Gaston Leroux, seorang Prancis yang terkenal atas karya
fenomenalnya: The Phantom of the Opera. Siapa yang tak kenal judul itu? Mungkin
hampir semuanya pernah mendengar. Namun, siapa yang telah terbiasa mendengar
judul Mistery of Yellow Room? Saya yakin jarang, padahal judul ini merupakan
judul buku karangan Leroux yang dipuji sebagai “satu dari tiga novel misteri
ruang tertutup terbaik sepanjang masa” oleh Edward D. Hoch. Pujian ini terdapat
pada cover buku berwarna kuning terbitan Visimedia, bukan sebuah pujian yang
main-main, karena di cover belakang buku ini juga dapat diketahui bahwa karya
Leroux ini adalah inspirasi bagi Agatha Christie untuk menulis novel sejenis,
sehingga menjadikannya novelis perempuan dengan genre detektif paling terkenal
seantero dunia.
Bercerita dari sudut pandang orang ketiga, alias “asisten”
si detektif utama, saya setuju dengan review seorang teman bahwa novel bergenre
detektif “telah terbiasa” menggunakan sudut pandang tersebut dalam bercerita.
Detektif utama novel yang satu ini ialah Joseph Josephine alias Joseph
Rouletabille. Rouletabille ini seorang wartawan muda berusia sekitar
delapanbelas tahun. Kasus yang ia tangani kali ini ialah misteri pembunuhan
atau lebih tepatnya percobaan pembunuhan terhadap seorang perempuan di sebuah
kamar berwarna dominan kuning. Ia tidak sendirian dalam menangani kasus ini,
selain dibantu si pencerita yang menjadi asisten tak resminya, ia juga bersaing
dengan seorang detektif profesional yaitu Frederick Larsan. Selalu ada misteri
di balik misteri, belum usai kasus kamar kuning ini, ketika Rouletabille sedang
berusaha menjebak pelaku, muncul lagi misteri baru, yaitu misteri “Koridor yang
tak Bisa Dijelaskan”. Disebut seperti itu karena ketika terjadi pengejaran
terhadap si pelaku, dengan seluruh koridor dijaga dengan ketat, tiba-tiba saja
jejak si pelaku menghilang begitu saja di sebuah koridor, seperti asap.
Dengan cover berwarna kuning, buku ini seolah ingin
menegaskan judul dari buku ini. Saya memuji desain buku terbitan visimedia ini,
banyak ilustrasi menarik di dalamnya, ilustrasi-ilustrasi yang menggambarkan
kejadian yang sedang diceritakan. Ada juga kelengkapan penunjang untuk
memudahkan pembaca yaitu seperti peta denah rumah. Sungguh, kemasan yang sangat
menarik, membuat semangat membaca tumbuh ketika melihatnya.
Sayangnya...
Terjemahan buku ini kurang enak dibaca, entah, apakah buku
ini diterjemahkan dari bahasa Inggris atau Prancis. Entah juga, apakah
terjemahan ini mengikuti bahasa sastra di tahun terbitnya buku ini, yaitu 1908,
yang memang terkenal sastra klasik itu sulit dibaca. Namun tak ada alasan,
selalu saja ada terjemahan-terjemahan yang terdengar ganjil ketika dibaca.
contoh saja, pada halaman 145: “Saya sudah mengatakan - rasanya - bahwa pada
masa itu, menjadi seorang pengacara muda dengan sedikit kasus.” Terdengar agak
ganjil di telinga saya, saya tidak tahu apakah yang pembaca yang lain merasa
seperti itu atau tidak. Selain itu, terlalu banyak tanda “-“ di setiap bagian
buku ini, yang menyebabkan pembacaan agak tersendat-sendat. Ada lagi, setiap
dialog yang masih diucapkan oleh seseorang terkadang luput menggunakan tanda
kutip ketika pindah paragraf, jadi terkadang pembaca dibingungkan, apakah ini
masih sebuah percakapan ataukah telah memasuki sebuah narasi.
Tetapi di balik itu semua, saya berterimakasih kepada
penerbit karena telah mengenalkan saya kepada detektif Prancis yang bernama
Joseph Rouletabille, dan terutama telah mengenalkan kepada Gaston Leroux yang
disebut-sebut sejajar dengan Sir Arthur
Conan Doyle di Inggris dan Edgar Allan Poe di Amerika. Jadi penasaran dengan
karya Leroux lainnya, yang semoga saja lebih diterjemahkan dengan bahasa yanng
lebih enak dibaca dan dipahami.
Judul: Mystery of Yellow Room
Penulis: Gaston Leroux
Penerbit: Visimedia
Tebal: 327 hal.
Tahun Terbit: 1907 (1st) / 2013 (terjemahan)
Rate: 2/5
Iya, Puh. Gw juga ngerasa terjemahannya jelek. Ampe males lanjutin baca
BalasHapusHehehe.. ada yg pendapatnya sama.. sayang banget ya :(
BalasHapusmoga ga dianggap ga berterimakasih karena buku ini kan dapet gratiS