Laman

Kamis, 29 November 2012

Bukan Eksperimen Malaikat yang Sebenarnya




Bagaimana jika suatu hari dunia ini tiba-tiba kedatangan sebuah spesies unik yang baru saja ditemukan oleh para ilmuwan terpintar? Bayangkan sekelompok spesies baru yang berupa mutan, sebuah rekayasa genetik yang berhasil menggabungkan DNA burung dengan DNA manusia. Lebih jelasnya, bayangkan saja sekelompok manusia yang secara ajaib memiliki sayap di punggungnya.

Itulah kelompok Max dan “adik-adiknya”: Fang, Iggy, Gazzy, Nudge dan Angel. Max sebagai pemimpin merupakan yang paling tua diantara mereka berenam. Sebenarnya usia Max baru empat belas tahun, tetapi gara-gara kemampuan mutan yang mereka miliki, seakan umur empat belas merupakan umur yang telah dewasa. Nama lengkap Max sendiri adalah Maximum Ride, sebuah nama yang ia pilih sendiri, karena sebagai hasil eksperimen, para mutan ini tidak mengetahui siapa orang tua mereka, bahkan mereka pun tak tahu apakah mereka memiliki orang tua atau tidak. Nama Max sendiri menjadi judul dari buku ini, buku yang menjadi serial Maximum Ride. Buku Angel Experiment atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Eksperimen Malaikat ini sendiri ialah seri pertama dari Maximum Ride series.

Mengenai tokoh-tokohnya sendiri, para mutan ini memiliki keahlian dan kekhasan masing-masing. Misalnya Iggy, walaupun buta tetapi ia paling peka dalam hal pendengaran, bahkan dia dapat menebak-nebak apa yang akan terjadi atau apa yang sedang mendekati kawanan mutan ini hanya dari suara-suara yang didengarnya. Paling istimewa ialah Angel, baru berusia delapan tahun namun ia memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain. Max sendiri sebenarnya tidak terlalu istimewa dalam hal kemampuan bertarung maupun kekuatan-kekuatan semacam itu, tetapi ia berhasil menjadi pengurus rumah tangga yang baik bagi adik-adiknya, terutama setelah “keluarga” mutan ini ditinggal oleh Jeb, orang yang menyelamatkan mutan-mutan ini dari Sekolah (tempat mutan diciptakan), sesosok yang telah dianggap ayah oleh para mutan. Setelah kepergian Jeb ini  (yang mereka pikir telah mati), Max berperan sebagai pemimpin dan kepala keluarga di rumah. Perlu diketahui sejak awal, bahwa Max ini ialah seorang perempuan, karena dari namanya, seringkali kita terkecoh bahwa Max adalah nama seorang laki-laki.

Cerita bermula ketika gerombolan Pemusnah, sekelompok mutan lain, diutus oleh Sekolah untuk menculik Angel dari keluarga ini. Mulai dari sini keluarga mutan ini terbagi menjadi tiga kelompok, Angel yang diculik; Max, Fang dan Nudge yang mencari Angel; dan Iggy dan Nudge, yang ditinggal di rumah dengan alasan karena Iggy buta dan karena Nudge masih terlalu kecil untuk ikut mengejar. Mulai dari sini pula sudut pandang penulis dalam bercerita terbagi menjadi dua, yang pertama dari sudut pandang Max sebagai orang pertama, dan yang kedua memakai sudut pandang orang ketiga dalam menceritakan kejadian yang dialami Angel di Sekolah tempat dia ditawan serta dalam menceritakan Iggy dan Nudge di rumah.

Berkaitan dengan sub-judul buku yang di-Indonesiakan menjadi Eksperimen Malaikat, menurut saya hal ini agak salah kaprah. Karena tidak dijelaskan secara gamblang di buku bahwa ada malaikat yang terlibat di cerita ini. Mungkin judul asli Angel Experiment lebih tepat diartikan sebagai suatu eksperimen baru yang dilakukan oleh Sekolah terhadap Angel yang mereka tawan. Sebagai informasi saja, ternyata kemampuan Angel tidak hanya dalam hal dapat membaca pikiran orang lain setelah mengalami kejadian ini.

Perjalanan Max dan teman-temannya mencari Angel bisa dikatakan sebagai perjalanan yang sangat jauh. Namun dengan sayap dan keahlian terbang yang mereka miliki, jarak tersebut dapat ditempuh dengan waktu yang lebih singkat. Perjalanan udara mereka sendiri pula seakan membawa para pembacanya melihat keindahan alam negeri Paman Sam dari udara. Belum lagi misi sampingan mereka selain menyelamatkan Angel, yaitu mencari keberadaan orang tua para mutan. Hampir seluruh penjuru kota New York dijelajahi, dari Central Park hingga Perpustakaan Nasional, cukup untuk sekedar membayangkan seperti apa keadaan kota New York yang sebenarnya.

Tidak ada hambatan berarti dalam membaca buku ini, selain cerita yang berjalan maju dan mengalir, ukuran font dari buku ini pun bisa dibilang besar, sehingga apabila ukuran font diperkecil mungkin buku ini tidak akan menjadi 500an halaman lebih. Empat bintang untuk buku ini.


Judul: Maximum Ride: Eksperimen Malaikat
Penulis: James Patterson
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 534 hal.
Rate: 4/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar