Laman

Rabu, 13 Maret 2013

Move On dari Kirrin




Kali ini liburan paskah. Lima sekawan kembali berlibur di Kirrin untuk menyambut petualangan mereka berikutnya, setelah tiga petualngan sebelumnya yang sangat mendebarkan. Saat itu musim semi, di Kirrin angin berhembus sangat kencangnya, sehingga liburan anak-anak kacau balau. Penyebab liburan mereka berantakan ialah adanya pohon tumbang yang menimpa rumah George! Kamar anak-anak berantakan, mereka pun hampir menjadi korban, terbayang sudah liburan mereka yang gagal dan mereka pun terancam untuk kembali ke asrama sekolah.

Sarang penyelundup...

Tiba-tiba Paman Quentin teringat kepada temannya sesama ilmuwan yang tadinya akan berkunjung ke Kirrin, Lenoir. Kebetulan anak dari Lenoir yaitu Pierre Lenoir merupakan teman sesekolah Julian dan Dick. Maka dikirimlah anak-anak kesana oleh Paman Quentin, ke Sarang Penyelundup, bukan dalam arti sebenarnya, karena Sarang Penyelundup itulah nama rumah dari keluarga Lenoir. Sayangnya, ayah Pierre tidak menyukai anjing, jadi Tim terancam tidak dapat ikut, namun bukan George namanya jika menyerah begitu saja.

Lenoir, dalam bahasa Perancis artinya ialah hitam. Itu pula yang menginspirasikan teman-teman Pierre untuk memanggil dirinya dengan sebutan si Hangus. Bukan asala sebut nama, karena memang dari mata, warna kulit yang agak kecoklatan sampai rambut dan alis Pierre, semua berwarna gelap. Sehingga layaklah Pierre disebut si Hangus. Kenetulan Pierre juga tidak keberatan, karena pada dasarnya si Hangus juga merupakan anak yang supel, ceria, ramah, bahkan sedikit jahil.

Ternyata, nama Sarang Penyelundup bukan hanya nama secara harfiah saja, pada kenyataannya, dahulu di tempat tersebut banyak penyelundup yang berkeliaran. Bahkan, banyak lorong-lorong rahasia di bawah tanah kediaman si Hangus! Ada yang menuju ke arah kota, ke arah rawa-rawa, bahkan lorong yang menghubungkan bagian-bagian rumah tersebut di bawah tanah!

Sebelumnya anak-anak berpendapat bahwa liburan mereka kali ini akan datar-datar saja, tanpa petualangan apa-apa. Tetapi mereka salah, Sarang Penyelundup ternyata masih menyimpan beberapa penyelundup yang tetap eksis. Anak-anak pun mulai mengendus kehadiran dan tanda-tanda adanya penyelundup tersebut, sampai akhirnya nyawa anak-anak pun terancam karena para penyelundup itu tidak main-main terhadap siapapun yang menghalangi mereka.

Yup, kali ini Lima Sekawan bertualang jauh dari Kirrin, akhirnya. Apalagi, ada anak baru yang mengikuti petualangan tersebut selain mereka berlima. Ya, si Hangus ternyata klop dengan anak-anak, dan dia pun ikut berpetualang bersama mereka, karena dia pun ternyata menyukai petualangan.

Kisah di buku ini lebih mendebarkan dibanding buku-buku sebelumnya. Terancamnya nyawa anak-anak secara serius oleh para penyelundup membuktikan bahwa kali ini petualangan mereka bukan main-main. Juga lorong-lorong serta katakombe yang diceritakan membuat pembaca dapat larut di dalam ceritanya. Bagaimana anak-anak berjalan-jalan melalui lorong-lorong bawah tanah tersebut, mengingatkan kita bahwa pada jaman dahulu kala lorong-lorong tersebut benar-benar pernah ada di dunia nyata. Kesempitan dan terjalnya lorong-lorong tersebut seolah-olah membuat juga pembaca ikut terlarut dan kecapekan dalam membaca buku ini.

Dari segi cerita, penjahat di buku ini sebenarnya agak sulit ditebak. Bagaimana Enid Blyton membuat teka-teki tentang siapakaha dalang sebenarnya sungguh sangat membingungkan. Dari sini dapat dipetik pelajaran bahwa penampilan luar tidak dapat dijadikan acuan untuk watak seseorang. Karena belum tentu seseorang galak merupakan orang jahat, begitu pula sebaliknya.

Akhirnya, setelah terbius buku ini, saya memberikan bintang lima untuk petualangan ini. Mengenai rekomendasi usia untuk anak-anak Indonesia, saya masih condong kepada usia 10 tahun ke atas. Bukan apa-apa, saya kurang bisa membayangkan kejadian ini terjadi pada anak usia 12-14 tahun di Indonesia sini.

buku ini dibaca dalam rangka mengikuti Fun Months 2 di Fun Year Event with Children Literature disini


Judul: Lima Sekawan: Ke Sarang Penyelundup
Penulis: Enid Blyton
Tebal: 272 hal.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rate: 5/5
Rekomendasi Usia: > 10 tahun

1 komentar: