Laman

Minggu, 24 Juni 2012

Aku Tak Mengerti


Makassar, 20 Juni 2011.

Museum Kota Makassar dilanda kepanikan, pagi itu telah terjadi kebakaran di museum, tepatnya di  ruang penyimpanan koleksi keramik kuno, dan ruang tempat penyimpanan barang-barang pernikahan adat Bugis. Sontak kejadian itu membuat geger kota Makassar, namun untungnya tidak ada koleksi museum yang rusak maupun terbakar.

Tak urung, media-media cetak serta portal berita nasional menjadikan kebakaran ini sebagai headline di bagian peliputannya. Okezone.com, detik.com, metrotvnews.com, hingga inilah.com serentak memasang judul: “Museum Kota Makassar terbakar” sebagai headline di masing-masing situs berita. Kejadian kebakaran ini membuat masyarakat Makassar prihatin sekaligus lega. Prihatin karena pihak museum bisa kecolongan terjadi kebakaran, sekaligus lega karena tidak ada benda-benda kuno bersejarah yang rusak maupun hilang. Jauh daripada itu, ada sepasang suami istri yang begitu kecewa, tidak mengerti, tidak percaya dengan keadaan yang mereka hadapi terkait dengan kebakaran yang terjadi pagi itu.

Sehari sebelumnya, Makassar, 19 Juni 2011.

Sepasang suami-istri  asal Inggris, Matt dan Cindy Baker adalah sepasang suami-istri kaya raya penjelajah dunia. Bukan tanpa alasan mereka berkeliling dunia, karena mereka merupakan kolektor keramik ternama di dunia, terutama keramik-keramik kuno yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Banyak cara mereka lakukan untuk mendapatkan koleksi keramik kuno itu, namun yang terutama ialah dengan cara mencurinya. Hebatnya, belum pernah sekalipun mereka terbukti bersalah atas beberapa kasus pencurian keramik kuno yang pernah terjadi.

Siang itu, perencanaan yang matang dari Matt dan Cindy telah dibuat. Kali ini targetnya adalah keramik kuno Cina dan Jepang dari Dinasti Ming abad ke 14-17 yang disimpan di Museum Kota Makasaar. Tidak main-main, sepasang suamii istri ini telah berada di Makassar sekitar satu bulan untuk melaksanakan dan merencanakan pencurian ini. Dan tibalah waktu yang mereka pikir sesuai untuk melakukan pencurian ini, yaitu hari minggu tanggal 19 Juni malam.

Blue print dari rencana ini telah tersusun rapi, bagaimana cara mereka bersembunyi, cara mencuri, hingga cara mengambil koleksi keramik yang ada secara aman dan bebas tanpa dicurigai petugas. Tidak lupa pula cara mereka melarikan diri telah juga tercetak denga sempurna. Maka minggu siang itu, sekitar pukul 13.30 mereka mendatangi museum yang jam operasionalnya hanya sampai pukul 14.00. Sengaja mereka memilih hari minggu dalam melaksanakan aksinya, karena senin merupakan hari libur bagi museum, museum tutup setiaphari senin. Sesampainya di dalam, mereka langsung bersembunyi di tempat yang telah mereka perhitungkan sebelumnya. Ya, mereka telah berkali-kali datang ke museum untuk memastikan tempat yang kira-kira dapat dijadikan tempat bersembunyi. Toilet yang rusak mereka pilih sebagai tempat bersembunyi, karena  sesuai pengamatan, toilet ini kurang diawasi, dan cenderung diabaikan oleh petugas museum.  Mereka bersembunyi sampai kira-kira pukul 18.00, dimana pada waktu tersebut, museum telah benar-benar sepi, dan jarang sekali petugas museum mengecek hingga ruangan dalam museum, karena museum ini pun terkenal dengan keangkerannya. Mereka pun keluar dari tempat persembunyian, dan segera menyalakan lilin yang telah mereka persiapkan sebelumnya sambil melihat kembali blue print yang mereka bawa. Lilin ini mereka butuhkan sebagai penerangan karena apabila malam tiba semua lampu di museum dipadamkan. Sekitar pukul 03.00 dini hari keesokan harinya, dimulailah aksi pasangan tersebut. Belum lagi dimulai, terdengar suara gemerisik di dekat mereka, ternyata seekor kucing!

“Husssssh,” usir Cindy. Kucing itu menggeram sebentar lalu beranjak pergi.

“Sudah, ayo kita lakukan, jangan lupa matikan lilinnya,” ujar Matt. Cindy pun mematikan lilin dan segera mengikuti suaminya.

Sekitar  tiga jam waktu yang mereka butuhkan untuk mengumpulkan keramik-keramik incaran yang ingin mereka ambil. Namun belum selesai aksi mereka, tiba-tiba Cindy melihat kobaran api yang menyala.

“Matt, ada kebakaran!” raung Cindy kepada suaminya.

“Oh, sial, petugas akan segera kemari kalau begitu. Ayo kita segera melarikan diri!”

“Tapi, keramiknya?” ratap Cindy.

“Sudah, jangan dipikirkan, daripada kita tertangkap nantinya.”

“Aku tidak mengerti  kenapa kita bisa gagal, padahal rencana kita sudah begitu sempurna, aku tidak mengertiii!” Cindy mulai histeris, namun tak urung dia tetap mengikuti suaminya.

Mereka pun segera melarikan diri, dengan meninggalkan buntelan berisi keramik yang tidak sempat mereka bawa. Api pun segera membesar dan membakar sebagian museum.

***

Pemadaman api berlangsung lancar, petugas pun dimudahkan dalam menyelamatkan keramik-keramik kuno karena keramik kuno itu telah berada dalam satu buntelan, tetapi tidak ada yang menyadari keanehan itu, karena konsentrasi petugas hanya pada pemadaman api dan penyelamatan benda-benda museum. Sumber api disimpulkan berasal dari hubungan arus pendek listrik, semua media pun memberitakan begitu. Tetapi sebenarnya, yang terjadi adalah kebakaran berasal dari lilin yang tidak sempurna dimatikan oleh Cindy, dan api yang masih ada pada lilin tidak sengaja tersenggol oleh kucing yang tadi mengagetkan Cindy, sehingga api menjalar membakar  kertas-kertas blue print pencurian Matt dan Cindy yang berada di dekat lilin, dan akhirnya membesar membakar museum.

2 komentar: