Nekat ikutan challenge-nya
@irwanbajang. Mari kita lihat kekonsistenan saya dalam memposting
#5BukuDalamKehidupan, dalam 5 hari berturut-turut. Sempat skeptis sebelumnya,
karena bisa dibilang bacaan-bacaan saya tak ada yang berat dan hebat, hanya
buku-buku biasa, hanya novel-novel biasa yang mungkin tak ada artinya bagi
pembaca sekalian. Oya, saya juga tak punya buku tertentu yang mampu mengubah
hidup saya sedemikian rupa, maaf, saya belum tersentuh oleh buku, buku bagi
saya hanya sebagai hiburan dan penambah ilmu semata, karena walaupun saya
mencintai buku, masih banyak hal yang wajib lebih dicintai dibanding buku.
Oke, saya akan mencoba mulai
hari pertama ini dengan sebuah buku kelam, sebuah buku yang dari judulnya saja
sudah menimbulkan pertanyaan, karena judul buku ini sangat jarang disebut-sebut
dalam kehidupan sehari-hari. Kelam, kesan ini saya dapatkan ketika membaca
awal-awal buku ini. Oh, yang saya bayangkan ialah anak saya sendiri, ngeri
rasanya membayangkan anakku sendiri membenciku sedemikian rupa tanpa sebab yang
jelas, tanpa kita tahu apa yang salah kita yang sebenarnya. Saya juga
membayangkan anak saya mengalami sifat psycho akut dimana ia akan mengalami
sensasi memabukkan ketika mencium dan melihat darah, merinding membayangkannya.
Buku ini sendiri saya peroleh
melalui sebuah giveaway dari salah seorang teman di komunitas Blogger Buku
Indonesia, dan saya tak salah memilih buku ini sebagai wishlist saya, karena
walaupun memang masih banyak hal ganjil yang belum terjawab di buku ini, bisa
dibilang kehadiran buku ini di belantara hutan perbukuan Indonesia membawa
angin segar akibat genrenya yang tidak mainstream, yaitu thriller. Saya sih
berharap, buku ini bisa menjadi tonggak untuk munculnya buku-buku thriller
lokal sejenis, sehingga pembaca Indonesia tak hanya disuguhi buku-buku romantis,
buku-buku beraroma Korea, hingga buku garing-jayus yang target pembacanya hanya
anak-anak baru gede yang doyan cerita-cerita konyol dan penuh umpatan-umpatan
kasar.
Tanpa berlama-lama lagi, saya
perkenalkan buku ini, buku yang sedari awal masih berstatus coming soon di
salah satu toko buku online telah memiktlat hati saya:
Judul: Katarsis
Penulis: Anastasia Aemilia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 264 hal.
Tahun Terbit: 2013
Rate: 5/5
Review bisa dibaca di sini
Sudah pernah membaca buku
ini? Nah sekarang apa yang para pembaca rasakan setelah (setidaknya) membaca
(review) buku ini? Kengerian? Atau bahkan perasaan tak karuan hingga menjudge
si tokoh dalam buku ini merupakan seseorang yang psycho dan hanya dalam dunia
fiksi? Apapun penilaian anda, saya yakin, di dunia ini ada manusia yang
mengalami kejadian seperti Tara ataupun Ello di Katarsis ini. Poin penting yang
ingin saya tekankan ialah, sayangilah keluarga anda, jangan jadikan anak anda
korban akibat perbuatan orangtuanya. Banyak-banyaklah introspeksi diri tentang
sikap kita, baik kepada orang lain, keluarga, diri sendiri, dan terutama
terhadap anak-anak kita. Bukan tidak mungkin, walaupun gejala yang dialami Tara
dan Ello bisa dibilang bawaan dari lahir, dengan kasih sayang serta rasa nyaman
yang diberikan orang tua, kelak akan membuat anak-anak kita tersebut setidaknya
mencintai orang tuanya sendiri.
Semoga kelak akan ada
Katarsis-katarsis selanjutnya yang mewarnai dunia perbukuan, khususnya dunia
genre thriller di Indonesia. Bukan sekedar cerita thriller tak bernilai. Tetapi
juga yang memiliki nilai moral serta pelajaran-pelajaran tentang hidup yang
bisa dipetik hikmahnya setelah membaca buku tersebut.
coba baca "Rencana Besar", lebih ke misteri sih menurutku. Kalau Katarsis aku belum baca, penasaran juga mencicipi novel thriller...
BalasHapuspengen baca tapi belom dapet jalur belakang #eh
Hapuspenasaran juga sih sama buku itu, kapan2 deh baca :D
kayaknya genre thriller mulai 'muncul' dalam kancah perbukuan di Indonesia, emang buku Korea dan buku konyol masih mendominasi, tapi lama-lama kan juga bosan, beberpa penerbit seperti Gramedia dan GagasMedia nyatanya mulai melirik genre ini :)
BalasHapusmudah2an makin menjamur deh, tapi tentunya bukan thriller yang ecek2, betuuul? hihihi
Hapus