Haduh, beneran bingung banget
nih milih satu buku buat hari terakhir. Memang dahsyat deh tantangan
#5BukuDalamHidupku ini, bikin mikir, kira2 buku apa yang benar-benar bermakna
dan berarti di hidup kita. Empat buku pertama saya di empat hari kemarin ialah
buku lokal, sempat bertanya-tanya juga apakah hari kelima ini saya akan
mengeluarkan buku lokal juga atau tidak. Sempat terpikir untuk membahas komik,
tapi kok ya kalau komik itu nanti jatuhnya bukan satu buku ya, tapi banyak
buku, soalnya kan jarang-jarang hanya satu komik yang sangat berkesan setidaknya
bagi saya.
Hm, setelah berpikir sambil
mengetik akhirnya saya telah menjatuhkan pilihan. Buku lokal lagi, buku indie
lagi. Pilihan saya akhirnya tertuju kepada:
Cover Baru
Judul: The Coffee Shop Chronicles
Penulis: Rame-rame / 22 orang
Penerbit: byPASS
Tebal: 197 hal.
Tahun Terbit: 2012
Rate: 4/5
The Coffee Shop Chronicles dimulai dari sepucuk surat pendek dari seorang pengagum kepada Tuan Arsitek yang ditulis oleh @firah_39. Surat yang membuat sebuah flashfict balasan dikarang untuk menanggapi surat tersebut oleh @adit_adit. Selanjutnya, beberapa penulis lain, @_raraa, @WangiMS, dan @hildabika ikut bergabung menulis flashfict berantai yang menyertakan latar sama dan interaksi dengan tokoh-tokoh yang sebelumnya ada.
Kemudian, ketika judul tersebut dihanyutkan ke linimasa, banyak teman lain yang bergabung. Pada akhirnya, 33 cerita singkat dari 22 penulis muda pun terkumpul. Keajaiban sudut pandang. Ya, ada ribuan sudut pandang dan cerita untuk mengisahkan sebuah coffee shop. Satu mata terlalu sempit untuk melihat dunia. Buka mata dan temukan kekayaan cerita di sana.
Selamat menikmati!
Kemudian, ketika judul tersebut dihanyutkan ke linimasa, banyak teman lain yang bergabung. Pada akhirnya, 33 cerita singkat dari 22 penulis muda pun terkumpul. Keajaiban sudut pandang. Ya, ada ribuan sudut pandang dan cerita untuk mengisahkan sebuah coffee shop. Satu mata terlalu sempit untuk melihat dunia. Buka mata dan temukan kekayaan cerita di sana.
Selamat menikmati!
Kenapa buku ini?
Pertama, saya menyukai kopi.
Yaa, meskipun masih dalam taraf kopi instan tapi tetap saja judulnya kopi. Buku
ini dari judulnya saja berbau kopi, sehingga membuat penasaran saya untuk
membacanya. Jadi bisa dibilang, saya tertarik membaca buku ini gara-gara: kopi!
Kedua, teknik penulisan buku
ini sungguh sangat unik. Jadi begini, buku ini ditulis bareng-bareng oleh
belasan orang. Nah, setiap orang menulis bab yang berbeda, tetapi tetap based
on judul dari buku ini. Terserah, orang itu mau melanjutkan cerita dari orang
sebelumnya atau menulis dari sudut pandang lain. Yang jelas, menurut saya konsep
itu sangat menarik, walaupun memang terkadang terdapat cerita yang agak tidak
nyambung, tapi overall saya puas.
Ketiga, cara penulisan yang
unik ini telah menginspirasi saya dan teman-teman untuk menulis kisah yang
serupa, maksudnya serupa dalam cara penulisannya, bukan temanya. Tapi ya itu
tadi, semangat menulis yang maju mundur akhirnya hanya membuat proyek ini gagal
lagi, berhenti di tengah jalan. Mudah-mudahan sih suatu saat proyek ini bisa
dilanjutkan lagi, amiiin...
Keempat, salah satu penulis
buku ini ialah teman satu komunitas di Blogger Buku Indonesia. Bertambah lagi
deh teman saya yang telah memiliki buku yang diterbitkan.
Cover Lama
Edisi buku ini yang saya
miliki ialah edisi dengan cover lama, dan tak lama kemudian, cover buku ini
akhirnya diganti, mungkin agar lebih menarik pembaca, karena memang, edisi
cover lama buku ini kurang menarik menurut saya.
Berkat buku ini juga saya
berkenalan dengan dunia blog, terutama yang berkaitan dengan dunia penulisan.
Hal ini disebabkan oleh karena beberapa penulis buku ini merupakan blogger yang
rajin mengadakan event menulis bareng, terutama dalam hal Flash Fiction (FF).
Lumayanlah, ada beberapa FF saya yang kemudian terlahir meskipun saya yakin
cerita yang saya bikin belum ada apa-apanya.
Akhirnya, berakhir juga
tantangan ini. Saya sudah kembali ke blog, pulang ke blog, meskipun tulisan ini
dihasilkan di gadget. Saya sih gak berharap muluk, Inferno atau Murakami aja,
gak usah banyak-banyak. Buku-buku yang berkesan bagi saya ternyata memang
semuanya buku lokal, meskipun ada beberapa buku favorit lain seperti Harry
Potter dan pasangan detektif Kosasih-Gozali, namun kesan yang ditimbulkan belum
sebanyak lima buku yang daya share ini.
Terima kasih buat
@irwanbajang sebagai pak supir, semoga angkutannya tetap laris manis. Sampai
berjumpa di tantangan berikutnya, semoga di tantangan selanjutnya blog yang anda
kelola belum berdebu dan bersarang laba-laba. Jangan kebut-kebutan Pak, ingat
anak istri di rumah. Jangan juga menerobos busway, karena saya akan ada di sana
untuk #Buswaykick #eh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar