City of Bones...
Satu lagi buku fantasi yang bercerita tentang nephilim,
vampir, manusia serigala, dan sejenisnya. Adalah Clary, seorang remaja wanita
yang tadinya “biasa-biasa” saja, yang sehari-harinya bergaul dan berkawan akrab
dengan Simon, harus menghadapi kenyataan bahwa Ibunya dan teman akrab ibunya,
Luke, merupakan Sang Pemburu Bayangan, nephilim yang lahir dari manusia dan
malaikat, dan mempunyai masa lalu yang rumit, tidak seperti kehidupan mereka
selama ini yang terkesan datar, dengan pekerjaan ibunya sebagai pelukis.
Awal dari terbongkarnya identitas asli Clary yaitu ketika
Ibunya menghilang. Clary yang pada saat kejadian sedang berada di suatu cafe
melihat hal yang seharusnya tidak bisa ia lihat (karena Simon tidak bisa
melihatnya) yaitu segerombol pemburu bayangan yang salah satunya adalah Jace. Maka
saat mengetahui bahwa ibunya telah menghilang, maka Jace-lah harapan Clary
untuk membantu menemukan ibunya. Di saat pencarian inilah timbul fakta-fakta
baru yang seharusnya tidak Clary ketahui, diantaranya ialah bahwa pikirannya
secara rutin dihapuskan, hingga tetangga satu apartemennya yang tinggal di
bawah apartemennya ternyata juga bukan manusia biasa. Banyak petualangan dan
(akhirnya) kisah percintaan yang terjadi di kala Clary dan Jace berusaha untuk
menelusuri jejak masa lalu dan terutama mencari ibunya, salah satu kejadian
yang sangat mencengangkan ialah ketika Clary akhirnya mengetahui ayah
kandungnya, bukan itu saja, ternyata Clary pun punya saudara yang sungguh tidak
disangka-sangka.
Well, buku ini sangat ringan untuk dibaca, begitu mengalir,
dengan font yang tidak terlalu kecil, sehingga tanpa terasa telah banyak
halaman yang kita lewati. Namun secara penceritaan, buku ini akhirnya
menekankan pada kisah cinta dua nephilim antara Jace dan Clary yang ternyata
tidak semulus perkiraan mereka. Karena diam-diam Simon juga begitu mengagumi
Clary. Buku ini juga telah menginspirasi adanya komunitas TMI (The Mortal
Instrument) Indonesia berdasarkan kisah dan senjata-senjata yang muncul di buku
ini.
Well, bagi saya pribadi, buku ini kurang begitu menarik,
karena seolah dipaksakan bahwa nephilim itu hidup memang seperti manusia biasa,
bahkan pikiran saya menerawang melihat Jace itu laiknya Edward Cullen di
Twilight Series. Mungkin karena sudah terlalu banyak genre buku sejenis ini,
yang membuat saya berpikiran kisah ini terlalu konyol, terlalu fantasi, belum
lagi terlalu cinta-cintaan, hingga benak saya sendiri masih belum bisa
membayangkan, sebenarnya Jace dan Clary itu makhluk seperti apa.
Rate dari saya 3 dari 5 bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar