Kiki, 23 tahun merupakan seorang pemuda tanggung dari daerah
Banjarmasin. Sehari-hari tidak ada hal rutin yang ia kerjakan. Ya, dengan kata
lain dia adalah pengangguran. Ia sesekali hanya membantu orangtuanya berdagang.
Setelah lulus SMU enam tahun yang lalu, Kiki tidak melanjutkan pendidikannya ke
perguruan tinggi karena masalah klasik, biaya.
Seperti pagi ini, Kiki masih bermalas-malasan di dalam
kamarnya. Sembari mendengarkan siaran radio pagi, Kiki masih asyik menghayalkan
Rina, perempuan cantik yang sering diajaknya chatting di facebook. Kiki merasa
dia jatuh cinta pada Rina, namun sayang, jarak yang jauh memisahkan mereka. Rina
tercatat sebagai seorang mahasiswi di sebuah institut di kota Surabaya. Suasana
rumah di pagi ini memang sepi, ayah dan ibu Kiki sudah berangkat sejak subuh
tadi ke pasar terapung untunk berjualan. Orangtua Kiki berjualan sasirangan,
kain khas Banjar yang banyak orang menyebutnya batik-nya Banjar, padahal
anggapan tersebut salah, batik dan sasirangan sangat berbeda dalam hal
pembuatannya, juga motifnya, mungkin yang sama hanya kekhasannya, batik dari
Jawa, sedangkan sasirangan dari Banjar.
Kiki beranjak ke dapur untuk sarapan Soto Banjar yang telah
disiapkan oleh ibunya. Semalam Kiki tidak bisa tidur, itu diakibatkan oleh
pernyataan Rina semalam melalui chatting facebook, bahwa Rina akan menghabiskan
liburan semesterannya di kota Banjar, menginap di rumah tante temannya. Di percakapan
tadi malam juga Rina mengatakan ingin bertemu secara langsung dengan Kiki,
pacar virtualnya. Mengenai pacar virtual ini, sebenarnya Kiki sendiri yang
pertama kali mengajak Rina untuk berpacaran meskipun lewat dunia maya, Kiki
tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat Rina akan benar-benar datang ke Banjar
untuk menemuinya. Sebenarnya, masalahnya adalah, bahwa Kiki telah mempunyai
tunangan, nama gadis itu adalah Siti, dan pagi ini mereka berjanji akan
bersama-sama mengunjungi Pasar terapung untuk membantu orang tua Kiki.
Sekitar pukul sepuluh, Kiki telah siap untuk berangkat ke
pasar. Sambil menggandeng Siti, mereka berdua asyik bersenandung sambil
bercanda. Butuh sekitar dua puluh menit untuk mencapai pasar terapung. Suasana Banjar
pagi itu yang cukup sejuk membuat perjalanan mereka berdua terasa begitu menyenangkan,
seakan segala masalah hidup dapat terlupakan. Sesampainya di bantaran sungai
Barito, Kiki segera mencari perahu orangtuanya. “Ah, itu dia,” ujar Kiki sambil
menunjuk ke sebuah perahu yang nampaknya sedang ada pelanggan. Siti pun berinisiatif
memanggil orang tua Kiki, “maaak... paaak...” panggilnya sambil melambai. “Hei
Siti, ayo cepat bawa Kiki kemari, suruh dia bantu orangtuanya,” ibu Kiki
membalas panggilan Siti. Mereka berdua pun beranjak ke perahu orang tua Kiki.
Sekilas Kiki melihat beberapa perempuan sedang bertransaksi
dengan ibunya. Perempuan-perempuan ini tampaknya bukan dari Banjar, karena
mereka terlihat sedikit asing dan juga kelewat antusias memilih sasirangan. Mungkin
untuk oleh-oleh, pikir Kiki. Begitu sampai di perahu, Kiki langsung disambut
ayahnya, “Ayo Kiki, layani pembeli, gadis-gadis ini dri Surabaya, mereka mau
membeli sasirangan kita buat oleh-oleh katanya,” sambil berkata demikian, salah
seorang perempuan calon pembeli sasirangan itu menoleh ketika disebutkan nama
Kiki. Tanpa sengaja pandangan Kiki dan perempuan itu beradu, dan sesaat mereka
terkesiap.
“Kiki...” kata sang perempuan.
“Rina...” balas Kiki sama terkejutnya.
P.S: bersambung ke http://putrinusantara.blogdetik.com/2012/06/22/sasirangan-2/
P.S: bersambung ke http://putrinusantara.blogdetik.com/2012/06/22/sasirangan-2/
Sip... pembukanya bagus dan :D
BalasHapusjarang2 muji #terharu
Hapusmaksudnya mbak dew itu paragraf pertama doank kali.. kan pembuka
BalasHapus#kabuuurrr
ribet banget ya klo mau komen disini.
enak itu komen di tempatnya mbak dew ama iwan. tinggal nulis komennya ga pakai capcay --"
di lo juga pake capcay lun -___-
Hapusudah ngehina, ngeluh pulak :|
oh pake capcay juga yak? tapi kan capcay nya gak susah .. hahahhaha kabur lagi
Hapusdimana2 sama aja capcay mah :O
Hapus