Laman

Jumat, 30 Agustus 2013

Perry Mason yang Terlalu Pintar



Buku pertama Perry mason yang saya baca. Sempat sangta tergiur dengan embel-embel “Penulis Kisah Misteri Terlaris di Dunia”, ternyata Erle Stanley Gardner, si penulis buku ini membuat saya agak kecewa. Entah, saya yang kurang cocok membaca buku sejenis ini, atau memang ceritanya yang membosankan. Untuk sekedar meraba, mungkin benar salah satu ucapan teman saya bahwa Perry Mason sejenis dengan karya-karya John Grisham, walau setahu saya Grisham lebih intens mengangkat masalah tentang hukum dan peradilan. Perry Mason ini “bermain” di pengadilan juga tetapi penyelidikan yang ia lakukan lebih mendalam dan detail, sehingga bisa dibilang ia adalah seorang penasihat hukum sekaligus detektif.

Judul buku ini juga cukup bombastis: Kisah Mayat yang Melarikan Diri. Saya yakin, yang pertama terpikir di benak pembaca sekalian tentang melarikan diri ialah seseorang yang lari terbirit-birit seolah sedang dikejar sesuatu. Begitu pulalah pemikiran saya tentang kisah ini, melarikan diri, mayat pula, terbayanglah sesosok berbalut kain putih yang lari terbirit-birit melarikan diri. Ya, tetapi bukan seperti itu ceritanya, ini lebih sederhana. Seorang saksi melaporkan bahwa ada sesosok manusia yang melarikan diri melalui jendela padahal di rumah tersebut baru saja terjadi tragedi kematian. Kematian ini sendiri menimpa seseorang yang juga suami dari klien Mason. Klien Mason ini sendiri memakai jasa dari Mason guna merampas sebuah surat wasiat dari suaminya. Si klien ini telah curiga bahwa si suami menipu dan memerasnya, apalagi ia mendengar kabar berita bahwa si suami telah membuat surat wasiat yang anehnya bukan ditujukan untuknya, tetapi untuk pihak yang berwajib, untuk kemudian dibaca dan diambil tindakan oleh pihak berwajib tersebut. Suami si klien ini sendiri memang telah terbukti memeras istrinya mengingat sang istri mendapatkan warisan yang sangat besar dari paman jauhnya. Sampai suatu ketika, si suami ini akhirnya tewas, prasangka menunjuk kepada sang istri, apalagi hubungan mereka pun telah rusak, dan si istri pun telah terbukti menyewa Mason untuk mengambil surat wasiat dari tangan suaminya. Disinilah peran Mason untuk membela kliennya dan membuktikan serta menyelidiki bahwa hal tersebut tidak benar.

Mason ini dianugerahi otak dan kepintaran yang cemerlang. Hal ini dapat terlihat ketika ia dan asistennya terjebak di dalam rumah suami si klien tersbut sedangkan rumah tersebut kosong. Dengan cekatan Mason mampu bersilat lidah dengan sheriff setempat dan menyelamatkan dirinya dengan gemilang dari ancaman memasuki rumah orang lain tanpa ijin. Kemampuan Mason ini jugalah yang ditunjukkannya dalam persidangan kematian suami dari kliennya. Mason yang yakin kliennya tidak bersalah berani untuk berkorban dan menyeldiki sendiri kasus ini dan menemani kliennya hingga ke pengadilan. Dengan penyelidikan yang intensif dari Mason kasus mayat kabur ini dapat terungkap sepenuhnya hingga motif sekecil-kecilnya terungkap dengan gemilang.


Kemampuan Mason dalam bersilat lidah memang sangat brilian. Proses persidangan pun berjalan dalam “kendali”-nya. Untungnya, ia berada dalam pihak yang “benar”, sehingga kemampuannya itu tidak menjadi sia-sia karena telah digunakan untuk kebaikan. Mason ini sendiri bisa dibilang sangat kaya, bagaimana perjalanan menggunakan pesawat pribadi (walau sewaan) pun dapat ia lakoni tanpa kekurangan biaya, belum lagi asistennya di kantor yang sangat setia padanya sampai-sampai ikut-ikut Mason dalam blusukan menyelidiki kasus ini, tentunya butuh lumayan biaya dalam membiayai pekerjaan ini. Sayangnya, menurut saya kisah ini terlalu bertele-tele dan membosankan, hampir tidak ada aksi menegangkan yang terjadi di buku ini, settingnya sendiri menjelang akhir-akhir buku lebih berkutat di lingkungan pengadilan, mirip sekali dengan John Grisham. Ini membuat saya agak bertanya-tanya, terlaris di dunia kok seperti ini? Mason juga menurut saya tokoh yang terlalu sempurna, ia seakan mampu membaca segala situasi dan kondisi, tanpa cela sedikitpun, luar biasa. Hal-hal inilah yang membuat saya hanya memberi dua bintang kepada buku ini, awal perkenalan yang cukup buruk, mungkin butuh membaca kisah Perry Mason lain untuk merubah paradigma ini. Tetapi bagaimana bisa, gramedia sendiri seolah agak malas untuk menerbitkan ulang, satu suarakah dengan saya dalam menilai buku ini? Siapa tahu.


Judul: Kasus Mayat yang Melarikan Diri
Penulis: Erle Stanley Gardner
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 354 hal.
Tahun Terbit: 1954 (1st) / 1993 (terjemahan)
Rate: 2/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar