Ibuk,
Perjalanan kehidupan sebuah keluarga. Berawal dari seorang
ibuk yang melahirkan seorang ibuk lainnya. Ibuk yang menjadi tokoh utama di
dalam buku ini. Ibuk yang tidak lulus SD. Ibuk yang membantu ibuk-nya berjualan
di pasar. Ibuk yang pemalu, tidak gemar bergaul. Ibuk yang akhirnya
dipersunting oleh seorang kenek angkot. Ibuk yang nantinya melahirkan lima
orang buah hati. Ibuk yang berambisi membuat anak-anaknya “mengalahkan” dirinya
yang SD saja tidak lulus. Ibuk yang beambisi mengalahkan kesulitan dan
kemiskinan hidupnya demi ambisinya tersebut.
Tampillah Bayek. Anak laki-laki satu-satunya dari ibuk. Anak
yang diharapkan oleh bapak untuk mewariskan pekerjaannya dalam menyetir angkot
untuk mencari nafkah. Anak yang setiap kakaknya dibelikan sesuatu oleh ibuk
selalu ikut merengek merajuk meminta dibelikan hal yang sama. Anak yang
diramalkan oleh orang pintar bakal merubah nasib keluarga ibuk. Anak yang
bahkan masih minta ditunggu oleh ibuk ketika telah bersekolah SD. Anak yang akhirnya
“mengalahkan” sang ibuk, bersekolah hingga merantau jauhnya ke kota Bogor,
Jakarta, hingga New York. Tetapi hati Bayek tetaplah berada di kampung
halamannya, Batu, Malang. Tempat kelahirannya, tempat tinggal keluarga
besarnya, tempat tinggal ibuk, pahlawannya.
***
Masih bercerita tentang kehidupan sang penulis. Kali ini
(untungnya), penulis tidak mengambil sudut pandang seorang anak kecil seperti
di buku pertamanya. Buku yang sebenarnya (cmiiw) merupakan kisah hidup si
penulis dan keluarganya, namun tetap dikategorikan fiksi oleh penerbit. Mungkin
dengan pertimbangan ada beberapa hal yang agak disamarkan disini. Seperti si
penulis sendiri, beliau menyebut dirinya Bayek di buku ini. Entah apa arti dari
kata Bayek sendiri, namun yang jelas, lewat Bayek ini, penulis secara apik
menceritakan kehidupannya secara lugas, dan terkesan apa adanya. Mulai dari kisah pertemuan ibuk dan bapaknya,
hingga perjuangannya ketika hidup di luar negeri, kota big apple, berjauhan
dengan keluarganya di kota apel.
Kali ini penulis menekankan bagaimana kisah dan perjuangan
orang tua, terutama ibuk, dalam menghidupi keluarganya. Lima anak tidak
menghalangi niat ibuk untuk memenuhi ambisinya. Jatuh bangun keluarga ini
terlihat jelas disini. Nasib berubah gara-gara anak lelaki mereka, ya, si
penulis ini, Mas Iwan Setyawan. Buku ini seolah-olah merupakan suplemen dari
buku 9 Summers 10 Autumns yang ditulis oleh ia juga, namun lebih lengkap
bercerita tentang keluarga, dan update kehidupan si penulis.
Buku ini sangat mengingatkan pada ibuk. Tidak hanya ibuk
sebenarnya, kejadian yang menimpa bapak di akhir-akhir buku juga mengingatkan
saya kepada bapak, sungguh sangat menyentuh. Saya juga dapat merasakan
kesedihan si penulis ketika menulis bagian tentang bapak ini. Ada yang unik
dari judul buku ini: “Ibuk,” ya, ibuk dengan koma di belakangnya, unik. Saya sempat
bertanya-tanya, dan saya belum menemukan jawabannya, apakah ini disengaja
ataukah tidak. Tetapi, pendapat pribadi saya mengatakan, mengapa judulnya
memakai koma, ialah karena, kisah ibuk masih berlanjut terus, belum sampai
titik. Seperti juga kasih sayang setiap orang ibuk di belahan dunia manapun
kepada anak dan keluarganya, terus berlanjut, seperti koma, dan tidak akan
berakhir, seperti titik. Begitu juga mama saya :”). I love you mom.
Judul: Ibuk,
Penulis: Iwan Setyawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Juni 2012
Tebal: 291 hal.
Rate: 4/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar