Syereeeemmm...
Saya baca versi ebook
nih, guna memenuhi tantangan pribadi. Ya, namanya juga Lupus, lumayan
bisa bikin ngakak, minimal senyum-senyum lah, tapi tetep aja lucu. Judul buku
ini terinspirasi dari cerita tentang Drakuli, teman Lulu yang jago kimia.
Drakuli ini tinggal di tanah pekuburan, sebabnya, sang ayah adalah pemilik
tanah yang disewakan untuk dijadikan makam. Nah, unsur seramnya ini yaitu
ketika Lupus diminta Lulu untuk mengantarkan ke rumah Drakuli guna memberikan
surat dari sekolah. Lupus yang mau gara-gara disogok uang jajan pun akhirnya
terpaksa menuruti keinginan Lulu, walaupun gosip tentang tangan buntung yang
mengetuk pintu masih hangat-hangatnya beredar di kompleks Lupus.
Cerita di buku ini tidak hanya seputar Drakuli. Maka dari
itu saya berpendapat bahwa ini merupakan cerpen dari Lupus. Dan memang tipikal
Hilman (yang saya tangkap dari buku-buku Lupus yang telah saya baca), tidak
menyajikan suatu buku dengan jalan cerita dengan hanya satu tema, tapi
berbeda-beda tema dan cerita di setiap judulnya. Ada cerita tentang kelas Lupus
yang sangat indah (katanya), yang tidak bisa dipertahankan lebih lanjut
gara-gara kepsek keukeuh mengadakan penggusuran demi pengadaan dan pembesaran
lahan parkir sekolah. Ada juga cerita tentang perjalanan Lupus cs ke Yogya
dalam rangka mengisi liburan sekolah, rencana untuk menginap di rumah kawannya
Anto akhirnya harus buyar secara sia-sia.
Yang istimewa dari buku ini, Lupus bertemu dengan salah satu
karakter ciptaan Hilman juga yang akhirnya dibuat buku sendiri. Mungkin mudah
ditebak ya, clue-nya adalah: dia seorang penyiar radio. Namun sayang,
kebersamaan dan pertemuan Lupus dengan tokoh ini hanya sebentar dan terkesan
mengambang. Bisa dibayangkan kocak dan gilanya kalau dua tokoh ini benar-benar
dikolaborasikan di dalam sebuah cerita.
Akhirnya, bagi para pecinta Lupus. Buku ini mungkin bisa menjadi hiburan di kala
bulan puasa seperti ini. Dengan lawakan jaman dulu yang walaupun agak garing
dan maksa, tapi tetap bisa membuat senyum. Juga mengingatkan ke jaman dahulu
kala, dimana teknologi belum seperti sekarang, sehingga menulis pun harus
menggunakan mesin tik, serta kenalan pun harus dengan surat-suratan. Satu hal
lagi, mungkin agak bingung dengan nilai tukar di buku ini, dimana limapuluh
perak masih laku disini, sehingga butuh penyesuaian apabila nantinya akan
diterbitkan ulang.
So, saya beri rate 4 dari 5 bintang untuk buku ini, saya
rekomendasikan untuk kalian yang mencari bacaan yang amat sangat ringan dan
ingin bernostalgia.
Judul: Lupus: Ih, Syereeem!
Penulis: Hilman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Juli 1990
Tebal: 123 hal.
Rate: 4/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar