Beranjak dari kisah sebelumnya, kali ini Balsa kembali ke negeri Kanbal, nnegeri
kelahirannya untuk membersihkan nama baik ayah angkatnya, Jiguro. Nama Jiguro
menjadi buruk di Kanbal gara-gara ia melarikan Balsa ketika Balsa berumur enam tahun, dan ia pun mencuri cincin
dari Tombak Kanbal. Tombak Kanbal
sendiri ialah para petarung ahli tombak yang menjadi pengawal Raja Kanbal. Kanbal
ini terdiri dari sembilan klan, Balsa merupakan klan Yonsa, sedangkan Jiguro
adalah klan Musa. Kakak dari Jiguro yaitu Kaguro ialah ketua klan Musa,
sedangkan adiknya, Yuguro, adalah salah satu Tombak Kanbal. Jeleknya nama
Jiguro sendiri akibat liciknya raja Kanbal sebelumnya, yaitu Rogsam. Ia pandai
memutarbalikkan kata-kata dan fakta. Tabiat Rogsam ini juga menjadi tabiat
Yuguro, sehingga Yuguro ikut adil juga dalam membawa jelek nama Jiguro.
Dalam perjalannanya, Balsa memutuskan untuk melewati jalan
pintas berupa gua. Tak disangka, Balsa bertemu dua orang kakak-adik, Kassa dan
Gina. Mereka berdua sedang kritis karena akan diserang oleh Hyohlu, yaitu
makhluk gaib penunggu gua yang bertindak apabila ada yang berani untuk mencuri
batu berharga di gua itu. Balsa menyelamatkan kedua anak itu, dan ternyata
mereka adalah keponakan Jiguro, anak dari adik bungsu Jiguro yaitu Leena. Balsa
yang meminta kedatangannya ke Kanbal dirahasiakan oleh Kassa dan Gina akhirnya
harus berhadapan dengan bahaya karena dua anak itu terpaksa membocorkan rahasia
mereka tentang Balsa kepada ayah mereka dan kepada Kaguro dan Yuguro. Kaguro
dan Yuguro yang mengetahui bahwa anak angkat saudara mereka datang, lekas mengumumkan
bahwa Balsa merupakan ancaman bagi klan Musa dan negeri Kanbal. Mereka berpendapat
Balsa datang ke Kanbal guna membalas dendam.
Balsa, adalah salah satu ahli tombak paling hebat, maka
ancaman dari klan Musa ia hadapi hingga akhirnya ia terkena racun. Ketika terluka,
tanpa sengaja bertemu dengan Kaum Penggembala dan Kaum Penggembala pula yang
membuat Balsa pulih dari racun yang mengenainya. Sementara itu, Yuguro dan Raja
Radalle (anak dari Rogsam) sedang menyusun rencana guna menyerang Raja Gunung,
penguasa gua-gua di sekitar Kanbal. Sebuah rencana yang gila, karena sebenarnya
ada hal yang lebih besar dibandingkan Raja Gunung ini, hal yang bersifat sangat
rahasia tentang Raja Gunung, gua, hyohlu, bahkan kaum Penggembala itu sendiri. Rahasia
yang akhirnya diketahui Balsa, dan ia pun harus melindungi Kanbal dari
kehancuran dari tindakan yang akan diambil Yuguro dan Raja Radalle.
Awalnya, agak membosankan membaca buku ini. Fantasi sudah kurang
menarik minat saya untuk membaca, namun ternyata saya salah. Terjemahan yang
bagus, alur yang jelas, serta fantasi yang tidak terlalu ngawur membuat saya
perlahan-lahan menyukai kisah ini dan menyukai
bagaimana Jepang kaya akan fantasi-fantasi yang terdengar tak masuk
akal. Kisah ini sendiri murni fiksi, ya namanya juga fantasi, dan juga cocok
untuk anak-anak. Apalagi Moribito memang ada kisah dalam manga-nya pula. Bagaimana
ceritanya saya tidak tahu, namun sepertinya memang menceritakan Balsa si ahli
tombak.
Kisah fantasi buku ini hanya sekedar adanya dunia gaib yang
berkebalikan dari bumi yang kita diami. Selain hal itu, kisah dari buku
terbilang masuk logika, tak ada kisah-kisah naga, walaupun ada juga makhluk
fantasi yang akhirnya muncul tetapi tidak diceritakan secara detail. Ada pula
Kaum Penggembala yang mempunyai postur lebih kecil dari manusia normal, ini
mengingatkan saya kepada kaum Hobbit.
Kekuatan lain buku ini yaitu adanya istilah-istilah khusus
yang penulis gunakan dalam menceritakan bkisah Balsa ini. Istilah ini tak hanya
berkutat pada masalah makanan yang cenderung “aneh-aneh”, tetapi juga merambah
ke bidang lain seperti waktu. Ya, negeri Kanbal memiliki istilah waktu sendiri,
berbeda dengan jam dan menit yang biasanya dikenal orang. Kekuatan lainnya
terletak pada ilustrasi-ilustrasi yang ada di dalam buku. Ilustrasi yang
digambarkan sungguh sangat menggambarkan keadaan yang sedang diceritakan.
Empat tombak untuk buku terakhir dwilogi Moribito ini.
Judul: Moribito: Guardian of the Darkness
Penulis: Nahoko Uehashi
Tebal: 342 hal.
Penerbit: Matahati
Tahun Terbit: 1999 (1st) / 2010 (terjemahan)
Rate: 4/5
Rekomendasi Usia: > 10 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar