Don’t follow me ever...
Kata itu ada di dalam buku Evermore ini, dan artinya memang
ambigu, karena tokoh wanita utama di novel ini adalah Ever. Jadi, kalimat don’t follow me ever itu bisa berarti Jangan pernah ikuti aku, atau Ever, jangan ikuti aku! Nah, ambigu
yang mau saya bahas adalah ambigu yang pertama. Ya, jangan pernah ikuti aku
dalam memilih buku ini sebagai buku tantangan SRC! Frontal ya? Peace to
ramundro ama mbak Laras, tapi saya tidak bisa menikmati buku ini. 400-an
halaman buku yang biasanya bisa dilahap sekitar 3 hari, ini melebar dan memulur
menjadi seminggu.
Lalu apa masalahnya? Dilihat dari cover dan judul, Evermore, seri Immortal, jujur aja
mengingatkan saya kepada salah satu novel fantasi terbaik versi saya, yaitu
Immortal of Nicholas Flamel. Tapi apa mau dikata, buku ini sangat mengecewakan.
Bayangkan saja, dari awal buku saja saya sudah dibuat kecewa. Buka halaman
awal, ada endorsment-nya. Saya yang biasanya membaca endorsment belakangan,
terjebak membaca endorsment ini. Bukan 1-2 halaman, tapi sampai 9 halaman! Oh my,
apalagi baca pas malem-malem, keburu ngantuk duluan abis baca endorsment,
walhasil bab 1 terpaksa dipending dulu.
Masalah lain yaitu mengenai nama tokoh. Ah, namanya
aneh-aneh: Ever, Damen, Drina, Miles, Ava, Riley (nama cewek), Haven, dll. IMO,
nama-nama itu bukan nama yang familiar di dunia perbukuan, apalagi di dunia
nyata! Kalau satu-dua yang memakai nama aneh mungkin gak masalah, tapi ini
hampir semua tokoh, ah...
Alur buku ini maju, ayo terus maju, sampai-sampai jeda antar
dua kejadian langsung terjadi begitu saja, begitu cepat. Misalkan saja, Ever
sedang berada di kamarnya berbincang dengan Riley, kemudian mereka pergi ke
sekolah. Eh, tiba-tiba saja Ever telah sampai di sekolah, berbincang dengan
Damen, dan memarkir mobil dii tempat biasanya. Catatan lain, masalah
parkir-mobil-di-tempat-biasa-di-sekolah hampir setiap bab yang menceritakan
tentang Ever di sekolah, pasti ada bagian ini, entah berapa kali diulang. Belum
lagi adegan makan di kantin, Haven makan cuppycake, Miles minum VitaminWater,
sama juga berulang-ulang, ah.. (lagi)
Masih penasaran sama ceritanya? As I say tadi, alur majuuu,
tapi kok dari awal buku sampai tengah buku yang dibahas masalah cintaaaa mulu
antara Damen dan Ever. Lucunya, baru ketauan Immortalnya justru di
tengah-tengah buku, tapi itu juga gak sampai jelas apakah Damen itu, vampirkah,
manusia serigalakah, atau memang hanya manusia abadi. Nah, penyebab
keabadiannya juga kurang jelas, tidak ada penegasan secara resmi kalau Damen
gara-gara blablabla jadi Immortal, nothing. Intinya adalah, Ever adalah seorang
gadis yang kehilangan seluruh keluarganya dalam sebuah kecelakaan. Setelah kecelakaan
itu, terjadi sesuatu pada Ever, dia jadi bisa melihat aura orang lain (list warna-warna
aura ada di bagian depan buku), membaca pikiran orang dengan cara menyentuhnya
dan yang paling mengejutkan, dia bisa bicara dengan adiknya yang sudah
meninggal, Riley. Akibat kecelakaan ini juga, akhirnya Ever tinggal bersama
tantenya, pindah dari rumah Ever sebelumnya. Di kota barunya ini, Ever yang
mukanya tercetak bekas luka gara-gara kecelakaan, disebut Si Orang Aneh oleh
teman-temannya. Sampai suatu saat, muncullah Damen (ganteng, sempurna, namun
warna auranya tak bisa Ever rasakan), tanpa bakbikbuk, deketlah mereka, HTS,
pacaran, kencan, bolos sekolah, gado-gadolah... yang paling spesial adalah
pemberian bunga Tulip merah bagi Ever, hampir setiap hari selama masa pacaran
mereka. Nah, semua berubah ketika Drina
muncul. Ternyata menurut pengakuan Drina, dialah istri dari Damen di masa lalu,
dan Ever, memang sejak dahulu kala sudah menjadi penghambat antara Drina dan
Damen. Terjadilah pertempuran nanggung antara Drina dan Ever di 1/9 akhir
bagian buku, ah (lagi), pertempurannya juga gitu-gitu doang, mengecewakan lah.
Jadi, semua tergantung kalian semua, tertarik gak sama buku
ini. Jangan pernah baca review ini dengan emosi, karena gak penting juga, toh
ini subyektif, buku ada untuk dikomentari kok. Senangnya saya, coba deh lihat
rating teman-teman di goodreads, ternyata banyak yang sependapat, hihihi.. jadi
sekali lagi, peace buat ramundro ama mbak Laras. :D
Tunggu deh, ada dua kutipan menarik nih:
Memaafkan itu menyembuhkan, terutama menyembuhkan diri
sendiri.
Jadi maafkan apabila ada
yang tersinggung dengan review ini :O
Berhati-hatilah akan apa yang kau sampaikan, karena
kau mungkin saja akan mendapatkannya
Nah, mungkin saja kan, saya
bisa menang SRC dengan review ini :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar