Laman

Jumat, 29 November 2013

Miss Marple - 13 Kasus



Entah kenapa dari dahulu saya kurang menyukai Miss Marple, untuk karya dari Agatha Christie jelaslah saya lebih menyukai Hercule Poirot, mungkin karena Poirot lebih beraksi dan lebih menantang dibandingkan Miss Marple dalam melakukan aksinya. Jane Marple, itu nama lengkap si nenek tua yang hidup seorang diri di sebuah desa yang bernama St. Mary Mead. Dalam melakukan dan memecahkan kasus, ia selalu bercermin pada kisah-kisah lama yang menimpa orang-orang di sekelilingnya, karena ia yakin setiap kisah pasti berulang.

Buku yang saya baca kali ini berjudul Tiga Belas Kasus atau The Thirteen Problems. Buku ini terbit pertama kali di tahun 1932, diterjemahkan pertama kali ke bahasa Indonesia pada tahun 1997, dan saya membaca buku cetakan pertamanya. Seperti terlihat dari judul, buku ini ialah kumpulan dari tige belas kasus yang terjadi di kehidupan Miss Marple. Terdiri dari 13 bab dengan konsep kumpulan cerita perbabnya, Miss Marple mencoba untuk setidaknya lebih terlibat dalam kasus-kasus tersebut.

Cerita pertama berjudul Klub Selasa Malam. Cerita ini tentang sebuah keluarga yang dikejutkan oleh kematian mendadak sang nyonya rumah. Kematian yang tadinya dianggap bunuh diri ini akhirnya terpecahkan setelah ada salah seorang anggota keluarga tersebut yang diet, hanya itulah satu-satunya petunjuk. Miss Marple sendiri mengawali pemecahan kasus ini gara-gara ia pernah mempunyai tetangga dehgan kondisi keluarga seperti keluarga yang terkena tragedi tersebut. Perselingkuhanlah yang akhirnya menjadi inti kasus kematian ini. Cerita kedua ialah Rumah Pemujaan Astarte. Berhubungan dengan kisah klenik yang ada di Astarte itu, seorang pemuda meninggal dunia ketika berada di sekitar Rumah Pemujaan tersebut. Ternyata ini adalah pembunuhan, dimana pembunuh tersebut mampu memanfaatkan mitos yang terjadi dan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Motifnya: cinta dan harta. Batangan-Batangan Emas merupakan cerita yang bersetting cukup menarik, yaitu di Cornwall. Cornwall sendiri pernah muncul di cerita Lima Sekawan, dan kedua cerita ini mempunyai satu muara yang sama, yaitu harta karun. Sempat terpikir, apakah Cornwall yang sebenarnya juga mempunyai cerita-cerita harta karun semacam itu atau hanya fiksi belaka. Cerita lainnya berjudul Noda Darah di Trotoar, ide dasar kasus ini ialah penipuan oleh sepasang suami istri, kejahatan yang dilakukan oleh suami istri ini akhirnya terungkap melalui ditemukannya noda darah di trotoar tersebut.

Masih banyak motif-motif lain yang diceritakan, ada yang mengambil reaksi kimia sebagai dasarnya, hingga hal-hal lainnya. Cerita paling menarik ialah cerita di bab ketigabelas yang berjudul Mati Tenggelam, hal ini disebabkan oleh prediksi Miss Marple atas seorang pelaku kehahatan yang ternyata sangat tepat, padahal tadinya orang yang dimaksud sangat tidak berkaitan debgan kasus itu.


Yang unik lagi dari cerita ini ialah bagaimana kasus-kasus ini tidak diakami secara langsung oleh Miss Marple. Cerita-cerita ini diceritakan oleh kawan-kawan Miss Marple dalam sebuah klub yang dibentuk mendadak yang bernama Klub Selasa Malam. Klub ini setiap Selasa malamnya menceritakan berbagai kasus-kasus unik dan tak masuk akal, untuk kemudian didiskusikan bersama. Hebatnya, dalam setiap kasus, tebakan si tokoh utama kita ini selalu benar! Nah, walaupun demikian, hal ini yang kurang saya sukai, karena Miss Marple tak terlibat langsung sehingga faktor keseruannya berkurang. Makanya saya hanya memberi buku ini 3 bintang saja.


Judul: The Thirteen Problems - Tiga Belas Kasus
Penulis: Agatha Christie
Tebal: 322 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 1932 (1st) / 1997 (read)
Rate: 3/5

2 komentar:

  1. Itu juga buku pertama Agatha Christie yang saya baca. Setelah itu barulah saya membaca Hercules' Labour, Nemesis, N or M, etc.

    To be honest, novel pertama ini juga yang membuat saya (yang waktu itu masih berusia 13 tahun) merasa kurang sreg dengan Tante Agatha. Cerita-ceritanya seram dan mencekam, serta banyak berfokus pada orang (motif, emosi, dll). Lagipula novel itu membuat saya beberapa malam tidak enak tidur. Haha.. (memang dasar penakut)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, buku ini kan gak terlalu serem toh, hi2. tapi tetep, ga bisa menyukai miss marple :(

      Hapus