Oeroeg...
Cukup surprise liat buku ini di obralan gramedia. Judulnya Indonesia
banget, tapi yang nulis kok namanya Belanda. Yaa, berhubung lagi diskon,
walaupun gak bersegel dan tinggal satu-satunya, akhirnya diputuskan beli aja
deh, lumayan Cuma 7,5k. Usut punya usut, Hella S. Haasse ini ternyata seorang
Belanda yang lahir di Batavia, maka tak heran buku ini pun bercerita tentang
anak Indonesia dan berseting di Indonesia pula.
Ya, Oeroeg adalah seorang anak Indonesia, namun yang
membedakan ialah Oeroeg berteman karib dengan “aku”, tokoh yang sepanjang buku
tidak disebutkan namanya. “Aku” ini adalah anak Belanda, namun seperti Haasse,
dia dilahirkan di Indonesia, dan menghabiskan hidupnya sebagian besar di
Indonesia pula. Pershabatan ini tentunya mendapat tentangan dari orangtua “aku”,
perbedaan kasta antara Meneer Belanda dan seorang pribumi masih cukup besar di
buku ini. Karena setting buku ini juga berada di sekitar tahun 40-an, ketika
Belanda masih ada di Indonesia.
Cerita terjadi di sekitar Jawa Barat dan Batavia, juga di
Sukabumi. Oeroeg dan “aku” berteman karena ayah Oeroeg adalah orang kepercayaan
ayah “aku”. Hingga besar, mereka masih bersahabat, walaupun banyak
perubahan-perubahan yang terjadi, namun tidak menghambat persahabatann mereka. Konflik-konflik
yang terjadi diantara mereka semakin besar seiring mereka beranjak dewasa. Perbedaan
kasta makin tercipta dan tersadari oleh mereka. Selain itu perubahan yang tidak
terhindarkan ialah ambisi dan hasrat Oeroeg untuk menyejajarkan diri dengan
anak-anak Belanda. Sedangkan “aku”mulai bimbang juga, dia yang kelahiran
Indonesia tetapi harus dibeda-bedakan akibat negerinya yang telah menjajah
Indonesia, sehingga ia tidak bisa mencintai tanah kelahirannya dengan sempurna,
karena dibayangi ketakutan. Ya, dibandingkan Belanda, “aku” lebih mencintai
Indonesia sebagai tanah kelahirannya.
Buku ini sebenarnya bikin capek, tidak ada pembagian bab,
dan semua jadi satu. Berkisah tentang persahabatan dari kecil hingga beranjak
dewasa, dengan dibumbui aroma kasta
diantara lingkungan mereka. Boleh dibilang, ini merupakan curahan hati Haasse
tentang negeri kelahirannya. Negeri yang tidak bisa ia cintai sepenuhnya karena
kisah masa lalu antara Indonesia-Belanda. Dan dengan jeli, Haasse menuangkan
kisah hidupnya dalam seorang bocah fiksi yang disebut “aku”.
Rate 4 dari 5 bintang cukup untuk buku ini, buku yang bikin
surprise, ada kisah Indonesia yang diceritakan oleh orang asing
Oeroeg itu nama orang toh? Kirain goro-goro, rusuh dan semacamnya.
BalasHapusTerus itu laki-laki ato peempuan?
hihihihi, Oeroeg itu cowo :D
BalasHapus