Nostalgia, itulah yang saya rasakan ketika menyentuh, dan
membaca buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling ini. Semasa kecil, kisah
Mowgli ini memang sempat menjadi salah satu favorit saya, entah itu dalam
bentuk film yang dibuat disney, maupun dalam bentuk games. Tapi terus terang
saja saya tak menyangka The Jungle Book ini ada bukunya. Bahkan saya baru tahu
setahun belakangan ini kalau The Jungle Book ini merupakan sebuah buku
legendaris yang juga masuk daftar 1001 buku yang wajib dibaca sebelum wafat.
Sempat terkejut juga ketika mengetahui bahwa buku ini bukan
murni kisah Mowgli dan teman-temannya di dalam hutan. Nyatanya, buku ini
merupakan kumpulan cerita-cerita pendek yang tidak hanya berkisah tentang
Mowgli saja. Namun yang pasti, buku terbitan Serambi ini berkaitan dengan
hewan-hewan, bahkan cenderung menyerupai fabel, meski tak semuanya berformat
seperti itu.
Buku setebal 239 ini terdiri dari 11 bab, dan tak semua bab
merupakan cerita pendek. Hanya 6 bab yang merupakan cerita pendek, sedangkan
sisanya berupa lirik lagu yang merupakan bagian dari cerita pada bab-bab
sebelumnya. Mengapa lirik lagu? Praduga saya ialah karena Kipling telah lama di
India, dan seperti telah diketahui bahwa film di India identik dengan lagu dan
joget, makanya itu Kipling memasukkan juga lirik-lirik lagu di dalam buku ini. Sudah
menjadi tradisi sepertinya.
Kisah Mowgli sendiri seperti telah diceritakan di atas
mendapatkan porsi yang paling besar, ada 3 cerita pendek tentang Mowgli. Cerita
pertama ialah Mowgli dan Saudara
Serigala. Kisah ini merupakan awal mula kedatangan Mowgli di hutan. Dimana ia
akhirnya dipelihara oleh keluarga serigala dan akhirnya “diakui” oleh seluruh
penghuni hutan dengan jaminan dari Baloo si beruang madu dan Bagheera si Macan
Kumbang. Mowgli pun belajar tentang kehidupan di hutan dari Baloo, Bagheera dan
keluarga serigala, selain itu, Mowgli pun dilindungi oleh pimpinan para
serigala, yaitu Akela. Masalah dimulai ketika Akela sudah terlalu lemah untuk
memimpin kaumnya, disinilah Mowgli mulai mendapat tentangan dari Shere Khan si
Harimau, karena Shere Khan sudah lama mengincar Mowgli untuk ia buru namun
terganjal oleh status Mowgli yang “dilindungi”. Oleh karena kemunduran inilah
Shere Khan mulai berani berkoar kembali tentang nasib Mowgli yang ia pikir tak
pantas berada di tengah hutan bersama para binatang. Kisah kedua Mowgli yaitu Lagu Berburu Kawanan Seeon. Kisah ini
menceritakan Mowgli yang diculik oleh sekawanan monyet untuk dijadikan hiburan.
Baloo dan Bagheera yang kelabakan akhirnya meminta bantuan Kaa si ular piton,
yang juga merupakan makhluk yang paling ditakuti oleh para monyet itu. Usaha penyelamatan
Mowgli ini diwarnai oleh Nyanyian Berburu yang Mowgli pelajari dari Baloo,
seberapa mahir Mowgli mennguasai Nyanyian inilah yang menjadi kunci proses
penyelamatan Mowgli kali ini. Cerita terakhir tentang Mowgli yaitu Harimau Harimau. Bukan, kisah ini bukan
karangan Mochtar Lubis, namun hanya judulnya saja yang sama. Kisah ini
bercerita tentang Mowgli yang kembali ke perkampungan manusia. Banyak tantangan
yang Mowgli alami disini, mulai harus belajar berbicara manusia, sampai pandangan
miring dari masyarakat mengenai dirinya yang dicurigai mempunyai kekuatan
mistis. Satu masalah terbesar lain Mowgli ialah munculnya Shere Khan si harimau
musuh bebuyutan Mowgli di perkampungan tersebut. Disinilah Mowgli dan Shere
Khan akhirnya berhadapan secara langsung.
Anjing Laut Putih
juga merupakan sebuah fabel yang bercerita tentang kehidupan anjing laut. Kotick,
si anjing laut unik karena berwarna putih, warna yang tak lazim bagi anjing
laut, terpana ketika melihat setiap tahunnya para anjing laut dibantai oleh
manusia. Tak ada tindakan dari kawanan anjing laut lainnya mengenai peristiwa
ini, maka Kotick berinisiatif untuk mencari tempat tersembunyi dari manusia
untuk menyelamatkan kawanannya. Petualangan Kotick dalam mencari suatu tempat
baru bagi kawanannya memakan waktu bertahun-tahun dan membawa Kotick berkenalan
dengan spesies-spesies laut lainnya. Rikki-Tikki-Tavi
bercerita tentang seekor Mongoose, sejenis luwak, bernama Rikki-Tikki. Petualangan
Rikki-tikki ini terjadi di sebuah rumah keluarga manusia dan bercerita tentang
perseteruan antara Mongoose dengan ular. Dengan dibantu Darzee, seekor burung,
Rikki-tikki berhadapan dengan Nag dan Nagaina, sepasang ular yang ingin
mencelakakan keluarga manusia tersebut.
Cerita terakhir di buku yang berkover Mowgli dan kawan-kawannya
ini berjudul Toomai sang Penakluk Gajah.
Cerita ini satu-satunya yang bukan fabel dan agak sulit dipahami. Cerita ini
mengingatkan saya kepada buku berjudul Kim yang juga karangan Kipling yang juga
sangat sulit untuk dipahami. Bercerita tentang klan Toomai, yang turun-temurun
berprofesi sebagai pawang gajah selama tiga generasi. Generasi keempat, Toomai
si mungil ingin mengikuti jejak para leluhurnya. Ia pun diramal oleh salah satu
pemimpin untuk menjadi pawang yang hebat apabila ia melihat sebuah tarian
gajah. Para anak buah pemimpin tersebut terang saja menertawakan hal tersebut,
karena tarian gajah merupakan sebuah hal yang mustahil. Jadi, secara tidak
langsung, Toomai mungil tak akan menjadi seorang pawang hebat menurut pemimpin
tersebut. Toomai mungil yang belum mengerti apa-apa tetap antusias mendengar
ramalan tersebut, dan tetap berimpian dan berusaha untuk melihat tarian gajah
tersebut.
Setelah membaca buku ini, terjawab sudah pertanyaan saya
ketika kecil dahulu: mengapa buku ini berjudul the Jungle Book. Ternyata, buku
ini bercerita mengenai kisah-kisah hutan dan binatang-binatang yang ada di
dalamnya, jadi tak hanya Mowgli semata yang terang saja tidak terlalu
mencerminkan “Buku Hutan” itu sendiri. Empat bintang untuk buku yang menarik
dan membawa pembacanya nostalgia ke masa lalu. Sangat pula direkomedndasikan
untuk bacaan anak-anak di atas 10 tahun, mengingat masih ada sedikit adegan
kekerasan yang terselip di edisi asli buku ini.
Judul: The Jungle Book
Penulis: Rudyard Kipling
Tebal: 246 hal.
Penerbit: Atria
Tahun terbit: 1894 (1st) / 2011 (terjemahan)
Rate: 4/5
Rekomendasi Usia: >10 tahun
baru nonton film kartun sama movienya..
BalasHapusnovelnya lebih baguskah..?
Review Film Jungle Book