
Penulis: @poconggg
Penerbit: Bukune
Tebal: 142 hal.
Rate: 3/5
Hahah...keren reviewnya....Mungkn tmn2 mau mampir ke blog sy, kebetulan saat ini sy fokus untuk mereview buku2 salah satu penerbit top di Surabaya. Bukuna jg unik2 klik aja http://nikicio.blogspot.com/ dan http://penerbitsic.com/ salam kenal...
BalasHapus