Makassar, 20 Juni 2011.
Museum Kota Makassar dilanda kepanikan, pagi itu telah
terjadi kebakaran di museum, tepatnya di
ruang penyimpanan koleksi keramik kuno, dan ruang tempat penyimpanan
barang-barang pernikahan adat Bugis. Sontak kejadian itu membuat geger kota
Makassar, namun untungnya tidak ada koleksi museum yang rusak maupun terbakar.
Tak urung, media-media cetak serta portal berita nasional
menjadikan kebakaran ini sebagai headline di bagian peliputannya. Okezone.com,
detik.com, metrotvnews.com, hingga inilah.com serentak memasang judul: “Museum
Kota Makassar terbakar” sebagai headline di masing-masing situs berita. Kejadian
kebakaran ini membuat masyarakat Makassar prihatin sekaligus lega. Prihatin karena
pihak museum bisa kecolongan terjadi kebakaran, sekaligus lega karena tidak ada
benda-benda kuno bersejarah yang rusak maupun hilang. Jauh daripada itu, ada
sepasang suami istri yang begitu kecewa, tidak mengerti, tidak percaya dengan
keadaan yang mereka hadapi terkait dengan kebakaran yang terjadi pagi itu.
Sehari sebelumnya, Makassar, 19 Juni 2011.
Sepasang suami-istri asal Inggris, Matt dan Cindy Baker adalah
sepasang suami-istri kaya raya penjelajah dunia. Bukan tanpa alasan mereka
berkeliling dunia, karena mereka merupakan kolektor keramik ternama di dunia,
terutama keramik-keramik kuno yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Banyak cara
mereka lakukan untuk mendapatkan koleksi keramik kuno itu, namun yang terutama
ialah dengan cara mencurinya. Hebatnya, belum pernah sekalipun mereka terbukti
bersalah atas beberapa kasus pencurian keramik kuno yang pernah terjadi.
Siang itu, perencanaan yang matang dari Matt dan Cindy telah
dibuat. Kali ini targetnya adalah keramik kuno Cina dan Jepang dari Dinasti
Ming abad ke 14-17 yang disimpan di Museum Kota Makasaar. Tidak main-main,
sepasang suamii istri ini telah berada di Makassar sekitar satu bulan untuk
melaksanakan dan merencanakan pencurian ini. Dan tibalah waktu yang mereka
pikir sesuai untuk melakukan pencurian ini, yaitu hari minggu tanggal 19 Juni
malam.
Blue print dari rencana ini telah tersusun rapi, bagaimana
cara mereka bersembunyi, cara mencuri, hingga cara mengambil koleksi keramik
yang ada secara aman dan bebas tanpa dicurigai petugas. Tidak lupa pula cara
mereka melarikan diri telah juga tercetak denga sempurna. Maka minggu siang
itu, sekitar pukul 13.30 mereka mendatangi museum yang jam operasionalnya hanya
sampai pukul 14.00. Sengaja mereka memilih hari minggu dalam melaksanakan
aksinya, karena senin merupakan hari libur bagi museum, museum tutup setiaphari
senin. Sesampainya di dalam, mereka langsung bersembunyi di tempat yang telah
mereka perhitungkan sebelumnya. Ya, mereka telah berkali-kali datang ke museum
untuk memastikan tempat yang kira-kira dapat dijadikan tempat bersembunyi. Toilet
yang rusak mereka pilih sebagai tempat bersembunyi, karena sesuai pengamatan, toilet ini kurang diawasi,
dan cenderung diabaikan oleh petugas museum.
Mereka bersembunyi sampai kira-kira pukul 18.00, dimana pada waktu
tersebut, museum telah benar-benar sepi, dan jarang sekali petugas museum
mengecek hingga ruangan dalam museum, karena museum ini pun terkenal dengan
keangkerannya. Mereka pun keluar dari tempat persembunyian, dan segera
menyalakan lilin yang telah mereka persiapkan sebelumnya sambil melihat kembali
blue print yang mereka bawa. Lilin ini mereka butuhkan sebagai penerangan
karena apabila malam tiba semua lampu di museum dipadamkan. Sekitar pukul 03.00
dini hari keesokan harinya, dimulailah aksi pasangan tersebut. Belum lagi
dimulai, terdengar suara gemerisik di dekat mereka, ternyata seekor kucing!
“Husssssh,” usir Cindy. Kucing itu menggeram sebentar lalu
beranjak pergi.
“Sudah, ayo kita lakukan, jangan lupa matikan lilinnya,”
ujar Matt. Cindy pun mematikan lilin dan segera mengikuti suaminya.
Sekitar tiga jam waktu
yang mereka butuhkan untuk mengumpulkan keramik-keramik incaran yang ingin
mereka ambil. Namun belum selesai aksi mereka, tiba-tiba Cindy melihat kobaran
api yang menyala.
“Matt, ada kebakaran!” raung Cindy kepada suaminya.
“Oh, sial, petugas akan segera kemari kalau begitu. Ayo kita
segera melarikan diri!”
“Tapi, keramiknya?” ratap Cindy.
“Sudah, jangan dipikirkan, daripada kita tertangkap
nantinya.”
“Aku tidak mengerti kenapa kita bisa gagal, padahal rencana kita sudah begitu sempurna, aku tidak mengertiii!” Cindy mulai histeris, namun tak urung dia tetap mengikuti suaminya.
Mereka pun segera melarikan diri, dengan meninggalkan
buntelan berisi keramik yang tidak sempat mereka bawa. Api pun segera membesar
dan membakar sebagian museum.
***
Pemadaman api berlangsung lancar, petugas pun dimudahkan
dalam menyelamatkan keramik-keramik kuno karena keramik kuno itu telah berada
dalam satu buntelan, tetapi tidak ada yang menyadari keanehan itu, karena
konsentrasi petugas hanya pada pemadaman api dan penyelamatan benda-benda
museum. Sumber api disimpulkan berasal dari hubungan arus pendek listrik, semua
media pun memberitakan begitu. Tetapi sebenarnya, yang terjadi adalah kebakaran
berasal dari lilin yang tidak sempurna dimatikan oleh Cindy, dan api yang masih
ada pada lilin tidak sengaja tersenggol oleh kucing yang tadi mengagetkan Cindy,
sehingga api menjalar membakar
kertas-kertas blue print pencurian Matt dan Cindy yang berada di dekat
lilin, dan akhirnya membesar membakar museum.
wah, bisa bgt nih memainkan fakta dan imajinasi.. keren2.. :)
BalasHapusmakasih mbak, jadi malu :O
Hapus