Buku pertama Perry mason yang saya baca. Sempat sangta
tergiur dengan embel-embel “Penulis Kisah Misteri Terlaris di Dunia”, ternyata
Erle Stanley Gardner, si penulis buku ini membuat saya agak kecewa. Entah, saya
yang kurang cocok membaca buku sejenis ini, atau memang ceritanya yang
membosankan. Untuk sekedar meraba, mungkin benar salah satu ucapan teman saya
bahwa Perry Mason sejenis dengan karya-karya John Grisham, walau setahu saya
Grisham lebih intens mengangkat masalah tentang hukum dan peradilan. Perry
Mason ini “bermain” di pengadilan juga tetapi penyelidikan yang ia lakukan
lebih mendalam dan detail, sehingga bisa dibilang ia adalah seorang penasihat
hukum sekaligus detektif.
Judul buku ini juga cukup bombastis: Kisah Mayat yang
Melarikan Diri. Saya yakin, yang pertama terpikir di benak pembaca sekalian
tentang melarikan diri ialah seseorang yang lari terbirit-birit seolah sedang
dikejar sesuatu. Begitu pulalah pemikiran saya tentang kisah ini, melarikan
diri, mayat pula, terbayanglah sesosok berbalut kain putih yang lari
terbirit-birit melarikan diri. Ya, tetapi bukan seperti itu ceritanya, ini
lebih sederhana. Seorang saksi melaporkan bahwa ada sesosok manusia yang
melarikan diri melalui jendela padahal di rumah tersebut baru saja terjadi tragedi
kematian. Kematian ini sendiri menimpa seseorang yang juga suami dari klien
Mason. Klien Mason ini sendiri memakai jasa dari Mason guna merampas sebuah
surat wasiat dari suaminya. Si klien ini telah curiga bahwa si suami menipu dan
memerasnya, apalagi ia mendengar kabar berita bahwa si suami telah membuat
surat wasiat yang anehnya bukan ditujukan untuknya, tetapi untuk pihak yang
berwajib, untuk kemudian dibaca dan diambil tindakan oleh pihak berwajib
tersebut. Suami si klien ini sendiri memang telah terbukti memeras istrinya
mengingat sang istri mendapatkan warisan yang sangat besar dari paman jauhnya.
Sampai suatu ketika, si suami ini akhirnya tewas, prasangka menunjuk kepada
sang istri, apalagi hubungan mereka pun telah rusak, dan si istri pun telah terbukti
menyewa Mason untuk mengambil surat wasiat dari tangan suaminya. Disinilah
peran Mason untuk membela kliennya dan membuktikan serta menyelidiki bahwa hal
tersebut tidak benar.
Mason ini dianugerahi otak dan kepintaran yang cemerlang.
Hal ini dapat terlihat ketika ia dan asistennya terjebak di dalam rumah suami
si klien tersbut sedangkan rumah tersebut kosong. Dengan cekatan Mason mampu
bersilat lidah dengan sheriff setempat dan menyelamatkan dirinya dengan
gemilang dari ancaman memasuki rumah orang lain tanpa ijin. Kemampuan Mason ini
jugalah yang ditunjukkannya dalam persidangan kematian suami dari kliennya.
Mason yang yakin kliennya tidak bersalah berani untuk berkorban dan menyeldiki
sendiri kasus ini dan menemani kliennya hingga ke pengadilan. Dengan
penyelidikan yang intensif dari Mason kasus mayat kabur ini dapat terungkap
sepenuhnya hingga motif sekecil-kecilnya terungkap dengan gemilang.
Kemampuan Mason dalam bersilat lidah memang sangat brilian.
Proses persidangan pun berjalan dalam “kendali”-nya. Untungnya, ia berada dalam
pihak yang “benar”, sehingga kemampuannya itu tidak menjadi sia-sia karena
telah digunakan untuk kebaikan. Mason ini sendiri bisa dibilang sangat kaya,
bagaimana perjalanan menggunakan pesawat pribadi (walau sewaan) pun dapat ia
lakoni tanpa kekurangan biaya, belum lagi asistennya di kantor yang sangat
setia padanya sampai-sampai ikut-ikut Mason dalam blusukan menyelidiki kasus
ini, tentunya butuh lumayan biaya dalam membiayai pekerjaan ini. Sayangnya,
menurut saya kisah ini terlalu bertele-tele dan membosankan, hampir tidak ada
aksi menegangkan yang terjadi di buku ini, settingnya sendiri menjelang
akhir-akhir buku lebih berkutat di lingkungan pengadilan, mirip sekali dengan
John Grisham. Ini membuat saya agak bertanya-tanya, terlaris di dunia kok
seperti ini? Mason juga menurut saya tokoh yang terlalu sempurna, ia seakan
mampu membaca segala situasi dan kondisi, tanpa cela sedikitpun, luar biasa.
Hal-hal inilah yang membuat saya hanya memberi dua bintang kepada buku ini, awal
perkenalan yang cukup buruk, mungkin butuh membaca kisah Perry Mason lain untuk
merubah paradigma ini. Tetapi bagaimana bisa, gramedia sendiri seolah agak
malas untuk menerbitkan ulang, satu suarakah dengan saya dalam menilai buku
ini? Siapa tahu.
Judul: Kasus Mayat yang Melarikan Diri
Penulis: Erle Stanley Gardner
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 354 hal.
Tahun Terbit: 1954 (1st) / 1993 (terjemahan)
Rate: 2/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar