Laman

Selasa, 08 Januari 2013

Dari Psikoanalis berujung Don Vinton




Baru baca lagi bukunya Sidney Sheldon setelah sekian lama. Terakhir baca zaman kuliah dulu yang “Are You Afraid of the Dark?”, soalnya buku ini dulu gembar-gembor di gramedia gencar banget, dan ternyata memang seru. Sekarang buku yang telah selesai saya baca adalah buku pertama beliau, The Naked Face alias Wajah Sang Pembunuh. Pertama terbit tahun 1970 dan diterbitkan di Indonesia pada 1979 untuk pertama kalinya. Edisi yang saya baca merupakan cetakan keempat pada bulan Juni 1991.

Bercerita tentang seorang psikoanalis, Judd Stevens. Singkatnya, psikoanalis ialah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang psikologi manusia dan menganalisis masalah-masalah yang terjadi pada manusia tersebut ditinjau dari segi psikologis. Dalam buku ini, Dokter Stevens “mengobati” pasiennya dengan membiarkan pasiennya berbaring nyaman di sofa, dan dia mulai bertanya kepada pasiennya tentang masalah yang ia hadapi. Tidak ada paksaan dari dokter dan pasien dibuat dalam keadaan senyaman mungkin hingga dapat dengan tenang mencurahkan masalahnya. Terapi ini pun terjadi tidak hanya sekali, namun hingga si pasien sembuh total, makanya seorang ahli psikoanalis ini tidak mempunyai pasien yang banyak dan hanya dapat menerima beberapa orang saja setiap periodenya.

Dokter Stevens ini mempunyai pasien-pasien yang mempunyai bermacam-macam masalah hidup. Salah seorang pasien ialah seorang homoseksual bernama John Hanson. Masalah timbul ketika Hanson mati terbunuh di jalanan dengan memakai jas hujan kuning dr. Stevens ketika ia selesai berkonsultasi dengan sang dokter. Tak hanya itu, sore harinya sekretarisnya, Carol, ditemukan pula tewas terbunuh di kantor tempat ia melakukan praktik. Semua kejadian ini memang berhubungan dengan dr. Stevens, tetapi ia belum menyadari bahwa dialah sesungguhnya yang diincar untuk dibunuh, sampai suatu hari ketika sedang berjalan dalam perjalanan pulang, ia ditabrak dengan sengaja oleh sebuah mobil. Dari peristiwa inilah sang dokter kemudian menyadari bahwa si pembunuh mengincar nyawanya. Situasi semakin sulit ketika detektif polisi yang menangani kasus ini yaitu  McGreavy mempunyai dendam masa lalu terhadap Stevens, sehingga McGreavy condong untuk membuat seolah-olah semua ini Stevens yang melakukannya. Harapan Stevens hanya tinggal pada rekan sesama detektif dari McGreavy yaitu detektif polisi Angeli, karena detektif swasta yang ia sewa ternyata juga tewas dibunuh oleh pelaku yang sama. Tanpa disangka, Stevens ternyata terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan yang rumit dan dilakukan oleh sebuah organisasi besar yang di Italia diidentikkan dengan kata “Don Vinton”.

Sungguh sangat membuat penasaran membaca buku ini. Kasus-kasus yang terjadi sangat menarik dan membuat teka-teki besar di benak pembaca. Siapa yang menyangka bahwa keahlian Stevens sebagai seorang psikoanalis akan menyeretnya dalam sebuah organisasi mafia yang kejam. Dengan setting di Manhattan pada beberapa hari sebelum natal, keadaan yang digambarkan Sheldon tentang hujan salju yang terjadi sungguh sangat mendukung alur cerita yang ia inginkan untuk terjadi. Untuk informasi, buku ini telah difilmkan pada tahun 1984 dengan Roger Moore yang berperan sebagai Judd Stevens. Sayangnya, pembagian-pembagian kejadian di dalam novel ini kurang tertata dengan baik, jadi ada kalanya suatu peristiwa masa lalu tiba-tiba terselip tanpa ada jeda pada antar paragrafnya. Begitu pula dari sisi si pencerita, kadangkala perubahan sudut pandang si pencerita ini tiba-tiba saja berubah, misalnya saja satu paragraf sedang membahas Stevens, tetapi tiba-tiba di paragraf berikutnya langsung beralih ke detektif Angeli, tanpa ada jeda. Mungkin saja ini akibat cetakan lama buku ini, sehingga dahulu belum terlalu diperhatikan hal yang seperti ini.

Untuk penggemar cerita thriller dan detektif, buku ini layak dibaca. Apalagi ada nilai historis tersendiri mengingat ini merupakan karya pertama dari seorang Sidney Sheldon. Buku ini pun telah menggugah saya untuk lebih banyak membaca karya lain dari Sidney Sheldon, karena saya yakin, karya lainnya akan seseru buku ini. Bintang 4 untuk buku ini. Oh ya, peringatan terakhir, buku ini mengandung unsur kevulgaran yang lumayan banyak, sehingga untuk yang di bawah umur belum dapat rekomendasi untuk membacanya.


Judul: Wajah Sang Pembunuh (The Naked Face)
Penulis: Sidney Sheldon
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 324 hal.
Rate: 4/5

2 komentar:

  1. Sidney Sheldon salah satu penulis favoritku, wajah sang pembunuh ini yg paling berbeda dari keseluruhan novelnya, bisa dikatakan master-piece utk kisah thriller-suspense.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo saya baru baca lagi bukunya SS setelah sekian lama, dan mulai terpesona kembali :D

      Hapus